Chapter 4

36 7 0
                                    

"Gila ya, akhirnya mereka jadian juga ya?" gumam Deri saat dia dan Arsa sibuk membereskan buku - buku dan alat tulisnya yang berserakan diatas meja.

Arsa hanya tersenyum lalu mengangguk setuju. Dia juga tidak menyangka kalau ternyata Ali akan seberani itu.

"Arsaaa!!"

Seketika Arsa dan Deri mendongak begitu mendengar suara seseorang menyerukan nama Arsa. Ternyata Sherina masih belum menyerah, memang akhir - akhir ini dia berusaha mendekati dan mengejar - ngejar Arsa, lagi. Dan sekarang dia tengah berdiri diambang pintu lalu melangkah menghampiri Arsa dan Deri.

"Ar, anterin aku ke mall yuk? Ada baju bagus kemarin aku lihat dionline shop." ujar Sherina bergelayut manja dilengan Arsa. Tapi buru - buru Arsa menepis tangan Sherina dari lengannya.

"Gue nggak bisa!"

"Ayolah, Ar please."

"Gue nggak bisa!"

Memangnya gue ini sopir lo apa! Umpat Arsa. Melihat perdebatan itu Deri segera bersiap angkat kaki dan pergi. Tapi seperti tau niat Deri itu Arsa langsung menahan bahu Deri dan menghentikan niatnya. Lalu dia menoleh pada Sherina yang terlihat manyun.

"Ehh, lo tadi bilang mau ke mall kan?" tanya Arsa yang langsung disambut anggukan semangat oleh Sherina. Kemudian berbalik bertanya pada Deri. "Der bukannya tadi lo bilang mau ke mall ya?"

Arsa terlihat berkedip memberi kode. Dengan terpaksa Deri mengangguk dan tersenyum. "Nah, pas banget berarti. Kebetulan Deri juga mau ke mall kalau gitu lo pergi sama dia aja."

"Apa! Sama dia?!" pekik Sherina. Sementara Arsa hanya mengangguk menanggapinya.

"Kalau gitu gue cabut dulu ya, bye."

Arsa menghela nafas lega, melambaikan tangannya pada Deri. Dan segera Arsa lari keluar dari kelas-kabur. Kalau tidak bisa - bisa Sherina kembali mengejarnya.

Sementara itu Arsa berlari menuruni tangga tanpa melihat jalanan didepannya. Ara dan yang lain berjalan menuju tangga mereka terlihat ngobrol serius. Sampai - sampai Arsa menyeruduknya Ara hingga terhuyung dan jatuh ke lantai.


"Ehh, sorry - sorry gue nggak lihat tadi." seru Arsa mengulurkan tangannya membantu Ara berdiri.

"Bang Arsa?" pekik Neville.

"Kakak ngapain sih lari - lari? Kayak habis liat setan aja." cibir Areta tersenyum geli.

"Ehh, sorry ya Ra tadi aku nggak sengaja."

"Iya, kak nggak papa."

"Habis lihat kuntilanak beranak!" jawab Arsa asal. Sesekali dia melihat ke lantai atas, dia takut Sherina mengejarnya.

"Haaaii, bang Arsa." celetuk Neville mengambil alih. Arsa hanya tersenyum sekilas.

"Genit banget sih, Vil." cibir Egi.

"Oiya, ini aku ada hadiah untuk bang Arsa. Semoga suka."

Neville memberikan sebuah kotak kecil yang sudah terbungkus rapi, mungkin parfum. Arsa menerimanya dengan seulas senyum.

"Makasih banget, Vil kamu udah baik sama aku. Tapi please cukup sampai disini aja, aku nggak mau kamu buang - buang uang cuman buat beli hadiah buat aku."

"Tapi bang-" Neville hendak beralasan tapi terpotong ucapan Arsa.

"Makasih banget, tapi.. Tolong!"

Teman Hidup [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang