Enam: 'Interogasi'

20 6 2
                                    

Jangan lupa vote dulu ya sebelum baca ^^

Viktor Hezekia Vin Lorenzo's POV

Bosen banget astaga. Pelajaran terakhir slalu aja bosenin dan bikin ngantukk.. sambil sibuk berpangku tangan memikirkan "Dia" aku mencoba mencerna katakata Guruku yang sedari tadi selalu mental ketika sudah bertemu otakku. 

Ternyata begini ya, rasanya punya gebetan, suka muncul-muncul gitu di pikiran kalo lagi ga fokus hihi . Ya lumayan juga lah dibanding mengarah ke pikiran-pikiran negatif bin non halal .. #nahloooo

"Jadi , seperti yang kita tahu bahwa secara sistematika , hidup dari suatu makhluk hidup itu didasari dengan adanya  pengetahuan akan-"

KRINNNNNGGGGGGG

 ' yessss yesss yeess omaygat yaowoh bell omayagaattt ' teriakku alay kegirangan dalam hati .

hari ini 2 kali bel menyelamatkanku .... yeayyyyy 

Guru pun mau gamau langsung diam karena bel sudah berbunyi. Kekuasaan bel lebih tinggi daripada guru di sekolah HA HA HA.

segera kami rapikan tas kami dan berdoa. Dan berebut salim sama guru supaya bisa cepet cepet keluar kelas dan pulang. Eh gadeng ada juga yang ekskul. Untungnya sih aku gaada eksul hari ini. Yeay. Jadi bisa sepuasnya buka internet (positiv) buat cari tau soal doi dengan pengetahuan yang sangat sedikiiiiiiiiiiiit banget mengenai dia.

.

senyum cerahku mengambang(?) di wajahku ,ketika baru aja melangkah ke keluar kelas , serasa hidup kembali begitu kedua kaki sudah menapak di depan ambang pintu kelas. Langsung pulangg aja ahhh biar bisa langsung kepokepo di inet. 

"Cegat !!! cegattt !!! cegattttt!!!"

teriakan itu membuatku refleks menoleh  ke arah suara-suara di blakangku yang ternyata dengan flash sudah berpindah ke depanku. Hal ini cukup merugikan karna membuatku kepalaku harus berputar 360 derajat ditambah leherku keputer puter sehingga encok(?)

berdiri di depanku sekarang, Evan, Abonk, dan Alicia. Mereka semua mengangkat kedua tangannya, dan menyeringai jail tapi serem, seperti mereka semua siap menerkamku sewaktu waktu. Entah kenapa perasaanku jadi gaenak 

"lo-lo ngapain pada diri-diri di depan gue? iiih udah ah gue gaikutan kalo lo mau main kucing-kucingan. Gue mau pulang nih...ada ehm .. urusan penting." Ucapku buka suara yang ditambahi sedikit bumbu dusta supaya aku dapat segera pergi diri dari mereka

"Haha ga kok kita gamau ngajak main kucing-kucingan, kita cuma mau bicara serius sama lo " Kata alicia menurunkan tangannya dan mendekat

aku mengeryit kurang setuju karena emang udah pengen buru buru pulang

"Semakin cepet lo mau bicara, semakin cepet juga lo pulang" katanya alicia lagi

"Ish yaudah ayo mau bicara apasih emangnya, kayanya penting banget" ucapku lagi, bete

"yhaaaelaaa jangan disiniii lhaa cari tempat yang enak dikitt dong"kata Abonk rada melas tapi masinh ngangkat kedua tangannya kaya orang kocak

"Ngapainn sih udah disini ajalah"Ucapku naik satu nada 

"uda turunin tangan lo"kata Evan sambil nurunin tangannya si Abonk "Di DPR belakang sekolah aja" lanjutnya lagi sembari uda jalan duluan sambli ngerangkul Abonk. Akupun mengekor mengikuti dia dengan malas-malasan. 

Dia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang