"Tersenyum dan lakukan seperti yang kuperintahkan," bisik Hannah Flair.
Tangannya merapikan kembali gaun berwarna cokelat muda yang Jess kenakan. Setelah itu Hannah meneliti tatanan rambut Jess. Mendesah puas ketika tidak menemukan kekurangan.
"Kau akan menjadi menantu dari keluarga terkaya di kota ini. Bersikaplah sebaik mungkin," tambah Hannah dengan nada tidak terbantah.
Jess menarik napas dalam-dalam sebelum menuruni anak tangga rumahnya. Mata Jess menatap nanar pada punggung ibunya yang sudah berjalan lebih dulu. Jess tahu ia harus melakukannya. Ia akan tersenyum, membiarkan seorang pria asing menyematkan cincin di jarinya, lalu menyapa setiap tamu undangan dengan wajah penuh kebahagiaan. Jess pasti bisa melakukannya. Jess harus melakukannya.
Acara pertunangannya malam itu berjalan tanpa benar-benar Jess sadari. Yang ia tahu, ia melakukan segala hal yang diperintahkan ibunya. Tidak peduli seberapa sesak dadanya, Jess tetap tersenyum. Juga tidak peduli seberapa takut hatinya, Jess tetap membiarkan tunangannya-Elliot Rothe-menggenggam tangannya juga memeluk pinggangnya.
"Aku akan kembali," bisik Elliot.
Setelah itu tangannya melepaskan pinggang Jess dan gadis itu menghela napas lega. Jess tidak tahu ke mana Elliot pergi, ia terlalu bahagia dengan fakta bahwa untuk pertama kalinya sejak dua jam yang lalu, ia bisa menghapus senyumnya. Jess menggunakan kesempatan itu untuk pergi ke kamar mandi dan menenangkan dirinya. Sekaligus meyakinkan hatinya bahwa ia mampu melewati semua ini. Jess akan bertahan. Jess tidak akan menyerah pada keadaan.
Ketika Jess kembali ke ruangan yang disulap ibunya menjadi tempat pesta, seorang pemuda dengan kemeja merah menarik perhatiannya.
Connor Eiren, adik Kelsey.
Jess menghampiri Connor dan menyapanya dengan seulas senyum. Senyum pertama yang tulus dari Jess malam itu.
"Connor, bagaimana kabarmu?" tanya Jess.
Connor menoleh.
"Kau sudah memasuki tahun terakhir di sekolah, bukan?" tanya Jess lagi. "Sudah memutuskan ke mana kau akan melanjutkan sekolah?"
"Apa kau tahu di mana kakakku berada?" balas Connor. "Apa ... dia pernah menghubungimu, meski hanya satu kali?"
Jess terdiam. Tak mampu menjawab.
"Jess, jika kau tahu sesuatu mengenai kakakku-"
"Maaf, Connor," sela Jess. "Aku tidak tahu...."
Connor mengatupkan rahangnya. Ada amarah nyata dalam kedua mata birunya, mata yang serupa dengan Kelsey.
"Mungkin benar dia sudah mati," desis Connor. Kakinya siap melangkah pergi.
"Tidak, tunggu-"
"Jangan campuri urusanku," potong Connor tajam. "Kau sama saja dengan mereka. Kau tidak peduli dengan kakakku. Tidak ada yang peduli padanya. Kalian semua meninggalkannya."
"Connor, bukan-"
Tiba-tiba gelak tawa Connor terdengar.
"Aku tidak membutuhkan penjelasanmu." Connor menyilangkan tangannya di depan dada, lalu berkata, "Lebih baik kau lihat apa yang sedang dilakukan oleh calon suamimu di taman belakang."
Setelah mengatakan itu Connor pergi meninggalkan Jess yang mengerutkan kening.
Tanpa membuang waktu, Jess melangkah menuju taman belakang rumahnya. Jess bahkan tidak sempat berpikir Connor berbohong, karena begitu sampai di pintu penghubung yang terbuat dari kaca, Jess bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh Elliot. Pria itu sedang mencium seorang gadis dan tangannya bergerilya dengan bebas di dalam gaun gadis itu.
YOU ARE READING
Lost Soul (Lost #1)
RomanceSinopsis : Jesslyn Flair dan Cameron Alston adalah dua orang berbeda latar belakang yang anehnya sama-sama merasa tersesat. Mereka tidak tahu di mana seharusnya mereka berada, ke mana seharusnya mereka menuju. Tujuan mereka terlalu abu-abu. Dalam...