Chapter 1

37.1K 824 3
                                    

Sabtu, 18 Juni 2011

DJ yang memainkan musik yang sangat keras memenuhi ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DJ yang memainkan musik yang sangat keras memenuhi ruangan ini. Ballroom hotel yang disewa untuk perpisahan salah satu sekolah SMA di Jakarta. Bau alkohol yang sangat menusuk ke indra penciuman bagi orang-orang yang tak biasa mengonsumsinya. Delira salah satu orang yang akan menginjakan kakinya di bangku kuliah.

"RA AKU MAU NAMBAH WINE MAU JUGA GAK?"
Teriak pemuda yang bernama Dito, Andito Handoyo.
"BOLEH, AKU TUNGGU DISINI YA"

Semua orang berteriak karena dentuman musik yang sangat keras. Tak berapa lama Dito kembali.

"INI SAYANG, POKOKNYA INI GELAS TERAKHIR YA." Kata Dito seraya memberi Lira wine. Ya Dito dan Lira berpacaran selama 3 tahun. Dito kakak kelas Lira, sekarang dia udah kuliah semester 2 di bilangan jakarta.

"IYAA SAYANG" Sahut Lira

Sampai akhirnya hampir tengah malam dan mereka mabuk. Lira pun pingsan di dekapan Dito yang sedang menikmati musik.

"Ra bangun ra, ra kamu denger aku kan, sayang?"

Dito menepuk nepuk pipi sang kekasih. Tetapi tidak ada sahutan.
Dito pun langsung membawa Lira ala bridal style dan menaruhnya di sofa lobi hotel. Ia pun ke meja receiptionist.

"Mbak, masih ada kamar kosong gak ya?"
"Oh ada Mas di lantai 4 nomor 417"
"Oke mbak saya pilih itu" Ia mengeluarkan semua yang diperlukan untuk pemesanan kamar. Setelah memesan kamar Dito menghampiri Lira yang sudah setengah sadar di sofa lobby.
Ia pun membawa Lira ke salah satu kamar di hotel tersebut.

Selang beberapa menit, Lira siuman.
"Dit, kita dimana?"

Dito yang duduk di tepi ranjang pun  menengok ke arah Lira.

"Kamu udah bangun? Yaampun tadi aku khawatir banget, kamu pingsan pas lagi di dance floor"

"Kepala ku pusing"

Dito sadar Lira masih mabuk pada saat itu, begitu pula Dito. Tapi Dito tidak separah Lira, yang jarang ke club apalagi minum alkohol.

"To, aku udah ganti baju?"
"Iya tadi waktu kamu pingsan aku ke mobil untuk ambil baju kita"
"Terimakasih"
Dibalas dengan senyuman dari mulut Dito.

Ia melihat ke arah baju Lira yang sangat transparan, bahkan bra nya saja bisa Dito lihat. Ia pun mendekati Lira dan mereka berciuman sangat lama, Lira pun menikmati apa yang mereka perbuat. Sampai Dito membuka baju mereka berdua, mereka tau ini bukan yang pertama kali. So mereka santai saja.

 So mereka santai saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***********

Minggu, 19 Juni 2011

Lira mengerjapkan matanya dan melihat cahaya yang menembus dari sela-sela horden yang menunjukan bahwa pagi telah datang. Tangan kekar Dito pun masih di perut Lira.

"Pagi cantik" ucap Dito sambil tersenyum, senyuman yang sangat manis. Lira sadar bawha ia sangat butuh senyum itu untuk mengisi hari-harinya.
"Pagi sayang, kamu mau sarapan?"
"Nanti aja, kayak gini aja dulu ya aku capek banget"
Lira pun mengangguk dan kembali memeluk Dito.

Waktu menunjukan 10.00 pagi. Handphone Lira bergetar di meja sebelah tempat tidur mereka.

"Halo. Halo. Kok putus sih" Lira sambil melihat layar hpnya.
"Siapa?"
"Bang Satria. Aku belum bilang kalau aku nginep"
"Yaudah telfon balik gih." Ucap Dito sambil mengambil makanan yang disediakan di hotel.

"Hallo, bang Satria?"
"KEMANA AJA DEK? ABANG NYARIIN KAMU DARI SEMALEM TAU GAK SIH"
"Maaf bang adek tadi nginep dirumah temen soalnya adek takut kalo mau pulang"
"Minta anter Dito lah"
"Ditonya juga nginep dirumah temennya" Jawab Lira berbohong
"Kalo mama papa tau bisa abis kamu dek"
"Ya jangan kasih tau mereka bang, adek minta maaf"
"Yaudah jangan diulangi lagi ya, sekarang pulang kamu"
"Iya ini adek mau pulang"

HAIII SETELAH SEKIAN LAMA GAK NULIS AKU BALIK. JANGAN LUPA COMMENT DAN VOTE YA!!!

STORY OF DELIRA : Finding OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang