Bab 7 : Rahasia

1.5K 169 20
                                    

"Di mana gadismu?"

Pertanyaan bernada datar itu membuat Cam mendongak. Di hadapannya sudah duduk Hunter. Seperti biasa, Cam langsung membuatkan minuman untuk pria yang bisa disebut sahabatnya itu. Paradise masih belum ramai, hingga Cam bisa sedikit santai.

"Dia pergi dengan Piper," jawab Cam menyebut nama salah satu pelayannya yang paling akrab dengan Jess. "Mungkin membeli baju atau sebagainya. Aku tidak tahu."

"Sudah berapa lama kau bersama gadis itu? Lima ... atau enam minggu?"

Cam tersenyum.

"Resminya baru lima minggu."

"Ini adalah rekormu, bukan? Selama dua tahun mengenalmu aku belum pernah melihatmu berkencan dengan satu gadis yang sama dalam jangka waktu yang lama."

"Hei," sergah Cam cepat. "Kau mengatakan hal semacam itu membuatku terlihat seperti pria tidak baik. Aku hanya belum bertemu orang yang tepat."

Hunter menarik satu sudut bibirnya.

"Dan gadismu itu sudah tepat?" tanyanya.

Cam mengangkat bahu. Segelas minuman tersaji di depan Hunter. Namun pria itu tidak langsung meminumnya. Ekspresi wajahnya begitu serius.

"Aku sudah lama ingin bertanya sesuatu pada gadismu itu," ucap Hunter kemudian.

"Apa?" balas Cam.

Hunter menggeleng. Tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Selama dua tahun mereka saling mengenal, Cam tahu bahwa itu adalah tanda Hunter sedang membicarakan masalah serius. Mau tak mau hal ini membuat kening Cam berkerut. Hal serius apa yang ingin Hunter tanyakan pada Jess hingga Cam tidak boleh mengetahuinya?

Cam menggeleng, memutuskan untuk meringankan suasana di sekitar mereka.

"Jika kau bertanya apa dia ingin pindah ke dalam pelukanmu, maka kau harus melangkahi mayatku dulu," sahut Cam.

Hunter mendengus.

"Kau terlalu berlebihan," komentar Hunter. Ia terdiam sesaat, lalu sebuah kesadaran menghantamnya. "Kau benar-benar menyukai gadis itu?"

Cam tidak menjawab. Namun hatinya berkata, lebih dalam dari sekadar menyukai. Aku memujanya. Bahkan tanpa sadar ... mencintainya....

***

"Terima kasih sudah mengantarku," ucap Jess seraya melangkah turun.

Piper, gadis bertubuh langsing dengan tindikan di hidung, menurunkan kaca jendela mobilnya dan tersenyum.

"Sampaikan salamku untuk Bos," sahutnya riang. "Aku senang pergi belanja bersamamu! Kita harus melakukannya lagi nanti! Tapi kita harus mengatur agar jadwal libur kita bersamaan!"

Jess tertawa, lalu melambaikan tangan dan mulai berjalan menuju Paradise.

Ketika hampir mencapai pintu, Jess melihat seseorang berdiri di sisi kanannya. Otomatis Jess menoleh.

Dan bertatapan dengan ibunya.

"Kau gadis jalang!" desis Hannah penuh kebencian. "Kau belum puas mempermalukanku? Setelah membatalkan pernikahanmu, kini kau menjadi pelayan bar? Ke mana harga diri yang begitu kau agungkan itu?!"

Jess mengambil satu langkah mundur, namun Hannah menahannya. Tangan Hannah yang kukunya dicat biru tua mencengkeram tangan Jess kuat-kuat.

Lost Soul (Lost #1)Where stories live. Discover now