ow.. ow..

40 8 0
                                    

Ting..

Setelah pintu lift terbuka, Selly langsung melangkahkan kakinya keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada kakaknya.

"Dia masih kesal? Astaga dasar pendendam" gerutu Juan dalam hati

"Well.. well.. princess forgive me" ucap Juan dengan nada sedikit berteriak kearah Selly "jika ada perlu langsung saja ke ruangan mas, dilantai paling atas, have a nice day my little sister" Juan berteriak sekali lagi sebelum melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan pintu lift.

***

Selly memeriksa beberapa dokumen yang diantarkan padanya dengan teliti, sesekali ia mengernyit dengan rancangan yang ia lihat,

Pantas saja mas Juan sangat ingin aku bekerja di perusahaan ini,,

Setelah memeriksa dan menandatangani dokumen yang ia terima, Selly menyempatkan diri untuk melihat beberapa model furniture yang ada di sebuah daftar furniture yang telah beredar dipasaran. "Emm Not bad" selly bergumam sambil memelintir rambut ikal coklatnya.

Mata Selly menyapu seluruh gambar yang ada pada daftar tersebut, sampai akhirnya ada salah satu model yang menarik perhatiannya, sebuah kursi yang tambak sederhana namun terkesan elegan. Kursi kayu yang diukir sedemikian rupa dan di cat dengan sangat rapi, "benar-benar karya yang sangat menarik, tanpa cacat sedikitpun" Selly berdecak kagum pada hasil karya yamg dilihatnya.

Selly memang sangat tertarik dengan dunia desain sejak SMA, hingga ia melanjutkan sekolahnya ke Eropa untuk mendalami pelajaran desain, dia menghabiskan waktu 6 tahun sampai akhirnya ia mendapat gelas magister dan kembali ke Indonesia. Itulah mengapa kakaknya sangat ingin Selly menempati posisi direktur bagian design perusahaan keluarga mereka, bukan malah bekerja di perusahaan orang lain seperti apa yang Selly inginkan selama ini, juan tidak rela jika ide-ide cemerlang adiknya dipakai oleh perusahaan lain.

"Well aku penasaran siapa yang telah merancang desain kursi ini" jemari Selly bergerak mengikuti kolom gambar tersebut, sampai akhirnya Selly tersenyum kecut setelah membaca nama yang terpampang disitu "Ryan Budi Anatama"

Nama itu membuat luka lama yang telah tenggelam muncul kembali ke permukaan, seketika saja semua kenangan buruk kembali terlintas diingatannya. selly menarik napas dalam-dalam, ia merasakan matanya mulai memanas

Aku tak akan akan menangis, apapun yang terjadi aku tak ingin menangis lagi, sekarang aku sudah memiliki hidup yang baru bersama Rendra.

"Huuuuffftt" Selly menghela napas panjang berusaha menstabilkan dirinya kembali "masa lalu biarlah berlalu, aku tak ingin terpuruk terus-menerus" ia lalu meraih telepon dan menekan tombol untuk menghubungi sekertarisnya

"Tolong datang keruangan saya" perintah Selly lalu melepaskan tombol tersebut

5 menit berlalu tetapi tak seorang pun yang masuk keruangannya "ckk" selly berdecak kesal dan menekan kembali tombol di telepon "perlu berapa lama kamu masuk keruangan saya? Saya rasa jarak kita tidak sejauh langit dan bumi" selly berteriak kesal, tetapi sama sekali tak ada balasan diseberang sana.

"Arrrggh, apa sih yang dilakukan sekertaris tolol itu, lihat saja akan ku pecat dia" Selly bangkit dari tempat duduknya berjalan keluar dengan amarah yang berapi-api

"Apa saja yang...." suara Selly tertahan menyadari keadaan ruangan yang kosong, tak ada orang sama sekali disana.

Apakah sekertarisku keluar? Atau tidak masuk kerja? Ahh mas Juan sudah kubilang padanya untuk tidak memilihkan sekertaris untukku, lihatlah apa yang terjadi, menyebalkan.

Selly lalu berjalan kearah lift ia menekan tombol 28, lantai dimana ruang kerja Juan berada.

***

Begitu membuka pintu Selly langsung melemparkan kekesalannya pada Juan "Mas .. kamu gimana sih milih sekertaris buat aku nggak becus gitu, masa jam kerja gini dia tidak berada diruangannya"

"Maksud kamu apa Selly? Sekertaris apa?" Juan mengeryitkan kening kebingungan.

"Ya sekertaris yang kamu pilihkan itulah mas" jawab Selly dengan nada kesal

"Mana ada sekertaris yang mas pilihkan untukmu, mas tidak menempatkan seorang pun untuk menjadi sekertarismu, kamu sendiri yang bilang ingin memilih sendiri sekertarismu" tutur Juan dengan nada yang sama kesalnya karena Selly telah menganggu pertemuan dengan salah satu sahabatnya.

"Oh ya?" Nada suara Selly mulai merendah, ia baru sadar kalau dari awal ia datang, ia sama sekali tidak melihat siapapun di ruang sekertarisnya.

"Makanya jangan gegabah menghakimi orang tanpa bertanya terlebih dahulu"

"Hehhhh,, maafkan Selly ya mas" Selly segera bergelayut di tangan Juan, ia tak ingin kakaknya marah.

"Ya sudah sana kembali keruanganmu, mas sedang ada tamu" ucap Juan mengarahkan pandangannya ke arah Lucas, pria blesteran bermata Biru dengan badan tegap di balut jas berwarna hitam, sangat cocok dengan lekukan wajahnya yang sempurna, salah satu ciptaan tuhan yang indah dipandang mata.

"Tamu?" Selly bergumam mengikuti arah pandangan Juan dan langsung bertatapan dengan mata biru bening sebening crystal yang sedari tadi telah menyaksikan semua kelakuan Selly.

"oh shit,, apa yg akun lakukan tadi" gumam Selly dalam hati mukanya berubah merah saking malunya "pasti ia sudah melihat kejadian tadi, memalukan" Selly mengutuk kelakuannya sendiri.

"hehhh" Selly cengengesan tak tau harus berkata apa, ia merasa sangat-sangat malu.

"Satu hal lagi Selly, jika ingin bertindak konyol pastikan tidak ada orang lain yang melihatmu" Juan mengulum bibirnya berusaha menahan tawa melihat ekspresi Selly dengan wajah semerah tomat. Sementara Lucas hanya berdiam diri dengan ekspresi yang tak terbaca.

--------------------------------------------------------------------------

Hehehe jadi deh 2 part untuk hari ini,,

tadinya sih cuma mau update satu part, tapi suasana hati lagi ceria,,, otak juga ikut bekerja..

Selamat menikmati..

Maaf yaaaaa kalau banyak typo..

Berhenti Jatuh Cinta ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang