(19) Neunzehn

874 181 33
                                    

WARNING!!!!
TYPO EVERYWHERE
HAPPY READING 💞
.
.
.

Soojung melangkahkan kakinya ke ruang dimana plasma itu sedari tadi dibiarkan menyala tanpa ada yang menontonnya, di tangannya sudah ada mug besar berisi cairan coklat kesukaannya yang masih mengepulkan uap panas.

Soojung duduk disalah satu sofa, ia meniup perlahan cairan coklat dalam mugnya, sebelum menyesapnya perlahan, dengan pikiran yang entah berada dimana saat ini.

Ia meletakan mug itu diatas meja, jemari lentiknya berusaha menghapus jejak air mata yang baru saja tercipta kembali akibat ia tak bisa menahan rasa sesaknya dan memilih untuk menangis. Ya gadis itu kembali menangis.

Rasa sesak kembali menggerogoti rongga dadanya.

Soojung sudah berusaha untuk menghentikan tangisannya, namun air matanya terus saja melesak lebih cepat dan membuat Soojung menyerah, membiarkan tangisannya kembali pecah. Tangannya kini tengah meremas piama pink yang tengah ia kenakan tepat dibagian dadanya, berharap bisa mengurangi rasa sesak didalamnya, bahkan sesekali ia memukul pelan dadanya sendiri, namun hal itu sama sekali tak mengurangi rasa sesak didalam sana dan malah menambah kesakitan baru dalam dirinya.

Sebuah ketukan di pintu flat-nya menyadarkan sebagian diri Soojung, membuat gadis itu buru-buru menyeka sisa air matanya, mengatur nafasnya yang semakin lama semakin menyesakan.

Setelah beberapa lama terdiam, tangisnya berhenti dan ia pikir penampilannya lebih baik, Soojung menghampiri pintu flat-nya, mengecek siapa yang datang mengganggunya di tengah malam begini.

Soojung mengintip lewat lubang kecil di pintunya, ada El masih berdiri mematung disana, walau ketukannya sudah berhenti. Soojung membuka pintunya perlahan dan langsung di sambut cengiran lebar El yang memamerkan lesung di wajah tampannya, pemuda itu mengangkat bungkusan yang sepertinya sengaja ia bawakan untuk Soojung.

"Double cheese burger, kesukaanmu. Makanlah." Kata El sembari menyerahkan bungkusan itu kepada Soojung.

"Terima kasih, tapi aku tidak lapar. Apa kau mau mampir?" Tanya Soojung pelan. El menggeleng.

"Ini sudah malam, aku hanya membawakan makanan ini untukmu. Joshua bilang seharian ini kau belum menyentuh makanan apapun, jadi aku sengaja bawakan ini untukmu. Kau makanlah, setelah itu istirahat agar lebih baik." Kata pemuda itu sembari membuka tangan Soojung dan memberikan bungkusan itu.

"Tidak ada penolakan. Dan sekarang masuklah, kunci pintumu dan pergi tidur." Kata El sembari mengacak lembut kepala Soojung, gadis itu tersenyum tipis.

"Terima kasih."

"Tidak perlu berterima kasih. Aku harus kembali ke kamarku, selamat malam Soojung, semoga kau mimpi indah." Sekali lagi El memamerkan senyumannya yang membuat siapa saja bisa lumer, termasuk Soojung.

"Selamat malam juga untukmu, El." Balas Soojung sebelum menutup kembali pintu flatnya.

Gadis itu meletakan bungkusan yang di berikan El di samping mug coklat yang uap nya sudah mulai mengilang. Dan kembali naik ke sofa, menarik selimut yang ia bawa dari kamarnya lalu mulai meringkuk dan terlelap di sana, tanpa menyentuh makanan yang dibawakan El untuknya.

"Sorry."

Suara gadis di hadapan Jongin meminta maaf dengan tulus, sembari membetulkan posisinya. Gadis itu sedang terburu-buru hingga tak melihat Jongin yang datang berlawanan arah dan sama terburu-buru dengan dirinya.

"Tidak apa." Jawab Jongin singkat. Lalu melanjutkan langkahnya keluar dari lobby, pemuda itu sudah telat untuk mengejar persentasi di kelasnya yang akan berlangsung setengah jam lagi, sedangkan jarak kantor ke kampus lumayan memakan waktu yang cukup lama.

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang