PART 12 - WANITA BERGAUN MERAH

2.1K 185 14
                                    

Aku kembali ke homestay dengan keadaan penuh luka benda tajam di sekujur tubuh. Aku berjalan di lorong homestay-ku sambil menundukan kepala. Sekumpulan orang yang sedang mengobrol di depan kamar mereka seketika terhenti. Tatapan mata heran dari sekumpulan orang disana menyerangku. Tiba-tiba, terdengar celetukan seorang pria.

"Hey! Abis dicakar macan?" lalu, orang itu menertawakanku terbahak-bahak. Aku tidak menghiraukan celetukan itu. Aku mempercepat langkah-ku menuju lantai atas.

Andai saja mereka tahu kejadian yang kualami. Mereka pasti akan terdiam sambil menunjukan wajah lugunya.

Tibalah aku di depan pintu kamar-ku. Aku merogoh kantung celana. Dan kunci kamar berhasil kutemukan. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menancapkan kunci ke lubang. Kubuka pintu kamar tersebut. Berantakan. Itulah hal pertama yang kulihat. Jujur saja, aku sangat malas untuk merapikan kamarku sendiri. Kecuali, ketika kamarku benar-benar dalam keadaan yang membuatku tidak nyaman. Aku bukan tipe cewek pembantu.

Rasa perih di sekujur tubuhku masih terasa hingga sekarang. Aku berniat membersihkan diri. Aku mengambil pakaian dari dalam lemari. Lalu aku berjalan menuju kamar mandi.

Aku membasuh tubuhku dengan air. Aku memekik. Rasanya sangat perih ketika air itu mengalir di atas luka bekas benda tajam. Aku membersihkan darah yang masih bertengger di atas luka sayatan itu hingga benar benar hilang.

Setelah selesai membersihkan diri, aku memakai pakaian yang tertata di atas lemari kecil. Setelah berpakaian, aku memutuskan untuk berbaring di atas king size bed-ku. Mataku mulai mengantuk. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya aku tertidur lelap.

Aku kembali menduduki kursi di sebuah ruangan gelap. Mulutku tertutup, tangan dan kakiku terikat. Seketika, ruangan menjadi terang. Seseorang menghidupkan lampu. Kini aku bisa melihat keadaan disekitar. Aku bersanding dengan dikelilingi dinding berwarna putih yang hanya dihiasi dengan lampu pijar diatas kepalaku. Tepat di depanku ada sebuah kamera lengkap beserta treefoot-nya berdiri mematung, dengan mata lensa menatapku. Kulihat seseorang memakai jubah hitam mendekati kamera tersebut. Ia memotretku. Mataku mengedip ketika pancaran sinar kilat yang sangat cepat menyambar kedua pasang mataku. Ia meninggalkan kamera itu dan menghampiri diriku. Aku panik. Aku mencoba memberontak. Ia mengeluarkan sebuah benda dari balik jubah hitamnya lalu mengarahkannya ke mataku. Aku mencoba berteriak. Wajahku pucat. Keringat terus bercucuran. Dua capitan benda itu sudah sejengkal di depan mataku.

*Splash*

Mataku terbuka lebar. Bajuku dipenuhi dengan keringat, membuat badanku terasa lembab.

*Dag..Dig...Dug....*

Detak jantungku terasa begitu cepat. Aku terbangun dari tidurku. Terbelalak mataku ketika melihat pintu kamarku terbuka lebar. Sial! Aku lupa mengunci pintu tadi.

Baju-baju ku bertebaran di lantai. Masalah apalagi ini!? Belum selesai masalah tadi, muncul masalah baru. Serasa ingin pecah kepalaku dibuatnya. Tidak salah lagi, ini pasti ulah pencuri.

Aku langsung berdiri dan memeriksa lemariku. Karena, disinilah aku menyimpan barang-barang berharga. Aku memeriksa laci lemari dan hasilnya semua barang berhargaku masih tersimpan disana. Tapi, satu barang pemberian Ibuku tidak ada. Stopwatch berwarna emas dilengkapi dengan ukiran indah di tiap sisinya, warisan keluargaku lenyap begitu saja. Ibuku pernah berkata,

"Jika stopwatch ini hilang dan hancur, keluarga kita akan dalam bahaya besar. Jadi, jagalah barang ini!"

Aku takut semua perkataan Ibu benar. Aku panik. Aku langsung berlari keluar, mencari jejak pencuri itu. Kulihat diujung sana, seorang wanita bergaun pendek berwarna merah sedang berlari menuruni tangga. Rambut panjangnya terurai akibat hembusan angin. Terbesit rasa curiga-ku terhadap wanita itu. Tanpa pikir panjang, aku menutup pintu kamarku dan berlari mengejar wanita itu.

***

Hi Guys, sekian dulu ya untuk part kali ini. tak pernah bosan author ucapkan,

"Terima kasih udah membaca."

Jangan lupa untuk terus memberi dukungan berupa vote dan comment.

Dan juga, kritik dari para pembaca juga dibutuhkan buat tulisan author kedepannya.

So, jangan jadi sider ya!! ^^

Stay tuned for next part.

Website Pribadi untuk Para PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang