bait imrithe ke 33

214 13 0
                                    

Selamat, kamu merasa malu untuk hari ini. Kamu sih jadi orang tolol banget. Itu mba lutfah udah baik gitu, masih aja kamu masukin kedalam daftar blacklist. Eh, enggak sih. Aku merasa bahwa dia itu berharga banget untuk saat ini, semoga untuk selamanya. Baiklah baiklah baiklah, aku gak boleh cengeng. Minta maaf itu bukan suatu pekerjaan yang memalukan. Kenapa kamu harus malu sep? Jawab woiiii! Karena harga diri kamu? Inget sep, kamu bukan dari treoble cha! Lagi. Tidak ada yang perlu dibanggain dari kamu. Baiklah, mungkin tuhan masih sayang kepadaku. Terimakasih, teman. Eh, anggota kamar 26. Atas cuekmu, aku sadar, aku banyak salah kepada kalian. Bukan cuma kalian, mungkin seluruh penghuni pondok ini. Juga orangtuaku. Duh, banyak banget itu salah. Andai saja itu kesalahan bisa di jadikan penyakit kudis, agar kesalahanku bisa termaafkan, aku bersedia, sangat bersedia. Sayangnya, sedikit kemungkinan aku kena penyakit kudis lagi, kan aku udah lama jadi santri. Dimana penyakit kudis itu hanya akan menyerang santri yang bertitle  santri anyar.

"Eh, sep. Udah bangun tah? " ucap mba lutfah yang lagi sibuk ngotak ngatik laptopnya.

Aku nyengir, udah sep gak perlu malu untuk minta maaf. Ini waktu yang tepat, batinku.

"Mbalut lagi ngapain?" Tanyaku, entah mengapa itu pertanyaan malah membuat mbalut menaikan alisnya.

"Mbalut siapa?" Effect dari menaikan alis, akhirnya terucap oleh lisan juga.

"Hheee maksudku mba lutfah" aku nyengir garing.

"Hhhaaa jorok kamu sep, masa namaku jadi mbalut, kaya itu ya sep" mbalut, cekikikan.

"Ya, gak papa kan mba, apalah arti sebuah nama. Jika orang yang bernama ayu saja tak semuanya cantik" jelasku secara puitis.

"Yaudahlah, sebahagianya kamu aja sayang"  mbalut kembali sibuk dengan laptopnya.

"Mba, aku minta dipeluk lagi boleh" dia tersenyum kepadaku. Kemudian dia memelukku. Hey airmataku, jangan nongol lagi. Hus hus hus. Aku menahan supaya dia gak keluar. Airmata kan salah satu benda yang gak bisa di isi ulang. Eman eman. Aku juga gak mau dikenal sebagai cewek cengeng. Ya, gak mau.

"Mba, aku minta maaf ya"

"Maaf yang mana sep?" Dia melepaskan pelukannya.

"Lah, emang salahku ada berapa? Banyak yaa?? " airmataku keluar. Cessssss. Dasar cengeng!!.

"Mba salah ngomong, maksudnya maaf kenapa?"

"Ya, itu. Aku selama ini banyak salah banget. Aku jarang dikamar, aku selalu bikin onar kamar. Aku petakilan sama anak baru. Aku yang gak pernah sopan"

"Udah lupain aja, mba udah lupa" lupa? Darimana dia bisa lupa kesalahan sebesar dan sebanyak itu? Punya ilmu apakah dia?.

"Makasih" aku tau, ada airmata yang berlinang di pupil mata ini. Mbalut langsung memelukku kembali.

"Fadlomu fismi mufrodin ka ahmadu, wajam'u taksiri kaja'al a'buddu" acapnya dalam pelukanku. Aku tau itu bait imrithi ke 33. Tapi, apa manfaatnya dia mengucapakan hal seperti itu disaat kondisi seperti ini. Ini bait yang menjelaskan tanda dlomah dalam irob rofa ketika isim mufrod seperti lafad ahmadu, dan ketika jama' taksir seperti lafad al-'abuddu.

"Mba lagi tiqror (mengulang) ya" acapku masih dalam pelukannya.

"Enggak, kamu tau ma'na lain dalam bait itu"

Aku melepaskan pelukannya.

"Enggak mba, emang apa?"

"Jadi gini. Jika kita mufrod (sendiri) maka kita akan tersesat seperti bentuk dlomahnya lafad  ahmaddu. Dan jika kita jama' ( bersama) taksir maka kita akan mendapatkan cahaya, layaknya hukum al a'budu yang dihukumi alqomariyyah dalam ilmu tajwid. Yang artinya alqomariyyah itu bulan" dia tersenyum.

"Jangan sungkan sungkan untuk bergaul ya sep" lanjutnya.

"Iya mba, tapi aku masih punya salah kepada mereka mereka" aku menatap foto di dinding kamar ini. Dalam foto itu tidak ada aku, ya biarlah. Itukan masa laluku dulu yang gak mau akrab sama anak alim.

"Cobalah meminta maaf, bentar lagi mereka selesai kok ngajinya. Eh, solat isya dulu sana sep. Sekalian diqodlo loh ya ashar sama maghribnya. Mba mau ngerjain tugas kuliah dulu , tugasnya banyak banget ini" perintahnya sembari menggeser geserkan mouse berwarna merah itu.

"Iya mba, muaaach" aku sun pipi tembemnya mba lutfah.

"Jahat kamu sep, ngesun sih ngesun, jangan pakek kuah juga dong " aku ngeloyor meninggalkan kamar dengan cekikikan. #lol

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😃

Gimana gimana? Gak seru ya di chapter ini? Hheee mangap deh mangap, authornya lagi banyak beban sih soalnya. Minta votenya yaaa ya ya yaaa
*pasang muka melas.

Santri HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang