PART 5 - HALU

4.3K 330 11
                                    

"Dimana aku??? Gelap sekali disini!!!"

Nafasku terasa sesak, badanku gemetar, dan kepalaku terasa sangat pusing. Aku melihat seseorang berdiri di sebuah pintu dan aku sedang diawasi olehnya. Ruangan gelap ini mengingatkan-ku pada nenek tua yang mati dengan cara yang tidak wajar dan aku ingat kata kata terakhir pembunuh itu.

Dia sedang mengincarku. Aku adalah target selanjutnya. Sepertinya dia sedang mengawasiku di sudut pintu. Hanya bayangannya saja yang terlihat. Orang itu mulai menghampiri-ku dengan membawa gergaji kayu. Tatapannya sangat tajam, mulutnya tersenyum menyeringai. Keringatku mengucur sangat deras.

"Aaaaaaaaaaa" aku berteriak sangat kencang.

Kini orang aneh itu mulai meninggalkanku, ia berjalan menjauh dariku. Aku sedikit lebih tenang, namun tubuhku masih gemetar. Penglihatanku mulai kembali normal. Aku tersadar, tubuhku lemas. Aku mengalami halusinasi penglihatan. Ya, jika aku tertekan aku selalu mengalami ini. Sudah menjadi kebiasaanku. Aku berdiri sambil menunjukkan wajah kesal ku. Emosi ku memuncak.

"Akhhh... Apa yang terjadi denganku!!" aku berteriak sambil menghantam kaca yang ada di depan mataku. Kaca itu pun retak di bagian bawah. jari telunjukku mengeluarkan kucuran darah dan kulitnya sedikit sobek terkena pecahan kaca. Aku tak merasakan rasa sakit ku sama sekali. Inilah satu hal aneh lagi yang ada di dalam diriku. Menurut pakar psikologis yang pernah ku kunjungi, aku memiliki penyakit Alter Ego yaitu suatu keadaan dimana ketika seorang depresi dia akan menyakiti dirinya sendiri dan akan merasa puas dengan hal yang baru saja dilakukan, tanpa merasakan sakit sama sekali. Akhirnya aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan lukaku ini. Darah di tanganku tak ada habisnya mengeluarkan kucuran darah. Jika seperti ini terus aku akan kekurangan darah. Aku kembali ke kamar kemudian memeriksa kotak obat ku.

"Sial, aku kehabisan plaster" geram-ku.

Akhirnya aku memutuskan pergi ke warung yang terletak di seberang jalan. Aku harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk menuju ke warung tersebut. Beberapa anak tangga telah kulalui. Terlihat dari sini, warung itu sangat sepi. Mungkin karena sudah larut malam jadi wajar saja warung itu sepi.

Aku menyebrangi sebuah jalan raya yang sepi, hanya ada beberapa motor saja yang berlalu-lalang. Tibalah aku di warung nan sepi ini. Penjaga warung disini sangat ramah dan murah senyum. Jadi, aku senang berbelanja disini.

"Bu, plaster luka nya 1 ya" kataku.

"Oke, bentar ya ibu ambil dulu." ia pergi ke dalam dan mencari barang yang ku ingin beli. Tak lama kemudian ia kembali ke hadapanku dan memberikan plaster nya.

"Berapa nihh bu harganya?"

"500 perak aja, murah meriah" gurau ibu penjaga warung.

"Ini bu uangnya." aku menyodorkan uang lima ratus perak ke ibu itu. Aku langsung pergi. Baru sampai setengah jalan aku melihat samar samar di sebelah tangga kost-an ku itu berdiri seorang pria berpostur tubuh tinggi dengan menggunakan pakaian serba hitam. Tidak salah lagi, dia adalah orang yang ada di dalam bayanganku. Orang itu menatapku tajam sambil mengeluarkan senyuman ala joker kepadaku. Aku terdiam dan berkata dalam hati.

"Ini hanya halusinasiku saja!! Hanya halusinasiku saja!!"

Kemudian aku membalikan badan. Wajahku kembali pucat, keringat ku mulai mengucur kembali. Aku melihat ibu penjaga warung terheran melihatku. Lalu ia berteriak,

"hey, kau kenapa?"

Lantas aku menjawab, " ga-ga-gapapa bu..." jawabku gugup.

Tak ada respon lagi yang diberikan oleh ibu penjaga warung itu. Ia masih menatapku dengan tatapan bingung. Aku mencoba memberanikan diri untuk berbalik badan. Kuputarkan badanku perlahan demi perlahan. Syukurlah orang aneh itu lenyap dari pandanganku. Aku menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Aku langsung berlari menaiki tangga. Lalu berjalan sedikit dan tibalah aku dikamar kost ku. Ketika ku membuka pintu kamarku. Aku menemukan sepucuk kertas tergeletak di depan pintu. Aku sudah menduga pasti isinya aneh. Akhirnya aku meremukkan kertas itu dan ingin segera membuangnya. Tapi rasa penasaranku bertambah besar. Akhirnya aku mengubur niatku membuang kertas itu dan aku mulai membuka lipatan kertas yang sudah tidak jelas bentuknya. Ada beberapa kalimat didalamnya

Aku menemukan cara baru untuk membunuhmu. Terus lihat update perkembangan video di website itu. Mungkin salah satu anggota keluargamu lah yang menjadi pemeran utama.

Website Pribadi untuk Para PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang