(6) Sechs

2K 293 29
                                    

Warning!!! Typo everywhere
dont be silent readers...
Happy reading!
.
.
.

Soojung sudah selesai mengepak semua barangnya. Setelah seminggu lalu ia memenangkan tiket sekolah musik gratis di Austria karena berhasil menjadi yang terbaik, mau tak mau suka tak suka besok ia harus berangkat. Dan memulai kehidupan barunya di salah satu kota di benua Eropa itu.

Di sampingnya Jongin tengah merenggangkan tangannya setelah membantu Soojung menutup kamarnya agar tak berdebu saat ditinggalkan.

" Jong.." panggil Soojung pelan, terdengar sedikit ragu.

Jongin memutar kepalanya, agar bisa menatap Soojung.

Gadis itu masih saja sama, menunjukan raut ketidak yakinan dari wajah cantiknya. Ya, semua orang tahu kalau Soojung bahagia saat bisa lolos dan memenangkan beasiswa sekolah musik di Austria, tapi, tetap saja Soojung takut jika ia harus berjauhan dengan Jongin, ia belum yakin untuk menjalani hubungan jarak jauh berasama Jongin.

Jongin meraih tangan Soojung, menautkan jemarinya pada jemari milik Soojung, sembari menatapnya lembut.

" Tak ada yang perlu kau takutkan, semua akan baik baik saja, semua akan berjalan dengan cepat dan kita akan bertemu lagi sayang." Jongin mengecup punggung tangan Soojung yang tengah di genggamnya. Tapi itu sama sekali tak mengurangi rasa khawatir Soojung.

Dari awal Soojung tidak ingin berjauhan dari Jongin, dan Jongin berjanji akan kuliah di Austria bersama Soojung. Tapi kenyataannya, Jongin di terima di Universitas Nasional Seoul dan Jongin bilang tidak ingin melewatkan kesempatan ini, jarak bukan masalah itu yang selalu Jongin katakan pada Soojung.

Tapi jujur, Soojung takut, Soojung ragu untuk mempercayai perkataan Jongin yang satu itu.

Siapa yang bisa menjamin ketika seseorang yang kita cintai jauh dari kita, tanpa pengawasan, tanpa ada yang mengawasi, atau melihat langsung apa yang di lakukannya?

Bukankah berbohong menjadi hal yang paling mudah dilakukan saat tak ada yang melihat kebenarannya. Itu yang Soojung takutkan.

" Jangan melamun seperti itu, aku sedang bicara padamu, Soojung." Jongin mencubit hidung Soojung dengan gemas.

Gadis itu tersenyum tipis.

" Yash... Tidurlah, besok pagi kau akan berangkat princess." Jongin menarik Soojung lalu mengecup keningnya sekilas sebelum mendorong lembut bahu Soojung dan membiarkan gadis itu berbaring di kasur empuknya.

" Temani aku." Soojung menahan lengan Jongin yang hendak keluar dari kamarnya.

Jongin kembali duduk di tepian tempat tidur Soojung, memastikan gadisnya itu tidur sebelum ia tidur di kamar tamu tepat disamping kamar Soojung.

.
.
.


Soojung duduk di samping Jongin, menggenggam tangan pemuda itu dengan amat erat seakan enggan untuk melepaskannya. Sedangkan nyonya dan tuan Jung tengah asyik mengobrol dengan Sooyeon yang akan ikut untuk mengurusi keperluan Soojung di sana. Ibu Jongin, Jongdae serta Chorong juga ikut berkumpul disana.

Jemari mungil Joyie menyusuri wajah cantik Soojung yang kini tengah terpejam, balita itu tersenyum setelah membetulkan letak poni Soojung, membuat Soojung menatapnya heran.

" Ojung kenapa thedih? Kan Ojung mau jalan jalan." Joyie bertanya sembari menatap Soojung dengan ekspresi bingungnya yang menurut Soojung terlihat menggemaskan.

Soojung tersenyum tipis sebelum memeluk Joyie erat. " Aku pasti akan sangat merindukanmu Joyie." Soojung mengecup lembut pipi gembul Joyie dengan gemas. Tak berniat menjawab pertanyaan balita itu tentang prihal yang membuatnya sedih.

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang