Part 3 - A New Place

709 59 0
                                    

Keesokan harinya disebuah kediaman mewah seorang gadis berseragam SMA sedang sarapan bersama ayahnya.

"Jadi udah siap sekolah hari ini?" Tanya sang ayah.

"Siaaaaap doooong." Jawab putrinya sumringah.

Michelle, seorang gadis penderita leukemia stadium 3 yang seharusnya berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan lanjutan bagi penyakitnya tetapi malah ingin bersekolah.

Apalah daya ayahnya yang tak ingin melihat Michelle tambah sedih.

Setelah didiagnosis leukemia dua tahun lalu, dunia Adam, ayah Michelle seakan runtuh. Putri satu-satunya yang dulunya adalah seorang yang ceria mulai menjadi pemurung semenjak mengetahui penyakitnya.

Bukan tanpa alasan, penyakit yang diderita Michelle adalah warisan dari sang ibu yang tidak lain adalah Mita, istri Adam.

Ibu Michelle dahulu meninggal juga dikarenakan leukemia. Sudah cukup kesedihan yang Adam dapatkan dari kematian istrinya, dan sekarang putrinya pun pempunyai penyakit yang serupa.

"Sudah selesai sarapannya? Yuk papa antar ke sekolah."

"Siiiaaaaaappp!" Jawab Michelle penuh semangat.

Sekolah baru. Ya hari ini Michelle pindah ke sekolah baru lagi. Kenapa tidak bersekolah di Sekolah yang lama saja? Alasannya? Karena Michelle tidak ingin teman-temannya ada yang tahu bahwa dia mempunyai penyakit leukemia.

Michelle akan minta dipindah sekolah jika ada teman sekolahnya yang tahu bahwa dia mempunyai penyakit leukemia.

Dia tidak ingin teman-temannya mengasihaninya. Dia hanya ingin punya teman yang tulus berteman dengannya. Bukan orang yang berteman dengannya karena kasihan mengetahui keadaan Michelle.

Minggu lalu terjadi insiden di sekolah. Michelle pingsan di sekolah yang lama karena dia lupa tidak meminum obat. Dari situlah teman-temannya tahu bahwa sebenarnya Michelle mengidap leukemia.

Teman-temannya merasa kasihan pada Michelle. Mereka menjenguk Michelle di rumah sakit tetapi Michelle tidak ingin menemui teman-temannya. Michelle tidak memperbolehkan teman-temannya memasuki kamar inapnya karena Michelle tidak ingin teman-temannya melihat keadaannya yang memburuk.

Setibanya di Sekolah.

"Hati-hati ya sayang, jangan terlalu banyak gerak, jangan terlalu capek, ingat obatnya jangan lupa diminum. Papa percaya kamu bisa jaga diri." Ucap sang ayah mengingatkan sebelum melepaskan anaknya ke sekolah.

"Iyaaa papaku sayang. Tenang aja, anakmu yang cantik ini pasti bisa menjaga diri. Michelle masuk dulu ya pa." Michelle berpamitan kepada ayahnya dan mulai memasuki halaman sekolah.

"Jadi ini sekolah baru gue. Hmmmm lumayan juga." Ucap Michelle dalam hati.

Michelle mencari ruangan kepala sekolah. "Ketemu!" ucap dia girang.

"Selamat pagi pak." Michelle memasuki ruang kepala sekolah dan menyapanya.

"Oh iya selamat pagi, kamu Michelle kan siswa baru itu? Silahkan duduk." Kata kepala sekolah.

"Iya pak saya Michelle."

"Oke saya akan panggil dulu wali kelas kamu. Kamu tunggu disini sebentar ya." Ucap kepala sekolah sambil keluar memanggil wali kelas Michelle.

Tidak lama kemudian kepala sekolah dating bersama seorang guru wanita.

"Michelle kenalkan ini ibu Tika, guru yang akan jadi wali kelas kamu." Ujar pak kepala sekolah.

"Oh iya bu, saya Michelle. Mohon bantuannya." Ucap Michelle kepada sang bu Tika.

Kemudian bu Tika mengajak Michelle ke kelas. Diperjalanan menuju kelas, Michelle mengobrol dengan bu Tika.

Love After The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang