Duapuluhlima

574 47 20
                                    


25. Rahasia Berdua

Nael masih berada di sana. Di depan Komplek Perumahan Alona setelah melihat anak perempuan itu yang ditarik paksa oleh Kakak laki-lakinya untuk naik ke atas motor. Nael bingung bukan main. Harus sebegitu kah Nael diperlakukan oleh Haikal hanya karena telat membawa Alona pulang? Setidaknya Alona masih bisa dipulangkan dengan keadaan yang utuh, bahkan dapat dibilang perempuan itu pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah dibuat senang oleh Nael. Tapi, apa tindakannya separah itu di mata Haikal?

Nael tak henti-hentinya berpikir.

Ia lalu memegang bagian wajahnya yang beberapa waktu lalu dihadiahi pukulan dari tangan Haikal. Sama sekali tidak terasa nyeri di sana. Nael pun mengalihkan tangannya untuk ke depan dada, memukul pelan di daerah itu karena entah bagaimana caranya, tapi nyeri yang ia rasakan justru berada di dalam sana.

Dering telepon berbunyi, menyadari pemiliknya bahwa ada sebuah panggilan. Dengan sekalis gerakan, Nael sudah mampu mengambil ponsel yang ada di saku celananya dan meletakkan benda itu di samping telinganya.

"Anjing, baru diangkat!" Tanpa sebuah sapaan berarti, orang di seberang telepon sudah melontarkan umpatan yang tidak dijawab apa-apa oleh Nael. "Lo dimana, setan?! Jadi ke rumah nggak?" Dan pertanyaan yang setelahnya diucapkan orang itu, membuat Nael cukup berdeham untuk menjawabnya.

"Ke rumahnya besok aja, abis balik dari rumah Bella. Gue sama anak-anak mau kumpul dulu soalnya,"

Kernyitan timbul di dahi anak laki-laki berjaket hitam itu. "Terus?"

"Ya, lo langsung ke rumah Bella. Gue udah di jalan juga ini, nanti ketemu di sana."

"Ooh.."

"Bisa nggak? Lo di mana emang, babi?"

"On the way." Dan setelah mengucapkan kalimat itu, telepon pun langsung dimatikan oleh Nael secara sepihak.

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membuang pelan udara yang sudah tertampung di dadanya. Kejadian beberapa saat lalu, kini kembali memenuhi otak Nael, menghantam egonya dengan begitu kuat. Nael mulai memejamkan mata, berusaha menahan diri agar emosi tidak muncul, mencoba memikirkan posisi Haikal sebagai seorang Kakak yang mungkin memang sepantasnya melakukan hal itu karena khawatir pada adiknya.

Tapi, tidak bisa. Otak Nael seolah menolak untuk mengerti.

Dan di waktu yang bersamaan, semua hal yang terjadi pada dirinya dalam satu hari ini lagi-lagi teringat, memutar beberapa rekaman menyebalkan yang mengusik emosi Nael dalam hitungan detik. Seakan sengaja membangkitkan amarah yang sebelumnya telah redam berkat bantuan Alona. Tapi sekarang, perempuan itu tak lagi di sini, untuk sekadar memberikan ketenangan pada hati Nael.

Usai berkutat pada pikirannya sendiri, Nael pun kembali menyalakan mesin motor, lalu memasuki Komplek untuk pergi ke rumah salah satu anak perempuan yang kini tak lagi asing baginya. Ia membelokkan motor ke arah kanan, lalu meneruskan perjalanan hingga sampai di depan sebuah rumah yang gerbangnya menjulang begitu tinggi.

Gerbang terbuka setelah Nael menekan tombol klakson beberapa kali. Ia pun masuk ke dalam wilayah rumah tersebut dan mulai memarkirkan motor di garasi yang sudah terdapat beberapa kendaraan lain milik teman-teman dari Deon dan Bella.

Sister's Boyfriend ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang