4. Four-Ever

115 18 4
                                    


Sometimes in our lives,
we all have pain, we all have sorrow.

But if we are wise,
we know that there's always tomorrow.

Lean on me,
when you're not strong and I'll be your friend.

(Lean On Me, Bill Withers)

Lantunan lagu karya Bill Withers mengalun, menelusuri tiap sudut cafè yang sedang kami tempati. Sayang, perasaan dalam lagu tersebut tak kuasa mencairkan ketegangan di antara kami.

Terik matahari siang dengan ganas menembus kaca yang membatasi dari dunia luar, duduk memenuhi empat penjuru mata angin, saling menatap dalam diam.

"Wen, aku masih tidak yakin..." Lelaki beriris coklat memulai.

"Tidak. Kita harus melakukannya." Balasku yakin.

"Ini gila." Respon lelaki lain beriris biru sembari menatap bukti tindakan gila kami.

"Kita memang mencoba sesuatu yang gila saat ini, yah setidaknya kalian berdua. Ingat janji kalian minggu lalu ketika aku mengalahkan kalian dalam scrabble?" Aku terkekeh.

"Umm..." Gumam satu-satunya gadis di antara kami.

"Tidak apa, Tery, kau tidak perlu ikutan. Kau mengalahkanku kan." Aku menatap manik lavendernya.

"Tapi, Wendy, apa kamu yakin benda itu... aman?" Tery melirik benda yang berdiri di tengah kami, seporsi kentang goreng yang berlumuran tabasco setengah botol, 20 tetes pure capsaicin, serta segenggam lada hitam.

"Aku yakin. Veil dan Robert tidak akan mati semudah itu." Aku mengangguk mantap.

"Kalau kami sampai mati pun, kami akan menarikmu bersama kami, Wen." Sahut Robert.

"Bagaimana kalau kau yang coba duluan untuk membuktikannya?" Usul Veil.

"Aku setuju." Robert mengangguk semangat lalu menyalakan sepuntung rokok.

"Jangan coba-coba. Kalian yang kalah, kalian yang harus menanggungnya. Dan berapa kali aku harus mengingatkanmu untuk tidak merokok di depanku?" Jawabku sambil merampas rokok itu dan membuangnya ke lantai.

"Hei!!"

"Wendy, mungkin lebih baik diganti saja hukumannya..." Sifat kasihan Tery pun muncul.

"Mereka tidak boleh terlalu dimanjakan, Tery. Mereka itu harus belajar bertanggung jawab atas perkataan mereka." Kataku, mengacuhkan Robert.

"Ya sudah, baiklah. Lebih baik cepat diselesaikan." Jawab Robert lesu.

Dengan enggan, kedua lelaki itu masing-masing mengambil sepotong kentang yang terlihat sangat amat mengerikan. Mereka menyodorkan kentang itu perlahan ke dalam mulut.

"Breaking News. Selamat sore, para pendengar. Hari ini akan muncul fenomena yang sangat langka, yakni gerhana matahari. Gerhana tersebut untuk pertama kalinya akan terjadi tepat di atas langit Center City malam hari ini, dan akan terjadi lagi ratusan tahun mendatang. Jadi jangan lewatkan momen langka ini!" Suara pembawa berita di radio mencuri perhatian semua pengunjung café.

"Wah, gerhana matahari malam ini? Luar biasa!" Kata Robert berlebihan sambil mengayun-ayunkan tangannya.

Clang!!

"Oops... Kentangnya jatuh, padahal Wendy sudah susah payah membuatnya..." Robert membuat wajah bersalah sambil menahan tawa.

"Sayang sekali, rasanya pasti enak. Mungkin memang bukan waktu yang pas untuk mencoba racikan Wendy, bagaimana, Robert?" Veil tersenyum. Manik birunya menatap lelaki bersurai coklat itu.

Noftie Distortion G. ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang