Double Shock

30 5 4
                                    

"Bagaimana hubunganmu dengan Selly" wanita itu bertanya kemudian menghirup aroma secangkir coklat panas yang memgepul nikmat ditangannya

"Ya seperti biasa, tidak ada yang spesial" jawab Rendra santai

"Benarkah?" Sembari mengangkat alisnya wanita tersebut meletakkan cangkir ditangannya

"Tentu saja " ucap Rendra yakin, namun raut wajahnya sedikit tampak kesal

"Kenapa? Apa kau sudah mulai menaruh hati pada wanita jalang itu?" Dengan nada suara yang mulai meninggi wanita tersebut memalingkan wajahnya menatap kearah jalan yang tampak sepi

"Tidak, bukan seperti itu sayang, aku kesini untuk menemui calon istriku bukan untuk membicarakan wanita lain" ucap Rendra lembut menyadari raut wajah dari wanita yang dicintainya berubah

"Ingat Rendra, kau adalah milikku kau tidak boleh jatuh cinta pada wanita jalang itu" wanita tersebut menggenggam tangan Rendra diatas meja, menatap mata lelaki itu lekat-lekat berusaha mencari kebenaran atas ucapan Rendra

"Kalau begitu kita sudahi saja sandiwara ini, tak perlu kita lanjutkan, aku akan menikahimu dan kita tinggal diluar negeri jauh dari semua ini" Rendra berusaha membujuk wanita tersebut, ia sudah lelah bersandiwara sebagai kekasih Selly, yang ia iginkan hanya menikahi wanitanya dan pergi bersama, namun karena wanita yang ia cintai memohon untuk melakukan sandiwara itu, maka ia pun dengan suka rela mengabulkannya.

"Tidak!!!" Ucap wanita itu tak terbantahkan matanya menyala penuh kebencian

"Kenapa? Apakah belum cukup yang kau lakukan padanya di masa lalu? Ayolah sayang hentikan semua ini, sebaiknya kita menikah dan meninggalkan semuanya" bujuk Rendra lagi

"Tidak Rendra, aku bilang tidak!" Teriak wanita itu menarik seluruh perhatian pengunjung caffe "aku tidak akan berhenti sampai ia benar-benar merasa sakit, ia harus merasakan apa yang aku rasakan Rendra, kau harus menghancurkannya untukku Rendra, kau harus melakukannya," tiba-tiba wanita itu menangis histeris membuat Rendra dengan cepat berdiri dan memeluknya agar ia tenang kembali

"ia harus merasakan sakit yang aku rasakan" wanita itu terus menangis dipelukan Rendra

"Baiklah sayang, baiklah, akan aku lakukan" ucap Rendra lalu mengecup kening wanita itu dengan lembut berusaha menenangkan wanita tesebut

***

Setelah mengantar kekasihnya Rendra menuju ke kantor, wajahnya tampak frustasi, otaknya berpikir keras untuk menemukan jalan keluar dari masalah ini, ia merasa bersalah karena telah membohongi Selly yang begitu baik terhadapnya tetapi disisi lain ia tidak tega melihat wanitanya histeris seperti orang gila,, ia harus menyelesaikan semuanya secepat mungkin ia tak ingin berada dalam posisi seperti ini.

Selly bisakah kau makan siang bersamaku nanti?

Rendra menekan tombol send lalu melajukan mobilnya dengan kencang

***

Kring....

Ponsel Selly berdering, sebuah pesan baru saja masuk ke ponselnya, ia meraih ponsel tersebut lalu membaca nama yang tertera di layar ponselnya,

"Rendra" batin Selly lalu membuka pesan itu dengan penuh semangat,, sudah beberapa hari ini Rendra tidak menghubunginya, Rendra berkata ia sedang ada tugas keluar kota, oleh karena itu ia tidak bisa bertemu ataupun menghubugi Rendra

Senyum lebar terukir di wajah Selly setelah membaca isi pesan tersebut, akhirnya ia bisa melepas rasa rindu pada kekasinya itu,

Of course

dengan sigap Selly menekan tombol send dilayar ponselnya kemudian ia berjalan menjauhi meja kerjanya menuju ke arah sofa yang biasa digunakannya untuk bersantai semenjak ia bekerja diperusahaan keluarganya, ia bersandar santai di sofa tersebut sambil menggulir daftar kontak ponselnya, ia ingin berbagi kebahagiaan bersama sahabatnya

"Tessaa...." Selly menjerit girang begitu Tessa menjawab panggilannya

"Aduhhh Sel kenapa lagi?" Tanya Tessa agak menjauhkan ponsel dari telinganya

"Hehehe" Selly hanya tertawa cengengesan

"Girang banget lo Sel, kenapa? Habis dicium lagi? Hahahah" ledek Tessa mengingat kejadian memalukan yang telah diceritakan Selly padanya

"Ya nggak lah,, amit amit ishhh" bantah Selly dengan cepat, ia tak akan membiarkan kejadian seperti itu tejadi lagi

"Terus kenapa?"

"Hehehe, Rendra udah balik dari luar kota" ucap Selly penuh semangat

"Terusss??" Tessa mengangkat sebelah alisnya

"Dia ngajakin gue makan siang Tess,, sumpah gue senang banget, kangen banget gue ama dia" celoteh Selly sementara Tessa menggeleng-gelengkan kepalanya

"Jiaahh kirain lo habis dibeliin helikopter ampe segirang gitu,, kayak baru diajak makan siang aja lo,, awaass jangan terlalu cinta nanti lo patah hati lagi Tes" ucap Tessa mengingat Selly yang selalu patah hati diakhir cerita asmaranya

"Kok gitu sih ngomongnya Tes,, lo nggak senengnya kalau gue bahagia" ucap Selly sambil ngerucutkan bibirnya

"Bukannya gitu Sel,, gue cuma ngingetin"

"Ya nggak usah ngomong gitu kali Tes.. ingat kata-kata itu adalah doa" protes Selly

"Ya udah iya maaf,, nggak usah dibahas lah" Tessa memutuskan untuk tidak melanjutkan percakapan yang tidak akan berguna untuk Selly,, secara gitu Selly kepalanya lebih keras dari batu

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dipintu
"Ehh udah dulu ya Tes, ad tamu" Selly menutup telepon lalu memperbaiki posisi kemejanya yang agak lusuh lalu ia berjalan ke meja kerjanya dan menekan tombol kecil yang berfungsi sebagai penghubung speaker di dekat pintu masuk, karena Selly belum memilih sekertarisnya jadi ia menggunakan alat tersebut untuk mengijinkan orang masuk ke ruangannya sebab tidak mungkin Selly berteriak di dalam ruangan yang kedap suara

" masuk" ucap Selly agak menundukkan kepalanya kearah mic kecil diatas mejanya

Klik.. pintu terbuka dan seorang pria berstelan rapi masuk keruangan Selly

Selly menatap pria itu dengan seksama, ia mengerutkan keningnya, wajah itu, wajah yang sangat ia kenali...

Wajah Selly berubah merah,, ia menggertakkan giginya lalu berdiri berjalan menuju ke arah pria tersebut

"Kamu!!!"

--------------------------------------------------------------------

Have a nice read guys...

Maaf ya kalau ada typonya... hehehe

Salam wattpad ;)

Berhenti Jatuh Cinta ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang