(18) Achtzehn

1.1K 256 58
                                    

WARNING!!!!
TYPO EVERYWHERE
SO TAKE CARE 💋💋💋
.
.
.

Jongin membasuh wajahnya dengan air keran yang terus mengalir dan tumpah ke dalam washtafel. Pemuda itu sesekali mengusap dengan kasar wajah tampannya, menggeram marah, sesekali juga mengumpat dengan kasar. Jujur saja, setelah  kejadian di tempat Soojung beberapa hari lalu saat ia di bukakan pintu oleh pria yang baru selesai mandi, berhasil membuatnya benar-benar kehilangan konsentrasinya, beberapa pekerjaannya bahkan harus di kembalikan pada Jeonmyeon kakaknya, saking Jongin tak bisa konsentrasi untuk menyelesaikannya sesuai deadline dengan alasan masih banyak tugas kuliah yang harus ia kerjakan, membuat Jeonmyeon tidak tega dan bersedia membantu mengambil alih tugas adik bungsunya itu.

Jongin mengusap wajahnya sekali lagi, memutar keran dengan kasar untuk menghentikan airnya yang masih mengalir, sebelum berbalik keluar dari toilet kampusnya.

Gadis berambut sebahu bermata sipit itu yang memiliki hidung lebih mungil dari kebanyakan wanita Korea itu berdiri, saat ia melihat Jongin sudah selesai dengan urusannya di toilet. Ia menyodorkan tisue sembari berusaha mensejajarkan langkah kakinya dengan Jongin, Jongin mengambil beberapa helai tisue itu tanpa menoleh, membersihkan sisa air di wajahnyanya dalam diam.

"Kau sudah mencoba untuk mendengarkan penjelasan Soojung?" Gadis berhidung mungil itu memecah keheningab diantara mereka berdua, Jongin meliriknya tajam, seolah pertanyaan gadis itu terlalu sensitif untuk dibahas saat ini, dan Jongin memang sedang tidak ingin membahas apapun tentang Soojung saat ini.

"Jika saja kau mau mendengarkan penjelasan Soojung, semuanya tak akan serumit ini Jongin." Gadis itu kembali mengusik Jongin, membuat pemuda itu berbalik dan menghujami gadis berhidung mungil itu dengan tatapan dinginnya.

"Bisakah kau berhenti mengoceh, Son Naeun??" Naeun, si gadis berhidung mungil itu menunduk dalam, ketakutan akan tatapan Jongin yang menurutnya mengerikan.

"Jangan karena kau pikir, kau sudah bersahabat dengan Soojung lantas kau bisa membelanya sesuka hatimu. Sebelum kau mengenal Soojung ingat siapa sahabatmu?" Naeun terdiam cukup lama.

"Aku yang lebih dulu mengenalmu, aku sahabatmu Son Naeun, Kim Jongin bukan Jung Soojung." Naeun mengigit bibir bawahnya, masih dengan wajah yang merunduk dalam. Jongin yang tidak tega melihat gadis berhidung mungil bernama Naeun itu ketakutan memilih mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Naeun pelan dan hati-hati.

"Maafkan aku, tapi tolong mengertilah keadaanku, Naeun." Katanya lembut.

"Dan tolong, berhentilah mengikutiku." Pinta Jongin sebelum berbalik pergi.

Naeun terdiam sejenak, melihat Jongin yang terus menjauh dari pandangannya. Gadis itu memilih salah satu kursi yang tersedia di koridor lantai empat gedung fakultas ekonomi, sebelum mengambil handphone dan mengetikan sesuatu setelahnya.

.

Soojung menghela nafasnya setelah satu botol air mineral itu tandas diteguknya, gadis itu baru saja menyelesaikan kelas Yoga-nya dengan bantuan instruktur yang terus memberikan intruksinya dari televisi flasma kepunyaan Soojung. Gadis itu mematikan televisi dan menyambar handphone yang sedari tadi tergeletak dia atas sofa dan merebahkan diri sembari mengecek notifikasi yang masuk ke handphone-nya

Son Naeun : Sulit, aku sudah berusaha mengajaknya bicara darl.. Tapi dia tetap bersikukuh dengan pendiriannya, sepertinya usahaku akan sia-sia tapi tenang saja aku pasti bisa membuatnya mau mendengarkanmu lagi Soojung.

Soojung sedikit lega, setidaknya Naeun belum menunjukan gelagat untuk berhenti membantunya membujuk Jongin. Soojung kali ini berharap banyak pada gadis mungil sahabat Jongin yang kini jadi sahabatnya juga. Soojung mengetikan balasan seperlunya, dan hendak melanjutkan kegiatan paginya membuat sarapan.

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang