EPILOG

6.2K 203 4
                                    


Selasa, 9 Juli 2019

"Hati-hati sayang, gausah lari-lari. Bunda buat susu dulu ya. Kamu jagain dulu ya" Lira berbicara kepada Dito

"Iya ini aku liatin."

"Pa tadi kit udah dibagiin nilai ulangannya."

"Ulangan apa? Gimana hasilnya?"

"Matematika Yah. Adit sih bagus, 90 cuma Dita disuruh ulang sama Pak Guru karena dapet 70."

"Ih ngapain sih Abang ngadu-ngadu, manja banget" Batin Dita.

"Loh emang Dita ga belajar??"

"Dita udah belajar Ayah, cuma emang susah. Dita kan mau masak bukan mau ngitung-ngitung perjalanan sekolah orang atau berapa jumlah permen yang didapat Reza. Kayak ga penting gitu loh Yah."

"Kok Dita ngomongnya gitu sih?"

"Ya lagian, Dita kan ga peduli Reza dapet permen berapa."

"Oh soalnya kayak gitu ya? Tapi kan walaupun Dita mau jadi chef Dita juga haru bisa menghitung. Kalau mau ukur atau timbang bahan-bahan makanan kan harus bisa matematika."

"Emang iya ya Yah? Ah kalo gitu Dita gamau jadi chef"

"Yaah gaboleh gitu Dit, inget ya Adit Dita kalau kalian sudah membuat tujuan di akhir, walaupun sulit di tengahnya itu namanya proses, hal ini biasa untuk mencapai kesuksesan. Jadi, jangan pernah ubah apa yang sudah kamu tetapkan diawal, ubahlah bagaimana cara kamu mencapainya. Misalkan, Dita gasuka matematika, coba dipelajari pelan-pelan, nanti lama-lama bisa, dan tidak perlu mengubah cita-cita Dita sebagai chef. Emang Dita mau cita-cita Dita dikalahkan oleh matematika?"

"Gamau ayah."

"Nah, jadi kalian jangan pernah ya mengubah tujuan kalian kalau selama itu baik."

"Siap ayah" keduanya serentak menjawab seperti itu.

Dan obrolan keduanya diinterupsi oleh tangisan bayi berumur 2 tahun yang sudab jatuh di rumput halaman belakang.

"Waduh Sasha jatoh Yah."

"Wah iya, bunda bisa ngomel nih." Dito yang masih kaget bukannya membantu, malah diam di tempat.

"YAAMPUN AYAH KAN BUNDA BILANG JAGAIN, JATOH KAN ANAKNYA". Lira teriak dari depan pintu yang menghubungkan ke taman belakang, ia pun lari dan cepat-cepat menenangkan anaknya.

"Iya maaf bun, orang lagi asik ngobrol sama Adit sama Dita."

"Untung Sasha ga kenapa kenapa. Udah cup cup jangan nangis lagi yaa sayang."

Selesai menangis Sasha meminum susunya dan tidak lama tertidur dipangkuan Lira. Dito duduk disebelaj Lira. Adit dan Dita sedang asik bermain ayunan.

"Ra, tau ga? Ini adalah hari-hari terbaik aku menjalani hidup. Melihat kamu, Adit, Dita dan Sasha tersenyum bahagia, aku udah seneng banget. I've never felt this feeling before i met you all"

"Iya To, aku juga seneng banget kita bisa kumpul lagi, aku bahkan ga pernah kepikiran hal-hal kayak gini akan terjadi dihidup aku. This is beyond my expectation, and i am glad that you are here."

"I love you Lira, always."

"I love you to Dito, always."

Dita dan Adit lari dari kejauhan lalu langsung memeluk keduaorangtuanya. Mereka berlima pun berpelukan, kehangatan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya oleh pasangan ini.

"Tuhan kalau ini mimpi, jangan pernah bangunkan ku dari mimpi ini Tuhan. Aku sangat bahagia. Terimakasih atas segalanya yang telah kau berikan. I couldn't ask for more" - Delira Putri Swara.

#THE END#

STORY OF DELIRA : Finding OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang