Tigapuluhsatu

409 34 41
                                    


31. Status

Minggu ini merupakan minggu yang sangat melegakan dan menyenangkan bagi para murid SMA Pribadi Utama. Tak hanya untuk satu angkatan saja, melainkan untuk seluruh angkatan sekaligus.

Apa lagi kalau bukan karena diadakannya Class Meeting. Acara di mana semua siswa dan siswi yang ada di sekolah akan melakukan kegiatan penyegaran otak, usai melaksanakan semua ujian yang telah berlangsung dari beberapa minggu silam.

Alona berjalan menyusuri koridor dengan tas yang masih berada di punggungnya. Sesekali ia menoleh ke samping, membalas ucapan orang yang berangkat pagi tadi bersama dengannya. Mereka melewati koridor-koridor untuk sampai di kelas Alona yang berada di ujung bangunan. Seperti yang sering terjadi, semua mata pun mulai menjadikan kedua orang tersebut sebagai fokus utama. Hingga yang perempuan merasa terbiasa dengan hal itu.

Alona menghentikan kakinya di depan pintu kelas, lalu menghadapkan tubuh pada Irfan yang sudah ikut memaku di posisinya.

"Makasih ya, Kak,"

Irfan mengangguk sebagai jawaban. "Istirahat pertama nanti, ke ruang musik ya, Al," katanya seraya menaikkan lengan tas yang hampir saja merosot dari bahu. "Ada yang mau aku omongin."

Mendengar kalimat kedua dari Irfan, kening Alona mulai mengernyit. "Ha? Omongin apa, Kak?"

"Nanti aja," hardik anak laki-laki itu dengan cepat. "Biar kamu kepo,"

"Ih, Kak Irfan gitu," dengan bibir yang mengerucut, Alona menjawab. Sama sekali tidak suka dibuat penasaran seperti ini.

Tapi raut wajah perempuan bermata coklat itu justru mengundang tawa Irfan. Tangan kanannya pun beralih naik, mengacak pelan rambut Alona yang terurai hingga ke pundak.

"Ya udah, aku ke kelas ya, Al,"

Merasa tau bahwa akan sia-sia aja kalau Alona masih memaksa Irfan untuk memberikan sedikit bocoran kepadanya. Ia pun memilih mengangguk pasrah, membiarkan tanda tanya besar berputar memenuhi pikirannya saat ini.

"Nanti aku chat ya."

"Iya, Kak,"

Usai berpamitan, Irfan pun mulai membalikkan tubuhnya 180 derajat. Bermaksud ingin berjalan ke arah kelasnya yang berada di gedung berbeda dengan kelas 10. Begitu juga dengan yang perempuan, ia kini sudah berbalik dan mengambil langkah untuk memasuki kelas X.1. Namun langkahnya terhenti di saat ia baru saja menapaki ruangan berbentuk persegi itu sebanyak dua langkah.

Alona berhenti ketika mendapati tubuh tinggi seseorang yang hendak berjalan keluar dari kelas. Dan ia pun ikut menghentikan langkahnya di tempat.

Untuk beberapa detik, mata mereka bertemu di udara. Seolah menarik kembali semua kenangan yang pernah terbentuk di hidup keduanya. Sampai akhirnya, yang perempuan mengalihkan lebih dulu arah matanya, lalu mengambil satu langkah ke kanan agar dapat melewati orang yang belum juga berniat untuk melanjutkan tujuannya itu.

Rivan menyenggol lengan Nael sebentar, sekadar ingin menyadarkan temannya yang masih memaku di salah satu keramik kelas.

"Ada waktunya lo bisa ngobrol lagi sama dia," suara itu terdengar begitu Rivan baru saja mengembalikan posisi tangannya yang habis menyenggol Nael. "Sabar aja dulu,"

Sister's Boyfriend ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang