CHAPTER 24

94 10 0
                                    

Sekali lagi Yoochun melakukan olah TKP, berharap menemukan barang bukti yang sempat terlewatkan pada kasus kedua pembunuhan Yoo Seungho. Sebelumnya ia sempat menemui Jaejoong dan meminta penjelasan darinya, terutama alasan mengapa dia berbohong selama pengadilan.

"Tidak ada alasan khusus. Bukankah itu tugas para polisi dan detektif untuk mengungkapkan bagaimana cara pelaku untuk membunuh korbannya? mengapa kau bertanya seolah-olah aku adalah pelakunya?!"Jaejoong tersenyum sinis,"Untuk menjadi detektif, kau harus melihat yang tidak bisa dilihat orang lain."

Kalimat yang diucapakan Jaejoong terus terngiang dikepalanya. Saat ini Jaejoong akan menjalani hukuman atas sumpah palsunya.

Yoochun juga sebenarnya ingin kembali menemui Junsu, tapi Junsu seharusnya sudah tidak ada sangkut-pautnya dalam kasus ini. Hakim telah memutuskan bahwa Junsu tidak bersalah dan Yoochun tidak memiliki hak untuk memaksa Junsu kembali terlibat.

"Aku lelah," kata Yoona sambil melepaskan sarung tangannya sambil duduk ditepian ranjang. "Kita sudah kemari lebih dari 2 kali dan tidak menemukan apapun. Eh–" ucapannya terputus.

"Kenapa?" tanya Yoochun tanpa mengalihkan pandangannya kearah Yoona

Yoona berdiri dan menekan-nekan ranjang yang tadi di dudukinya. "Sepertinya pegas disebelah sini rusak. Rasanya seperti ada benda keras dibawahnya."

Dengan sigap Yoochun meminta Yoona untuk menyingkir. Ia mengangkat kasur tersebut dan mendapati sebuah speaker portable tersembunyi dibawah kasur.

"Aku tidak melihat benda ini dalam daftar benda yang mencurigakan," kata Yoona. "Untuk apa dia menyembunyikan sebuah speaker dibawah kasur?"

"Entahlah, sepertinya benda ini terletak disini dengan sengaja," jawab Yoochun.

Yoona kembali memakai sarung tangannya dan mengambil speaker itu, meletakkannya dalam sebuah kantung plastik bening. "Aku akan membawanya ke Tim Forensik dan akan memberikan hasilnya setelah keluar."

***

"Kau sepertinya tidak senang kalau aku dibebaskan," ujar Junsu saat Yoochun berkunjung ke rumahnya sore itu. Sebenarnya kunjungan Yoochun kali ini hanyalah untuk mengobrol santai untuk meminta keterangan Junsu mengenai Jaejoong. Tapi memang ia juga masih sedikit mencurigai Junsu. Menurutnya masih ada yang mengganjal dalam kasus ini.

Yoochun hanya menarik senyuman kecil yang halus. "Aku sangat berharap kau benar-benar bukan pelakunya. Tapi jika sewaktu-waktu aku membutuhkan bantuanmu sebagai saksi, kau harus memenuhinya."

"Aku tidak akan menjadi saksi palsu seperti Jaejoong. Bodoh sekali dia."

Memang saat ini posisi Jaejoong sangatlah berat. Dia sudah dihukum atas sumpah palsunya, dan Yoochun belum mengetahui apa tujuannya melakukan hal itu. Sementara semua bukti yang ada tidak cukup untuk menjebloskannya ke penjara.

"Menurutmu kenapa Jaejoong memberikan kesaksian palsu?" tanya Yoochun setelah tak berhasil memikirkan jawabannya.

Junsu mengangkat bahu, sebenarnya ia berterimakasih pada Jaejoong karena sumpah palsu yang dilakukannya telah membuat posisinya menjadi ringan. "Mungkin saja dia berharap untuk ditangkap. Dia sudah tidak punya harapan hidup dan ingin menghabiskan usianya di dalam penjara," jawab Junsu asal.

"Jaejoong bukan orang yang seperti itu," sanggah Yoochun seolah tak memahami bahwa Junsu asal menjawab. "Dia memikirkan semua akibat dari tindakannya. Dia memikirkannya bahkan sangat jauh, Jaejoong bukan orang yang bertindak tanpa mempertimbangkan risiko." Yoochun terdiam sejenak, namun Junsu tidak memotong ucapannya. Ia hanya mendengarkan walaupun hatinya mati-matian tidak menyetujui ucapan Yoochun.

The Fregoli DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang