Part 12 - Gotcha!

607 49 5
                                    


"Buset, baju lo kenapa jadi gitu bro?" Tanya Rangga pada Rizky yang baru saja kembali ke bangkunya.

"Gara-gara Dinda nih. Kampret banget tuh anak. Pelit banget tau gak." Jawab Rizky kesal mengingat kejadian di kantin tadi.

"Yaelah, selalu aja kayak gitu. Gak pernah gak bikin masalah." Gumam Rangga.

"Eh bro, ini bukan murni kesalahan gue ya. Ini tuh salah Dinda juga. Lo tau gak? Dia tuh pelit banget. Bayangin dong, gue sama dia udah sahabatan dari SD. Tapi gue minta bakso aja gak dikasih. Akibatnya jadi gini kan. Lihat nih baju gue! Ketumpahan bakso. Kan cewek-cewek bisa ilfeel liat penampilan gue kayak gini. Emang dasar pelit banget tuh cewek." Cerocos Rizky membuat Rangga geleng-geleng kepala mendengar ceritanya.

"Lo yakin lo minta? Bukannya ngerebut punya si Dinda?" Tanya Rangga yang sudah hafal kelakuan Rizky.

"Y yya ya iya sih, tapi kan dia gak boleh pelit gitu." Jawab Rizky gelagapan.

"Gue heran deh sama kalian berdua. Katanya sahabatan dari SD tapi gak pernah akur." Kata Rangga heran.

"Lo gak usah heran-heran gitu deh bro. Gak pantes sama muke lo. Yang penting nih gimana cara ngembaliin image gue setelah baju gue berubah jadi gini. Cewek-cewek pasti pada ilfeel nih liat keadaan gue yang kayak gini." Kata Rizky sok panik.

"Sejak kapan lo mikirin cewek-cewek? Lo selalu jadi pusat perhatian cewek, tapi perasaan sampe sekarang gue gak pernah liat lo punya cewek." Kata Rangga men-skak Rizky.

"Ya.. gue belum nemuin yang pas aja. Lagian nyari tipe gue itu susah bro." Jawab Rizky sok cool.

"Yakin? Bukannya selama ini lo udah nemuin yang pas buat lo makanya lo gak pernah ngelirik cewek lain?" Tanya Rangga yang sukses membuat Rizky heran.

"Ma maksud lo?" Tanya Rizky pelan. Dia masih tidak mengerti maksud ucapan Rangga.

"Udah lah bro, gak usah bohongin hati lo sendiri." Kata Rangga sambil menepuk pundak Rizky.

Rizky yang masih heran dengan perkataan Rangga harus menyimpan kembali rasa herannya karena pak Umar, guru sejarah kini sudah memasuki ruang kelas.

Pada saat pelajaran sejarah, Rizky tidak bisa konsentrasi karena teringat terus perkataan Rangga. Dia ingin bertanya apa maksud perkataan Rangga tapi dia butuh waktu yang longgar untuk berbicara dengan Rangga. Tidak mungkin di jam pelajaran seperti ini. Bisa-bisa pak Umar menghukum Rizky dan Rangga jika mereka ketahuan mengobrol sendiri.

***

"Bro maksud lo tadi apa?" Tanya Rizky kembali pada Rangga saat jam istirahat kedua sudah tiba.

"Eh tumben lo gak ngawasin si Michelle? Tuh liat. Dia udah mau ke perpus tuh." Kata Rangga sambil menunjuk Michelle dengan dagunya. Mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Bro, lo gak usah ngalihin pembicaraan deh." Ucap Rizky yang mengerti maksud Rangga.

"Eh bro, karena gue peduli sama lo makanya gue kasih tau lo. Buruan lo buntutin tuh si Michelle, sebelum ketauan sama bu Tika." Kata Rangga sok peduli pada Rizky.

"Aaaahh nyusahin banget sih tuh cewek." Ucap Rizky mengacak rambutnya sendiri dengan kesal. Diapun akhirnya meninggalkan Rangga dan mengikuti Michelle seperti biasanya. Membuatnya merelakan pertanyaannya pada Rangga harus tertunda.

Sementara itu, Dinda yang sejak tadi suasana hatinya masih kesal kali ini hanya duduk di bangkunya di jam istirahat kedua.

"Yaelah Din, masih manyun aja lo. Yaudah sih, udah biasa juga kalian berantem." Kata Pinka masih mencoba menenangkan Dinda mengingat sejak tadi dia sudah berusaha menenangkan Dinda tetapi sepertinya kekesalan teman sebangkunya itu masih terus berlanjut.

Love After The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang