Bab 3 : Jawaban

1.9K 167 45
                                    

"Apa yang sebenarnya kau lakukan selama satu minggu terakhir? Kau selalu sibuk dan membalas pesanku dengan sangat singkat! Kau tahu betapa khawatirnya aku di sini?"

Pertanyaan bernada menuntut itu disuarakan Kelsey begitu Jess menerima panggilannya.

"Aku pergi ke toko buku," jawab Jess dengan bibir mengulum senyum.

"Kau? Toko buku?" balas Kelsey tidak percaya. "Kau pasti bercanda. Cepat katakan padaku sebelum aku berubah menyeramkan."

Jess tertawa. Ia duduk di depan meja rias dan menyusuri permukaannya yang dicat warna putih, sama seperti semua barang yang berada di dalam kamarnya.

"Kau selalu menyeramkan, Kels," sahut Jess.

Mengerang, Kelsey membalas, "Katakan saja, Jess. Kau membuatku mati penasaran di sini. Dari suaramu aku tahu bahwa ibumu belum menghisap habis seluruh darahmu; kau tidak terdengar menderita. Lalu apa yang membuatmu begitu sibuk?"

Jess mendesah, masih dengan senyum di bibirnya.

"Aku bertemu dengan seseorang. Di toko buku."

"Benarkah? Siapa?" tanya Kelsey penasaran.

"Cameron Alston."

"Cam ... yang itu?" gumam Kelsey. "Anak laki-laki yang—"

"Ya, benar," sela Jess cepat. "Hanya ada satu Cam di kota ini. Dan dia ... berbeda sekarang. Maksudku, dia memang tampan sejak dulu, tapi.... Dia berbeda. Kau tahu?"

"Tidak, aku benar-benar tidak tahu," balas Kelsey.

"Dia membuatku merasa hidup, Kels. Aku tidak perlu berpura-pura di hadapannya. Dia tidak pernah menanyakan tentang pertunanganku, ataupun keluargaku. Dia ... menerimaku. Aku bisa mengatakan apa pun padanya. Aku selalu tersenyum juga tertawa ketika bersamanya. Aku merasa bebas."

Hening.

"Kels? Kau masih di sana?"

"Jesslyn Flair!" seru Kelsey lantang. "Apa kau sudah gila?! Jangan katakan padaku bahwa kau jatuh cinta pada pria itu!"

Jess terhenyak.

"Astaga, Jess.... Apa yang harus kulakukan padamu? Kau baru berpisah dariku selama dua minggu dan kau sudah jatuh cinta pada seorang anak tanpa ayah!"

"Aku tidak jatuh cinta!" sanggah Jess cepat.

"Mungkin masih terlalu awal untuk jatuh cinta, tapi aku yakin hatimu sudah terlibat terlalu jauh bersama anak tanpa ayah itu!"

"Kelsey," ucap Jess dengan ketenangan mematikan. "Jangan menyebutnya seperti itu. Dan dia sudah menjadi pria dewasa sekarang. Berhenti memperlakukannya seperti yang dilakukan mereka dulu. Kau tidak tahu betapa dalam rasa sesalku karena aku menjadi salah satu dari mereka. Aku ... aku sudah melewatkan kesempatan untuk mengenal seseorang yang istimewa."

"Oh, Jess...." Kelsey mendesah putus asa. "Dengarkan dirimu sendiri. Kau benar-benar tidak tertolong. Apa yang bisa kulakukan?"

Jess memejamkan mata. Berusaha mencari kalimat untuk menyanggah ucapan Kelsey tentang dirinya yang melibatkan hati. Namun hingga lama waktu berlalu, Jess tidak menemukan kalimat itu.

"Jess, dengarkan aku," pinta Kelsey sungguh-sungguh. "Aku tidak mengatakan ini untuk menghina pria itu, namun aku harus menyadarkanmu. Kalian tidak bisa bersama. Kau tidak akan pernah bersedia meninggalkan keluargamu dan mustahil ibumu akan membiarkan kalian begitu saja. Berhenti sebelum ibumu menyakitinya, Jess. Berhenti sebelum kalian berdua hancur tak terselamatkan."

Lost Soul (Lost #1)Where stories live. Discover now