Part 11 - Farewell?

572 48 1
                                    

Michelle sedang membaca buku di kamarnya, tiba-tiba terdengar pintu kamarnya diketuk. Ketika pintu itu terbuka muncullah ayahnya dari balik pintu dan menghampirinya.

"Loh kok kamu belum tidur sayang?" Tanya ayahnya.

"Emm iya pa, Michelle lagi baca novel favorit Michelle nih bentar lagi tamat, nanggung kalo gak sekalian diselesaiin bacanya."

"Kamu jangan tidur terlalu malem dong sayang. Jaga kesehatan kamu." Kata ayah Michelle memperingatkan.

"Hehe, iya-iya papaku sayang. Tenang aja, bentar lagi Michelle juga tidur kok."

"Oh iya, barusan papa dapet telepon dari dokter Rudi, katanya minggu depan kamu ada jadwal kemo, dan lusa kamu harus sudah mulai menginap di rumah sakit." Kata ayah Michelle.

Seketika raut wajah Michelle langsung berubah sedih. Dia tidak tau harus senang atau sedih. Disatu sisi dia merasa senang karena jika dia menjalani kemo itu berarti peluang dia untuk sembuh lebih besar. Tetapi dia juga merasa sedih karena untuk beberapa kalinya dia harus kembali ke rumah sakit, salah satu tempat yang paling dia benci. Tetapi Michelle tidak ingin membuat ayahnya kecewa, dengan menunjukkan raut wajah sedih itu akan membuat ayahnya lebih sedih melihat keadaannya. Maka seketika itu pula Michelle merubah raut wajahnya menjadi ceria kembali.

"Gimana? Kamu siap kan sayang?" Tanya ayah Michelle.

"Siap dong pa!" Ucap Michelle antusias, padahal di dalam hatinya ada sesuatu yang membuatnya sedih.

***
Keesokan harinya disekolah. Seperti biasa Rizky menemani Michelle di perpustakaan. Dan seperti biasanya pula mereka akan saling diam. Bagi Michelle berbicara pada Rizky hanya akan nenambah masalah. Pasalnya setiap mereka berbicara mereka akan bertengkar. Bagi Michelle lebih baik dia menganggap Rizky tidak ada daripada harus selalu mengusir Rizky karena Rizky tidak akan melanggar perintah bu Tika.

Sementara itu tidak jauh beda dengan Michelle, menurut Rizky berbicara dengan Michelle adalah hal yang sia-sia atau bisa juga malah merugikan. Jika dia berbicara sedikit saja pasti ujung-ujungnya bertengkar. Maka menurut Rizky pepatah 'Diam itu emas' sangat bermanfaat di situasi seperti ini.

"Ehm, mulai besok lo udah gak perlu ngawasin gue lagi." Tiba-tiba Michelle bicara, membuat Rizky heran.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Rizky yang heran Michelle berbicara padanya.

"Menurut lo? Siapa lagi yang ada dihadapan gue selain lo?" Kata Michelle.

"Yaelah biasa aja dong, kan gue cuma nanya." Kata Rizky santai.

Michelle berusaha untuk menahan amarahnya. Bagaimanapun juga ini bukan situasi yang bagus untuk bertengkar.

"Oh ya ngomong apa lo tadi? Sorry gue gak denger." Tanya Rizky.

Michelle menghela nafas panjang untuk mengatur emosinya agar tidak meledak saat berbicara dengan manusia dihadapannya ini.

"Mulai besok lo gak perlu ngawasin gue lagi." Michelle pun mengulangi kata-katanya.

"Lah yang bener aja dong lo. Enak di elo dong. Entar hukuman gue ditambah sama bu Tika." Kata Rizky tidak terima.

"Bu Tika gak bakalan marah sama lo, dodol." Kata Michelle.

"Emang lo bilang apa ke bu Tika? Lo nyogok bu Tika ya." Tanya Rizky.

Michelle pun menghela nafas panjang kembali. Dia tidak habis pikir dengan manusia dihadapannya ini.

"Eh denger ya kucrut, gue gak bilang apa-apa ke bu Tika apalagi sampe nyogok bu Tika. Mulai besok gue bakal gak masuk sekolah selama seminggu atau lebih. Jadi hukuman lo udah pasti hangus selama gue gak masuk sekolah. Paham lo?" Kata Michelle menjelaskan dengan menahan emosinya.

"Enak aja lo. Lo pikir hukuman bu Tika semudah itu hangus? Gue udah sering dihukum sama bu Tika dan negosiasinya gak semudah itu. Justru gue bakal dapet hukuman lebih berat lagi ngerti gak?" Kata Rizky.

Sepertinya kesabaran Michelle sudah habis. Tidak habis pikir dia dengan Rizky yang sepertinya sangat susah untuk diajak berbicara baik-baik.

"Eh, lo denger ya. Harusnya lo seneng, bersyukur lo gue besok gak masuk sekolah itu artinya lo free, gak perlu ngawasin gue lagi. Harusnya lo bilang makasih sama gue dodol." Kata Michelle.

"Enak aja lo ngatain gue dodol. Harusnya lo mikirin juga. Gue bakal dapet masalah baru kalo tugas gue ngawasin lo belum habis masa berlakunya."

Michelle lagi-lagi menghela nafas panjangnya. Mencoba mengatur kesabarannya menghadapi makhluk bernama Rizky ini.

"Oke gue bakal bilang ke bu Tika buat nyabut hukuman lo. Dan gue pastikan lo gak akan dapet hukuman tambahan apapun dari bu Tika." Kata Michelle menyerah.

"Nah gitu dong. Buruan sana kasih tau bu Tika." Kata Rizky.
Akhirnya perdebatan pun berakhir. Michelle lebih memilih pergi ke ruangan bu Tika daripada harus berlama-lama bersama Rizky. Kesempatan ini pun digunakan Rizky untuk menemui Dinda di kantin.

***

Di kantin Rizky yang baru datang tiba-tiba langsung merebut mangkuk berisi bakso milik Dinda tanpa permisi, membuat sang pemilik bakso itu berang.

"Woy, yang bener aja dong lo. Itu bakso baru gue sendok sekali main lo rebut aja." Kata Dinda.

"Bodo amat, gue laper." Kata Rizky tidak peduli.

"Lo kalo laper pesen sendiri dong." Kata Dinda tidak terima dan langsung merebut mangkok berisi bakso tersebut dari Rizky.

"Yaelah lo gak pengertian banget sih jadi temen. Gue laper din, dan gak bakalan sempet pesen bakso sekarang bentar lagi bel masuk." Kata Rizky yang merebut bakso kembali.

"Enak aja, ini punya gue, kutil!" Akhirnya terjadilah insiden tarik menarik mangkok bakso antara Dinda dan Rizky.

Seperti yang kita tahu, dua makhluk hidup yang sedang memperebutkan bakso ini, yang satu pelit dan yang satu lagi tidak tahu diri. Akibat dari insiden tarik menarik itu tiba-tiba sang mangkok bakso tumpah dan mengakibatkan bakso yang telah tercampur dengan saus dan kecap itu mengenai seragam mereka berdua. Akibatnya seragam mereka berdua kini tidak bisa disebut berwarna putih lagi.

"Rizkyyyyy. Kampret banget sih lo! Lo liat nih gara-gara lo baju gue jadi begini." Kata Dinda seperti biasa dengan suara cemprengnya kini menggelegar di seantero kantin mengakibatkan semua orang kini megarahkan pandangan ke mereka berdua.

"Eh enak aja lo nyalahin gue. Kalo bukan karena lo pelit, gak mungkin nih bakalan kejadian kayak gini. Lo liat juga nih baju gue. Jadi berkurang kan kadar ketampanan gue gara-gara ketumpahan bakso gini." Ucap Rizky tidak kalah nyolot.

Sementara para audiens yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua hanya geleng-geleng kepala.

***
Setelah Rizky membersihkan bajunya di toilet dia kembali ke kelas. Bel tanda berakhirnya istirahat sudah berbunyi semenit lalu. Dilihatnya Michlelle sudah duduk di tempat duduknya. Rizky pun menghampiri Michelle.

"Gimana lo udah ngomong sama bu Tika." Tanya Rizky pada Michelle.

"Udah." Michelle hanya menjawab singkat.

Sementara itu Celline yang melihat mereka berdua berbicara pun heran. Tidak biasanya mereka berdua berbicara.

"Ciyee tumben kalian berdua ngobrol. Ciyeee." Kata Celline menggoda Michelle dan Rizky, tapi naas, mereka berdua tidak menghiraukannya.

"Terus bu Tika bilang apa?" Tanya Rizky.

"Dia gak bakalan nambah hukuman lo. Puas lo?" Kata Michelle menekankan ucapannya.

"Bagus deh kalo gitu." Kata Rizky sumringah.

Sementara itu Celline kesal karena tidak dianggap.

"Yah dicuekin deh gue." Kata Celline.

"Makanya lo jangan rese jadi orang." Ucap Rizky dengan senyuman mautnya pada Celline.

To be continued...

Halooo readers. Maaf banget ya ini updatenya super zuper duper lama banget. Jadi ceritanya waktu itu lagi sibuk banget banyak kegiatan eh lama-lama malah lupa sama cerbung ini. Hehe maaf ya kali ini partnya pendek. Udah telat lama updatenya pendek pulak. Hehehe plis maafkan daku :D

Love After The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang