Rencana Sang Anak Bayang - esfladys

88 7 12
                                    


Bagi Riona, seharusnya ini mudah. Lalui lorong di tenggara, naik ke atap bangunan hingga ke selatan guna menghindari para penjaga, timbulkan kegaduhan di bagian utara, lalu mengambil kesempatan emas singkatnya untuk menerobos jendela menuju kotak penyimpanan permata. Ditambah, Riona telah memantau lokasi ini kemarin malam jadi seharusnya malam ini adalah malam keberuntungannya.

Riona ingat sejak dulu salah seorang kawannya pernah memberinya julukan sebagai 'sang anak bayang' karena ia tak pernah kesulitan untuk berjalan secepat angin menembus bayang. Baik di antara pepohonan, dalam bangunan, bahkan di atas permukaan air sekalipun. Kalau saja bukan sang ayah yang mengajarkannya, mungkin ia takkan pernah mendapat julukan seperti itu. Kali ini, langit berbintang penaung Vultassa akan menjadi saksinya.

Kedua kaki Riona bahkan nyaris tak berpijak-meloncati atap demi atap tanpa suara dan sehalus angin. Sesekali ia merangkak, menembus Pohon Ek, dan bersalto dengan gesit pula. Tak sia-sia ia mempelajari keahlian ini selama tujuh tahun. Masalah dirasakan Riona ketika telinganya mendengar sayup-sayup suara lain.

Riona merasa diikuti. Atau mungkin malah lebih buruk; merasa memiliki pesaing yang juga ingin mencuri kalung permata di markas Amberstar. Cih!

Sejenak menolehkan kepala namun berakhir sia-sia. Mata penuh waspada Riona hanya mendapati udara kosong di sekelilingnya. Tidak mungkin ada seseorang yang bisa mengungguli kecepatan Riona, kan? Memilih untuk tidak memedulikan hal yang tengah mengganggunya, ia pun kembali menyusuri atap dengan tekad yang lebih mantap.

Ini dia! Riona membatin dengan girang. Ia berjongkok di atas atap sejenak; kedua matanya menatap ke arah utara dan mulai menghitung dalam hati. Lima... empat... tiga... dua... satu....

Bibir tipis dibalik kain penutup wajah Riona tersungging puas. Dari atap kayu yang dipijaknya, ia dapat melihat asap membumbung tinggi di bagian utara. Hanya asap. Tak ada api. Tak ada gas beracun. Hanya reaksi sihir biasa yang dapat dilakukan oleh anak berumur dua belas tahun.

Asap pertama memang tidak berakibat apapun, tapi lain halnya dengan asap kedua. Atau lebih tepat disebut ledakan.

Suara ledakan pertama terdengar seiring Riona yang berusaha memecahkan jendela dengan batu vibranium seukuran kepalan tangan. Suara ledakan kedua menggelegar saat kaca jendela sasaran Riona retak berujung hancur berkeping-keping menjadi serpihan kecil, bergerak searah gaya gravitasi. Kedua kaki Riona berhasil berpijak di atas lantai keramik ketika suara ledakan ketiga memenuhi udara. Bahkan tanpa memandang langit pun Riona tahu apa yang tampak di sana sekarang. Kembang api membentuk susunan kata-kata, 'Semoga pernikahan Gwen dan Xavier besok sukses!' ditambah kata 'salam damai Ghrunklesombe'.

Karena Riona sendirilah yang merancang kembang api itu.

Selesai dengan jendela, kini kedua mata Riona terkunci ke arah kaca pelindung benda berharga itu. Kalung permata yang cantik dan mahal, senilai dengan kilauan permata berwarna merah nan elok. Mau tak mau Riona harus melalui kaca yang sudah pasti kebal terhadap segala macam sihir... namun tidak untuk batu vibranium pemberian ibunda Riona.

"Riona... tung-gu!" Suara seorang pria terdengar sebelum kaca pelindung tersentuh batu milik Riona. Dengan enggan Riona menatap pria yang berbicara dengan suara tersengal itu.

Sama seperti Riona, pria yang tengah mengatur napas itu menggunakan kain hitam untuk menutupi ujung kepala hingga kaki-kecuali bagian mata. Sama seperti Riona, pria itu adalah manusia-selain memiliki bola mata berwarna hitam, juga memiliki warna kulit sawo matang khas manusia umumnya. Kedua hal itu mengusik Riona, terutama kenyataan bahwa pria asing itu mengetahui namanya.

"Demi ras manusia! Dengarkan aku, Riona!" Desis pria itu keras. Di hadapannya, Riona tetap berusaha menghancurkan kaca pelindung sekuat tenaga. Riona yang teguh akan tujuannya. Riona yang untuk kedua kali tak menggubris gangguan di sekitar.

Noftie Distortion G. ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang