CHAPTER 11

94 11 0
                                    

Setumpuk data mengenai ketiga kasus dan beberapa foto tersangka tampak memenuhi meja kerja Yoochun. Di saat penyelidikannya sudah hampir menemukan titik terang, satu-satunya orang yang bertemu langsung dengan si pelaku dan masih bertahan hidup kini tak bisa mem-berikannya informasi. Yoochun baru saja mendapat kabar bahwa Yunho mengalami kelainan dengan ingatannya. Hal itu jugalah yang membuatnya ketakutan pada Yoochun saat tempo hari ia menjenguknya. Yoochun memandangi beberapa tulisan tangan yang dibuat oleh orang-orang yang berpotensi sebagai tersangka. Dari semua itu, tulisan Changmin adalah yang paling rapi. Bahkan tulisannya mirip seperti font di komputer.

Korban terakhir yang tewas yaitu Yoo Seungho telah mendatangkan banyak calon tersangka baru. Korban adalah orang yang suka mendominasi, dan hal itu menyebabkan banyak orang yang tidak menyukainya. Namun Kim Junsu yang saat ini sedang dalam pengawasan ketat mengaku tidak mengenal korban. Kini kecurigaannya mulai terarah pada Kim Jaejoong, karena dari hasil penyelidikan, tulisan tangan Kim Jaejoong adalah yang paling mirip dengan bukti di TKP. Selain itu, dari seluruh tersangka yang sudah ada sebelumnya, hanya Jaejoong yang berasal dari KAIST, meskipun ia tidak mengenal korban. Namun posisinya sebagai tersangka juga tidak kuat, karena dia tidak memiliki hubungan dengan Yoo Seungho.

Yoochun membaca hasil penyelidikan dengan seksama, rupanya cctv yang mengarah ke kamar apartment Seungho sudah dirusak oleh pelaku. Selain itu diketahui bahwa korban mengalami keracunan Endosulfan dari makanan yang dipesannya dari restoran apartment. Koki yang memasak sudah diperiksa dan dari rekaman cctv di dapur tidak ditemukan bukti bahwa koki tersebut memasukkan suatu racun ke dalam makanan korban. Diduga racun di-masukkan oleh pelaku dengan cara menyelinap terlebih dahulu ke dalam kamar korban. Hal ini memperberat kecurigaan Yoochun pada Jaejoong yang seorang programmer. Karena kunci agar dapat masuk ke kamar itu adalah dengan menempelkan kartu yang sudah memiliki kode tertentu. Seorang programmer tentu tidak akan kesulitan untuk memodifikasi kode itu.

"Detektif, Yeon Junghoon sudah mengkonfirmasi bahwa ia pernah melihat Shim Changmin." Ucap Yoona yang baru saja tiba.

"Apakah dia ingat kapan Shim Changmin menaiki taksinya?"

"Itu dia masalahnya. Dia tidak ingat kapan tepatnya bertemu dengan Shim Changmin."

***

Tangan Jaejoong tampak sibuk memasukkan snack ke dalam mulutnya. Ia baru saja selesai membuat kerangka robotnya sendiri yang akan dihadiahkan untuk ibunya. Kini ia sedang ber-ada di rumah Junsu, menonton tv sambal bersantai di sofa. Jaejoong memandangi Changmin yang juga berada di sana. Sosok tinggi kaku yang ada di depannya itu tidak bicara apa-apa sejak sekitar 15 menit yang lalu. Junsu sedang mandi saat ini, jadi Jaejoong terpaksa harus melewati saat-saat canggung bersama Changmin yang ia tahu bukan manusia.

"Hei," tegur Jaejoong iseng. Changmin hanya meliriknya tanpa menggerakkan kepala. "Kau tidak mau makanan ini?" Jaejoong sengaja ingin mengetahui bagaimana reaksi Changmin. Jika ia benar-benar robot, maka ia memang takkan pernah memakannya.

"Aku tidak lapar," ucap Changmin sambil tersenyum dingin.

Jaejoong mencoba mencari ide lain. "Kau bisa melakukan ini?" tanyanya, ia memutar mata-nya sehingga terlihat juling.

"Tidak bisa," jawab Changmin lagi.

"Kau akan ikut atau tidak?" tanya Junsu yang baru muncul dari kamar. Ia sudah rapi dan wangi. Belum pernah Jaejoong melihat Junsu berpakaian seperti itu.

"Menengok Yunho? Hmm bagaimana ya." Jaejoong berpikir sebentar. Ia sudah tahu Yunho adalah orang yang paling dicemburui Junsu karena bisa mendapatkan Yoomi. Setelah pulang dari pameran waktu itu, Junsu memberitahunya mengenai masa lalunya dengan Yoomi. Baru kali itu Jaejoong merasa Junsu sungguh menyayangi seorang wanita.

"Cepatlah." Tegur Junsu yang sudah memakai sepatunya, Changmin pun kali ini akan ikut.

"Baiklah aku ikut." Ucap Jaejoong kemudian.

***

Tidak ada yang bisa dilakukan Yoomi saat ini. Ia hanya bisa memandangi Yunho dari balik pintu kaca. Yunho sedang ditemani Jihae karena Tuan dan Nyonya Jung baru akan menyusul nanti malam untuk menggantikan menjaga Yunho. Sebenarnya Yoomi ingin sekali menemani Yunho di sana. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena keberadaannya hanya akan memperburuk kondisi Yunho. Selama beberapa hari Yoomi memikirkan ke mana Yunho menghilang, dan kelegaannya tak tergambarkan saat Yunho akhirnya ditemukan. Namun kenyataan berkata lain. Yunho nya yang dulu ternyata tidak pernah kembali.

"Yoomi." Sebuah suara membuat Yoomi tersentak. Ia mengenali suara itu. Suara Junsu. Ditatapnya Junsu yang berdiri sambil membawa sebuah parsel buah. Betapa ia ingin me-meluk Junsu saat itu dan menumpahkan semua kesedihannya. Namun apa haknya saat ini? Junsu tak pernah mencintainya lebih dari seorang teman lama.

"Kau datang menjenguk Yunho?" ucap Yoomi sangat pelan. Ia melongok pada kedua orang yang ternyata ada di belakang Junsu. Salah satu di antara mereka serasa sudah dilihatnya.

"Aku datang bersama Changmin dan Jaejoong."

"Changmin?" gumam Yoomi. Ia ingat bahwa Changmin adalah rekan kerja Yunho, sekaligus orang terakhir yang bersama Yunho sebelum kejadian itu. Namun sepertinya ia tidak terlibat dalam hal ini, karena polisi tak pernah membawa-bawa namanya lagi. Dan Jaejoong... pria yang juga bersama Junsu saat di pameran robot.

"Boleh kami bertemu Yunho?" tanya Junsu kemudian.

Yoomi berusaha menahan air matanya. "Silakan, tapi jika dia tak ingin bertemu kalian, tolong jangan dipaksakan."

Junsu mengernyitkan dahinya, tak paham dengan maksud Yoomi. Lalu mereka bertiga pun masuk ke dalam ruangan itu. Yoomi masih tetap menunggu di depan pintu dengan tidak tenang, ia sangat khawatir Yunho akan mengamuk.

"Hai, Boss." Ucap Changmin saat berada di dalam ruangan itu. Jihae tampak membisikkan sesuatu ke telinga Yunho, sepertinya membujuk agar Yunho tidak ketakutan.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jaejoong yang berdiri di sebelah Changmin. "Kau masih ingat padaku kan?"

Namun Yunho tidak menjawab pertanyaan itu. Ia menatap mereka bertiga tanpa berkedip. Junsu sepertinya tidak tertarik untuk bicara, ia masih membayangkan wajah sedih Yoomi. Namun kemudian ia pun merasa ada yang aneh dengan Yunho, rahangnya seperti kaku tiba-tiba. Apa yang terjadi? Dan kini Jihae sepertinya sudah bersiap memanggil perawat kalau-kalau Yunho mengamuk lagi. Junsu menoleh sebentar pada Yoomi yang mengintip dari luar kamar. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Baru saja Junsu akan mengucapkan sesuatu, tiba-tiba Yunho membuka suaranya.

"Aku akan membawamu ke penjara."

***

The Fregoli DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang