Chapter 3

1.3K 76 0
                                    

gadis bersurai indigo itu melirik jam dinding yang tergantung di salah satu dinding kafe itu, jam delapan tepat...Artinya sudah tiga jam dia menunggu Naruto disini. Dadanya telah terasa sesak, matanya pun terasa mulai memanas merasa terluka."Naruto" desah gadis itu hampir putus asa.

Kembali Hinata melirik jam lagi, jam delapan lebih lima belas menit! Dia harus bergerak. Namun tak lama kedua matanya menangkap sosok tak asing yang baru saja melangkah masuk ke kafe.

Deg!

sosok berambut kuning jabrik itu masuk dengan seorang laki-laki paruh baya & seorang wanita. Seharusnya sebuah senyum terukir di bibir Hinata melihat sosok yang ditunggunya akhirnya datang, namun pada kenyataannya justru rasa sakitlah yang menyerangnya melihat sosok itu didampingi seorang gadis. Yah Gadis! Gadisberambut ungu yang tergerai indah.

Mencoba menghalau rasa curiga gadis itu melangkah lagi, mendekat pada Naruto.

"Naruto,Minato-sama?" sapa Hinata ragu.

"Hinata,Tepat sekali kau disini." Minato  memberikan senyum kecut pada Hinata."Senang bertemu dengan anda,Minato-sama?"
Naruto mencoba tersenyum pada gadis itu, namun matanya seakan tak mau beralih dari lavender Hinata. " tadi aku menunggu seseorang yang berjanji denganku,sepertinya orang itu tidak bisa datang," suara gadis itu mulai terdengar bergetar, menusuk… rasa sakitnya benar-benar menusuk."Hinata aku—"
"Apa yang kalian lakukan disini? Makan malam bersama?" Yugao sedikit mengernyit melihat Hinata yang bersikap dingin pada nya, tapi .
"Kami akan membicarakan pertunangan Naruto & Yugao. Kebetulan kau disini,Jadi sebaiknya kau harus mengetahuinya" ujar Minato tegas.
"Tunangan?" ucap Hinata tak percaya. Entah apa yang ada didalam fikirannya, seharusnya dia pergi dari tempat itu,Bukan seharusnya berdiri ditempat dengan pria yang baru saja membuat dadanya terasa tertusuk. "Maafkan aku,Sepertinya saya lancang disini. Saya permisi."  suara yang tak asing ditelinganya, dengan malas dia mendongak."Hinata—" Naruto menyusul Hinata pergi meninggalkan Tousan & Yugao yang mematung disana.
"Hinata tunggu,Kita perlu bicara. Maafkan aku tak sempat mengirimkan pemberitahuan padamu bahwa aku datang dengan ayah & gadis itu" ucap Naruto dengan mencekal pergelangan tangan Hinata."Tak apa, aku bagimu hanya apa Naruto? kau bisa melakukan apapun sesukamu. Termasuk bertunangan tanpa pemberitahuan sekalipun." Kata Hinata dingin."Aku tak suka nada bicaramu padaku.Ini bukan Hinata yang aku kenal," kata Naruto dengan getirnya,kedua safir birunya menyipit.
Gadis itu pun melepaskan genggaman tangan Naruto dan berlalu dari tempat itu, meninggalkan bisik-bisik yang mulai terdengar setelah Naruto juga berlari menyusulnya.
"Kau marah padaku?" pemuda itu bertanya saat keduanya berjalan menyusuri jalanan kota yang mulai sepi senyap tak berpenghuni. Hinata tak menjawab, gadis itu tetap berjalan dengan langkahyang lebih cepat dari biasanya. Naruto tau ada rasa tak nyaman yang datang akibat perlakuan gadis itu padanya. Dia tidak suka diacuhkan, tapi dia juga tidak tahu bagaimana cara untuk membuat gadis itu berhenti dan berbalik memandangnya lalu mengatakan apapun yang bisa dimengerti olehnya.Namun nyatanya, hingga gadis itu masuk kerumahnya, dia masih belum memandang Hinata sedikit pun. gadis itu memberinya tatapan meneliti."Apa yang harus ku lakukan bila kekasihku marah dan mengacuhkanku?" Tanya Naruto pada Hinata dibalik pintu. dan dia merasa sedikit berhasil ketika melihat Hinata membuka pintu rumahnya lebar menampilkan wajah yang beruraian air mata. "Maafkan Aku,Hinata. Aku memang salah. Aku tidak menyetujui pertunangan itu. Sumpah demi apapun Hinata.Kumohon percayalah" ucap Naruto getir.
"Yang ku butuhkan hanya kekasihku datang tepat waktu seperti janjinya disaat ulang tahunku ini, bukan membiarkanku menunggu selama tiga jam kemudian datang membawa kado akan bertunangan dengan gadis lain!" teriak Hinata frustasi
"Hinata," panggil Naruto rendah. Dadanya jadi terasa nyeri mendapat tuduhan itu dari Hinata yang jelas-jelas salah
"…" Hinata tak menjawab, dia bahkan tak memandang sosok itu dan masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu keras-keras rumahnya. Naruto menatapnya dalam diam dan menyedihkan. Hinata menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya, mencoba menahan rasa sakit itu. Dadanya terasa sesak.  air matanya tak dapat lagi dicegah untuk tak menetes, membasahi bantal dingin di bawahnya.

"Hinata,Dengarkan aku! Aku akan menunggumu sampai kau membuka pintu ini...Tak pedulipun akan hujan ataupun panas. Aku mencintaimu Hinata. Ku mohon percayalah. Aku akan memutuskan perjodohan sialan itu! Ku mohon buka pintunya & tatap aku Hinata!" teriak Naruto yang seperti orang gila jika ada orang yang melihatnya.

"Aku membencimu,Tousan. Kau membuatku hancurrrr" Batin Naruto bersujud di tanah dengan frustasi.



                                     TBC

Jangan lupa vote yah & berikan aku vomen..Please...#puppy eyes no jutsu :D

See you :-*

Will You Marry Me, Hinata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang