cosα

9.7K 861 94
                                    

Words: 1K++

Hari ini aku sengaja memebritahu Bu Liz bahwa aku tidak bisa ikut les dengan alasan aku sedang merasa tidak enak badan.

Sebenarnya aku sedang menghindari Luke. Aneh ya, setahun penuh aku berhasil menghindari dan menjaga perasaanku sejauh mungkin dari Luke tapi hari selasa lalu aku tidak bisa menahan diriku ketika duduk di sebelahnya.

"Kol bengong aja daritadi nanti kesambet loh." Suara Michael menyadarkan lamunanku, "Kamu kan tahu sendiri sekolah kita angkernya kayak gimana."

"Duh, aku lagi bête nih." Curhatku sambil mengetuk-ngetuk kepalaku yang sebenarnya tidak sakit, tiba-tiba saja muncul sebuah gagasan di kepalaku, "Eh, kamu hari ini sibuk ga? Nonton yuk, ajak yang lain juga."

"Bukannya kamu hari ini ada les ya?"

💧💧💧

Setelah mengajak teman-teman yang lain akhirnya diputuskanlah aku, Michael, dan Caitlin untuk pergi ke bioskop sepulang sekolah hari ini. Aku tidak lupa meminta mereka untuk pergi lewat gerbang belakang supaya tidak terlihat oleh Bu Liz maupun anaknya.

"Kenapa gak lewat pintu depan sih?" Tanya Michael.

"Gapapa aku emang lagi menghindari seseorang." Jawabku tentu saja tidak menceritakan hal yang sejujurnya kepada Michael.

Memang ada perasaan bersalah karena sudah berbohong kepada Bu Liz. Tapi percuma juga kalau aku belajar matematika sedangkan yang ada dipikiranku sekarang bukan matematika.

"Kol kamu hari ini diem banget ya, tumben." Kata Caitlin membuatku sadar bahwa aku sejak tadi melamun.


Aku hanya terkekeh mendengar kalimatnya.

"Oh ya, bukannya hari ini kamu les ya?" Tambah Caitlin. Sekarang aku dan dia sedang mengantri membeli popcorn sedangkan Michael sedang mengantri tiket.

"Sekali-kali kabur boleh kan? Aku lagi malas belajar soalnya." Balasku cepat. Sebenarnya sih setiap hari juga aku malas belajar.

Caitlin mengangguk-nganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kamu lesnya di rmah Bu Liz ya?"

Aku merasa pertanyaan itu tidak perlu dijawab.

"Ada Luke dong."

Oh tidak, jangan Caitlin juga dong.

"Dia ada di rumah tapi aku gak lihat. Kayaknya sih dia di kamar seharian." Kataku bohong. Aku tidak melihat suatu keuntungan jika aku jujur sekarang.

Caitlin mengubah toopik pembicaraan dan tidak bertanya-tanya lagi soal Luke. Aku merasa lega, karena alasanku tidak les hari ini karena Luke.

"Aku kayaknya harus ke toilet dulu deh." Kata Caitlin sambil menyerahkan popcornnya dan berlari menuju toilet.

Aku pun menunggu Caitlin di sebelah booth makanan sambil memegang popcon ukuran large dan tiga cups minuman. Rasanya tanganku mulai keram tapi aku tetap tidak bergerak untuk menjaga keseimbangan.

Michael berjalan ke arahku sambil melambai-lambaikan tiket bioskop. Rasanya lama sekali ampai Michaael berjarak dekat denganku. Aku mulai melangkahkan kaki kananku dan sesuatu yang buruk pun terjadi.

Dari arah samping aku tidak menyadari ada seseorang yang berjalan menuju ke arahku juga dan seolah-olah dalam gerakan slow motion, hal buruk itu terjadi.

Seluruh beban di tanganku mendadak hilang. Butuh sepuluh hitungan sampai aku menyadari bahwa popcorn dan minuman yang aku pegang jatuh berserakan. Beberapa tetes soda menempel ke baju seragamku.

"Shit." Aku mengumpat menyadari masalah yang tengah aku hadapi saat ini.

"Maaf." Kata seseorang di sebelahku bersamaan ketika aku mengumpat.

Les Matematika | l.h.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang