pertemuan (lagi)

25 7 2
                                    

"Dompet ada?"

"Ada."

"Hp ada?"

"Ada."

"Bensin udah full?"

"Udah."

"Oke beres semua." ucapku sambil tersenyum puas.

Sekarang, aku sedang berada dirumah asta-yang ada dibandung- karna hari ini dia akan kembali lagi ke makassar.
Sepertinya empat hari belum cukup untukku melepas rindu bersamanya tapi kalau dipikir-pikir tidak pernah ada rasa cukup untukku bila terus bersamanya. Asheggg

"Kamu nanti jaga diri baik-baik ya disana." ucapku untuk kesekian kalinya.

"Always, babe"

"Nanti jangan kangen ya sama aku." ucapku menggodanya.

Eksperinya telihat datar dan tidak menunjukan apapun.
"Nggak." jawabnya santai

Apa katanya? Dia bilang dia tidak akan rindu padaku? Hatiku panas mendengarnya, amarah langsung menguasaiku.
Aku disini selalu mati-matian menahan perasaan rindu hanya untuknya, sedangkan dia?!

"Nggak mungkin aku ga kangen sama wanita kedua yang udah mengisi seluruh hati dan perasaanku, nggak mungkin aku ngelewatin waktuku buat ga mikirin kamu." ucapnya lembut sambil meraih jemari tanganku dan mengecupnya perlahan.

Ya tuhan.....
Bodohlah aku jika aku tidak bersyukur karna telah memiliki laki-laki seperti dia.

"Ingat! Jangan pernah berubah walau keadaan memaksamu untuk berubah, karna perasaanku tidak akan pernah berubah." lanjutnya sambil memandangku lekat dan lembut.

Aku tersipu malu dibuatnya, dia selalu bisa saja melambungkanku ke langit perasaan bahagia. Menerbangkanku bersama kupu-kupu cantik nan indah.

"Never will." jawabku tak kalah lembut.

Kemudian dengan tersenyum dia kembali mendekapku kedalam pelukannya yang sudah seperti candu bagiku.

Ya tuhan.....
Aku tau aku memang mahluk yang belum sepenuhnya taat, tapi tidakkah ini terlalu berlebihan untukku? Aku yang selalu tidak menaati perintahmu tapi kau dengan sangat rela memberikanku kebahagiaan yang sangat indah dengan menjadikan dia lelaki ter-romantis untukku.

"Yuk berangkat" tiba tiba saja Asta membuyarkan lamunanku, otomatis aku tidak langsung mengerti apa yang ia maksud.

"Hah?"

"Berangkat." jawabnya sambil bangkit berdiri.

"Berangkat kemana?" tanyaku tapi tetap mengikutinya.

"Ke bulan, bareng cherrybelle." jawabnya sambil menaikkan sebelah alisnya. "Ini udah jam 8, dan aku harus balik lagi ke makassar sayang." lanjutnya.

Seolah mendapat pencerahan, kini otakku berjalan seperti semula, kembali teringat apa tujuanku ada disini
"Ah ya, aku lupa, maaf."

Beruntunglah aku karna Asta tidak mencibir atau membahas perihal otakku yang sedikit lamban, dia malah menjulurkan tangannya dan mengacak rambutku pelan.

*****

Lagi lagi sang waktu berjalan terasa lebih cepat saat aku sedang berada bersama asta, tak terasa kini aku sudah berada di depan gerbang rumahku dan sedang melambaikan tanganku padanya.

Perasaan tak rela dan kecewa kembali menghantuiku saat melihatnya kembali pergi meninggalkanku, namun aku harus tetap berusaha tegar dihadapannya, aku tidak boleh membuatnya cemas dan menjadi parasit di otaknya.

Fake smile terus saja kusunggingkan saat dihadapannya, sebuah senyum yang hanya ekspektasi belaka yang tidak berbanding lurus dengan realita yang ada.

Memutar tumitku kebelakang, pun aku segera masuk ke dalam rumahku, meninggalkan kesedihan yang baru saja ku saksikan.

Tapi suara klakson mobil mencegahku untuk masuk kedalam rumah, aku menyipitkan mataku untuk melihat siapa yang memanggilku -atau mungkin hanya halusinasiku belaka- lewat klakson mobil.

dan ternyata dugaanku yang pertama benar, seseorang yang sedang menutup pintu mobilnya dan tersenyum sedang berjalan ke arahku, tapi sepertinya orang itu terasa tak asing bagiku, seakan akan aku pernah melihatnya atau bahkan mengobrol bersamanya.

"Hai Sasa" sapanya terdengar sedikit riang.

"Haiii, mmmm-

"Rama" belum sempat aku memikirkan namanya, dia sudah menyebutkan namanya. Dan aku langsung teringat dengan rama temannya Rala.

"Ah ya, Rama. Temannya Rala kan?" tanyaku memastikan

"Ya" dia menjawab sambil tersenyum "lagi ngapain ko diluar? Ini rumah lo?" lanjutnya.

"Iya ini rumah gue, tadi abis pulang dari rumah Asta, inget kan?"

"Oh iya Asta, inget ko."

"Lo dari mana? Ko ada di daerah sini?"

"Dari rumah temen, kebetulan tadi liat lo disini, ga ganggu kan?"

"Ngga ko, mau masuk dulu?"

"Gapapa emang?"

"Gapapa yaelah, lo kan temen Rala berarti temen gue juga lah"

"Oke"

Inilah awal pertemanan ku bersama Rama.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang