9. Can We Take Another Star?

75 9 1
                                    


"Masih sakit?" Aku bertanya pada seorang pemuda yang kucurahi seluruh sisa hidupku. Sementara mataku menuruni wajah ke arah perut membuncitnya, pemuda itu menatap pemandangan padang bunga buatan di seberang kami. Seolah dunia bisa seindah itu. Layar yang menggantikan kertas dinding di bagian dalam badan bus berganti menampilkan pemandangan lain. Iklan tentang dimensi yang hendak kami datangi.

Seluruh kursi bus ini sudah penuh. Sesak. Hingga satu-satunya pilihan duduk adalah berhimpitan dengan pria berbadan besar menakutkan pelarian dari penjara(dilihat dari tato di lehernya menyala).

"Nggak Shawn. Mau tukeran badan?"

Aku tertawa padanya. Ke arah pemuda yang membawa anakku.

Anak buatan.

Makhluk buatan dari ilmuwan gila, hasil rekayasa genetika serta material lain dari penelitian tanpa akhir. Memaksaku dan Gusta untuk menyelundupkan diri kami ke dalam bus ini dan kabur ke galaksi lain.

"Perjalanan antar supergugus tampaknya tak sanggup membungkam mulut pintarmu."

Feirfri adalah dimensi yang diciptakan oleh beberapa pemimpin dimensi. Dimens-dimensi mereka rusak antara karena ulah spesies yang menghuni, bencana antar benda langit, dijajah spesies dari gugus bintang lain atau dirampok habis-habisan oleh perampok semesta. Fairfree melarang perbudakan di setiap planet yang terdaftar di dalamnya, dan itu adalah alasan mengapa kami ke sana.

Bus berguncang untuk ke sekian lagi. Badai.

Bukan seringan badai asteroids, tapi badai di lorong dan waktu. Kekuatan dari badai ini setara dengan ledakan kosmik dimana para nova berbentuk masif yang baru seumur janin dalam kandungan semesta mati.

Guncangan terakhir begitu hebat. Kami tersentak keras, dan aku hanya bisa memegangi tangan Gusta. Mata besar hijau birunya penuh kekhawatiran. Terhadapku. Terhadap anak kami.

Penerangan berubah dari putih terang menjadi hijau pucat mengerikan.

Bukan tanda baik. Itu dapat berarti dua hal:

Kekacauan sistem yang dapat menyebabkan bus kehilangan sumber utama daya pengarus tenaga.

Dan pasokan oksigen yang menipis.

Gusta mulai kesulitan bernafas. Bulir titik keringat muncul di dahinya. Tangannya meraih anak rambut merahku. Emosinya tidak pernah stabil sejak ilmuwan gila itu menyekapnya.

Sembari tangan yang tak berhenti bergetar itu menggenggam tanganku, pemiliknya dengan kekeh lemah berkata:

Aku mencintaimu.

Gerakan dari bibir yang telah menyebutkan frasa itu jutaan kali tertangkap olehku.

Dan aku mengerutkan dahi, meringis. Kubalas genggamannya lebih erat.

"Aku yang paling mencintaimu."

Kemudian ledakan besar membuat semuanya gelap.

***

ASTHAERI. 004 OPT.

"Jadi namamu Shawna?"

Pria dari kekan itu menatapku tajam. Ketajamannya kurang lebih sama dengan bilah pisau dokter bedah. Aku benar-benar sial untuk tertangkap di kawasan yang dipimpin pria ini.

"Sektor barat sudah beres Jexe."

" Khatsn." Kata terimakasih itu tidak disambut baik oleh bawahannya. Si pelapor itu menatap atasannya dengan raut muka yang tak ada duanya. Salah jika mengir a mereka tidak bisa membuatmu terpingkal dengan ekspresi yang dihasilkan manusia biasa. Aku harus berusaha sangat keras untuk menahannya. Percaya lah.

Noftie Distortion G. ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang