siji

284 67 58
                                    

"eh tan, ambilin kardus aqua-nya dong," suruh seseorang di belakang gue, dari suaranya aja gue udah mengenali kalo dia itu luke.

gue melangkah gontai ke pinggir lapangan, mengambil kardus aqua yang beratnya naudzubillah itu. lalu, berjalan kembali ke tempat gue semula.

"nih," kata gue sambil meletakkan kardus aqua disebelah luke. padahal gue pengen banget ngelempar itu kardus ke muka dia.

luke tertawa, "makasih ya."

gue cuman cemberut, tidak ada niatan untuk membalas kata-kata luke.

"eh tan, lo itu baik banget sih, disuruh ngambilin aqua mau, disuruh ngambilin jersey, sepatu sama tas gue juga mau. ah lo itu bener-bener .... " luke menggantungkan kalimatnya sebentar.

"pembantu idaman," lanjut luke sambil nyengir, diiringi derai tawa dari anak basket lain.

"gaboleh gitu, sat. gini-gini tanya multifungsi kali," tambah calum sambil ikut tertawa.

"multitalent kali, ah. multifungsi mah buat barang," balas michael masih sambil memegangi perutnya.

gigi gue bergemeletuk, sudah tidak tahan menerima ejekan dari ketiga setan itu.

gue langsung naik pitam, gue berdiri dan muka gue berhadapan langsung dengan luke, "eh luke! lo mikir dong gue ini manager tim basket ini, bukan kacung lo. kalo ngomong disaring dulu, kek. jangan asal nyablak aja, bangsat!"

setelah mengatakan itu, gue tidak lagi berhadapan muka dengan luke, tapi kepada anggota tim lain, "gue berhenti jadi manager."

kata-kata itu terlontar gitu aja dari mulut gue. gue yakin, disekitar gue ada atmosfer kekagetan yang luar biasa.

gue menyampar tas biru muda gue dan memakainya di bahu gue. entah kenapa, saat gue pergi dari lapangan itu gaada satupun orang yang nahan gue.

gue benci mereka.

gue benci setan-setan itu.

gue benci gaada yang ngerti gimana perasaan gue saat ini.

gue benci punya temen kaya mereka.

sampai saat gue ada di parkiran motor, seseorang dengan langkah yang panjang-panjang--atau mungkin sangat panjang terdengar dari belakang gue.

"tan," panggil seseorang, tanpa perlu melirik gue tau itu luke.

luke 'gapunya otak' hemmings.

gue gak menoleh, malah mengeluarkan motor gue dari parkiran. gue sedikit kesusahan tapi gengsi mau bilang ke luke.

"tan, bisa ngeluarin motor gak?" tanya luke lagi. STFU, LUKE. gue ogah denger suara lo.

"tan, maafin gue ya," ujar luke lagi, tetep kekeuh padahal muka gue ada kali 5 lipatan.

"tan, jangan marah dong. gue gabakal ngulangin lagi,"

and for your fucking information, kalimat diatas udah luke ucapin hampir ribuan kali ke gue. dan hasilnya? dia selalu buat gue marah.

"minggir njing," ucap gue ketika luke berada tepat di depan motor gue. ini orang berasa badannya kecil kali ya?

"gue gamau minggir kalo lo belum maafin gue," ujar luke, kali ini badannya ia rentangkan memenuhi jalan.

si anjing perlu dikasih tau kayanya. dengan tidak sabar, gue memutar gas motor gue, luke yang tidak mengira kalo gue bakal tetap men-gas motor gue. akhirnya refleks menyingkir.

namun hal paling bangsat terjadi: gue tidak sengaja melindas kaki kiri luke.

kalo gue denger dari teriakan luke, itu jari kakinya pada patah semua kayanya.

hai anjay receh bgt gue.

pamit • hemmings [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang