Integral

6.6K 641 113
                                    

Tak terasa ujian kenaikan kelas tinggal dua minggu lagi. Bu Liz sudah menjadwalkanku untuk ikut tes perbaikan matematika. Jika nilaiku masih di bawah KKM maka bisa dijanjikan aku akan tetap tinggal kelas.

Salah satu ciri UKK akan segera dimulai adalah perpustakaan yang mendadak ramai seperti di pasar. Para murid terlihat sedang sibuk mengerjakan tugas dan meminjam buku pelajaran.

Aku duduk berhadap-hadapan dengan Michael. Dia sedang membuat presentasi sejarah yang deadline pengumpulannya besok sedangkan aku sedang mengerjakan soal-soal matematika Bu Liz.

"Mike." Bisik gue.

"Mmm?" Balas Michael masih menatap layar laptopnya.

"Kayanya aku lagi suka sama seseorang deh." Ucapku dan Michael hanya mengangguk-ngangguk.

"Tapi kayanya orangnga gak suka sama aku deh." Dan sekali lagi Michael hanya membalasnya dengan anggukan.

"Eh kamu hari ini ada latihan futsal kan?" Tanyaku, "Mau nonton ah, siapa tahu tahu ketemu Ashton."

"Oke." Human Michael.

Aku memutar kedua bola matamu, "Mike sebenarnya selama ini aku suka sama kamu." Ucapku sambil menunggu reaksi darinya.

Michael hanya mengangguk, "Oke."

"Mike kamu dengerin aku gak sih dari tadi?" Bentakku kesal sambil menutup laptopnya.

"Anjing belum di save." Maki Michael, "87 slides anjing."

Aku menjulurkan lidahku, "Sukurin, emang enak."

"Ssst!" Ibu penjaga perpustakaan mengeluarkan suara desisan maut yang membuat aku dan Michael langsung diam.

💧💧💧💧

Setelah berdamai dengan Michael, aku pergi ke ruang Tata Usaha untuk membuat surat dispensasi. Disana aku berpapasan dengan Luke yang baru saja keluar dari ruang TU.

"Eh, ada Bu Lisa kan?" Tanyaku berbasa-basi.

"Iya ada," jawabnya, "Mau bikin Surat dispen?"

Aku mengangguk, "kamu juga." Tebakku sambil melihat selembar kertas yang dipegang Luke.

"Iya buat lomba futsal nanti. Kamu dispen apa?"

"Lomba debat." Jawabku singkat.

"Oh oke, semangat."

Tiba-tiba saja naluri anehku mulai bekerja.

"Luke tunggu dulu!" Panggilku, "Aku boleh minta tolong gak?"

"Ada apa?"

"Kan gini, sebelum UKK tuh aku harus ikut tes perbaikan dan ternyata masih banyak banget materi yang aku belum ngerti." Jelasku, "Bantuin aku ya, please, nanti aku traktir deh."

"Boleh." Luke langsung menjawab.

"Apa?"

"Kamu hari ini gak les kan?" Aku menggeleng, "Yaudah aku tunggu kamu di perpus pulang sekolah ya."

Aku menjadi lebih bersemangat dari biasanya dalam hal menunggu bel pulang sekolah.

Memang sih kita cuma mau belajar bukan kencan atau acara makan malam semacamnya tapi ya tetap saja, aku merasa sangat spesial.

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga. Aku sengaja memasukkan buku-buku pelajaranku ke dalam tas selama mungkin dan mengambil rute menuju perpustakaan yang memutar. Selain untuk menghilangkan rasa deg-degan, aku juga tidak mau menjadi orang yang menunggu.

Aku masuk ke perpustakaan dan melihat Luke sudah menunggu sambil memainkan hp nya.

Aku berjalan memdekatinya dan melihat sepasang sepatu futsal di sebelah tasnya.

Les Matematika | l.h.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang