Part 8 - Meet Again

667 55 0
                                    

Di Sekolah

"Sepi banget sih gak ada Rizky. Tuh anak kemana ya sekarang? Semenjak jadi bodyguardnya tuh cewek kok kita jadi jarang ketemu ya." Gumam Dinda yang sedang makan sendiri di kantin.

Entahlah Dinda merasa menjadi jauh dari Rizky semenjak mereka mempunyai kesibukan masing-masing.

Rizky yang selalu berada didekat Michelle di sekolah membuat Dinda tidak bisa sering bertemu Rizky. Sedangkan jika pulang sekolah Dinda mempunyai tugas menemani Dimas di rumah sakit. Tentu ini membuat jumlah pertemuan mereka menjadi berkurang. Mungkin mereka hanya bertemu setiap berangkat sekolah atau hanya sekedar mengobrol melalui whatsapp.

Kata Rizky, Michelle adalah tipe anak yang lebih suka berada di perpustakaan atau hanya sekedar berdiam diri di kelas ketika istirahat tiba. Inilah kenapa Dinda jarang bertemu dengan Rizky. Karena kalau misalnya Michelle di Kantin, Dinda pasti otomatis akan bertemu dengan Rizky. Tapi jika Rizky terus-terusan berada didekat Michelle, tidak mungkin Dinda harus selalu menghampirinya. Apa kata anak-anak di sekolah ini jika Dinda selalu mencari-cari Rizky. Seolah-olah dia tidak bisa hidup tanpa Rizky. Padahal memang sebetulnya seperti itu hehe. Entahlah dari sejak SD, Rizky dan Dinda memang tidak bisa terpisahkan. Walaupun mereka selalu mengejek satu sama lain tapi sebenarnya mereka saling membutuhkan satu sama lain.

Kembali lagi ke Michelle, Dinda merasa ada yang aneh dengan gadis itu. Bukankah pertama kalinya dia bertemu dengan Michelle di kantin? Tetapi kenapa sekarang Michelle tidak pernah mau ke kantin? Kata Rizky bahkan Michelle membawa bekal dari rumah.

"Ah apanya yang aneh. Bawa bekal doang wajar kan." Gumam Dinda mengutarakan isi hatinya yang mencoba menyangkal bahwa itu bukanlah hal yang aneh.

Bel masuk pun berbunyi menandai usainya jam istirahat. Dinda pun ke kelas dan bertemu teman sebangkunya Pinka. Mereka memang sebangku, tetapi mereka hanya sebatas teman sebangku biasa. Kedekatan Dinda dengan Pinka belum bisa mengalahkan kedekatan Dinda dengan Rizky.

"Cemberut mulu lo, sedih ya ditinggal aa' Rizky?" Goda Pinka pada Dinda yang sedari tadi memanyunkan bibirnya.

"Sialan lo. Ah bete gue." Sahut Dinda kesal.

"Yaelah segitunya amat lo ditinggal Rizky baru dua hari aja udah manyun mulu tuh mulut."

"Siapa bilang gue manyun gara-gara Rizky. Gue tuh lagi kesel sama lo. Bawel banget lo jadi orang." Jawab Dinda mengelak dan malah melemparkan kekesalannya pada Pinka.

"Dih ngamuk dia."

"Berisik!" Kata Dinda pada Pinka dan sedetik kemudian dia menyenderkan kepalanya pada meja dan membelakangi Pinka.

***

Bel pulang pun berbunyi. Dinda berniat untuk tidak ke rumah sakit hari ini. Dia masih kesal dengan Dimas perihal kemarin.

Flashback on

"Kenapa sih lo gak mau dikemo?" Tanya Dinda yang akhirnya berani mengutarakannya pada Dimas.

Dimas yang mendengarnya hanya diam saja seperti tidak ingin menjawab pertanyaan Dinda sementara Dinda masih menantikan jawabannya.

"Kenapa? Lo gak mau jawab?" Tanya Dinda lagi.

"Emang kalo gue jawab apa untungnya buat lo?" Dimas yang tadinya santai kini seperti memberikan pertanyaan yang terkesan menantang Dinda.

"Bukannya kakek gue cuma nyuruh lo buat nemenin gue?" Lanjut Dimas lagi yang sekarang ini benar-benar membuat Dinda merasa marah. Kehadirannya seperti tak dianggap disini.

"Oh jadi gitu? Oke gue minta maaf! Maaf banget udah kepo tentang kehidupan lo. Maaf banget! Dan sorry banget kalo kehadiran gue disini ganggu lo!" Amarah Dinda benar-benar memuncak. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan Dimas.

Apakah pertanyaan Dinda benar-benar menjengkelkan sehingga dia harus menjawabnya dengan kata-kata seperti itu?

Dinda pun berdiri dan mengambil tasnya yang terletak di meja.

"Kalo kehadiran gue disini ganggu kehidupan lo. Lebih baik gue pergi dari sini!" Kata Dinda dengan tegas pada Dimas dan langsung keluar dari kamar Dimas.

Flashback off

Saat Dinda akan pulang, dia melihat supir kakek Damar sedang berdiri di gerbang sekolah. Dinda yang melihatnya spontan langsung bersembunyi dibalik pos satpam.

"Aduh gawat, kalo sampe itu pak supir tau gue gak mau ke rumah sakit, bisa gawat nih." Gumam Dinda waswas.

Tiba-tiba Rizky yang melihat Dinda bersembunyi di balik pos satpam pun berinisiatif mengagetkan Dinda.

"Woy! Ngapain lo disini?" Teriak Rizky yang sukses membuat Dinda hampir jantungan.

Dinda yang akhirnya sadar bahwa itu Rizky tanpa basa-basi langsung membungkam mulut Rizky dan mengajaknya ikut bersembunyi dengannya dibalik pos satpam.

Rizky yang tidak mengerti apa yang terjadi pun meronta-ronta ingin melepaskan diri dari bungkaman tangan Dinda.

Setelah sukses terlepas diapun menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apaan sih din?" Tanya Rizky.

"Ssssst jangan keras-keras. Pokoknya lo harus bantuin gue kabur dari supirnya kakek Damar itu." Kata Dinda sambil menunjuk sang supir.

"Lah emangnya lo ngapain pake kabur-kaburan segala?" Tanya Rizky.

"Udah deh lo gak usah banyak tanya. Lo bantuin gue aja udah." Kata Dinda pada Rizky.

"Iya-iya. Nih lo pake aja topi gue." Kata Rizky sambil mengambil topi di dalam tasnya dan memberikannya pada Dinda. Dindapun mengambil topi itu dan langsung memakainya.

"Nanti lo jalan sembunyi dibalik gue aja. Nanti gue usahain dia gak bakal bisa liat lo." Kata Rizky menerangkan pada Dinda.

"Oke" Jawab Dinda sambil mengangguk.

Alhasil merekapun melancarkan aksinya. Dinda bersembunyi dibalik Rizky dan merekapun berjalan tanpa diketahui supir kakek Damar.

Setelah melewati tikungan mereka pun lega karena sudah bisa melewati rintangan menghindari bertrmu supir kakek damar.

"Fiuh akhirnya." Kata Dinda lega.

"Sebenernya lo ngapain sih pake acara kabur dari dia segala." Tanya Rizky.

"Gakpapa gue cuma lagi males ke rumah sakit aja."

"Oh iya gue baru sadar lo hari ini gak ke rumah sakit. Kenapa?"

"Gue lagi males sama cucu kakek itu."

"Kenapa? Dia jahat sama lo?" Tanya Rizky. Entahlah tiba-tiba Dinda merasa seperti Rizky sekarang sedang memperhatikannya.

"Gak jahat sih. Cuman tuh anak aneh banget tau nggak."

"Aneh gimana maksud lo?" Tanya Rizky penasaran.

"Gue kan cuma pengen denger cerita dia tentang penyakitnya. Eh dia malah marah-marah. Wajar dong gue pengen tau. Kan gue yang tiap hari nemenin dia." Kata Dinda menjelaskan.

"Yaelah sensitif amat lo jadi cewek. Makanya jangan suka jutekin cowok. Sekarang gantian lo kan yang dijutekin." Kata Rizky mulai mengejek Dinda. Membuat yang diejek tidak terima.

Ya beginilah jika mereka pulang bersama. Akan selalu saja ada keributan. Walaupun begitu didalam hati mereka sebenarnya bahagia karena hari ini mereka pulang bersama.

To be continued...

Mohon maaf sekali saya updatenya lama. Lagi banyak kegiatan soalnya. Dan maaf banget kalo ceritanya jadi absurd. Dan sekali lagi maaf banget kalo part ini pendek. Maaf banget maaf maaf banget hehehehe :D
By the way, Happy Birthday Dinda Kirana. All the best wishes for you :):):)

Love After The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang