CHAPTER 27

94 12 0
                                    

Lorong pagi itu terasa lebih dingin dari pada yang biasa Jaejoong ingat. Tubuhnya yang terbalut seragam tahanan berwarna biru itu bergidik beberapa kali, tangannya terborgol dan badannya diikat dengan tali.

Jaejoong menengok ke arah belakang beberapa kali, kebingungan jelas terlihat dalam raut wajahnya. Beberapa kali ia menghentikan langkah kakinya dan membuat kedua petugas polisi yang berada dikedua sisi menariknya dengan paksa.

Sesaat setelah memasuki ruangan berukuran 4x4 meter itu dengan sebuah kursi dan tali gantung yang terjulur ditengah ruangan, tubuh Jaejoong seketika menegang dan bergetar hebat. Bayangan akan kematian membuatnya takut. Beberapa orang tengah duduk diruangan lain yang dibatasi oleh kaca.

Seorang petugas segera mengambil penutup kepala berwarna putih setelah mendudukan Jaejoong pada kursi ditengah ruangan, sedangkan petugas yang satu lagi menarik tali gantungan. Ketika pandangan mata Jaejoong menangkap sesuatu di seberang ruangan yang menjadi alasan mengapa semua ini terjadi, sifat anak kecil yang selama ini tersembunyi dalam sisi gelap hatinya muncul kepermukaan. Ia berlari kearah kaca.

"Aku tidak mau mati! Aku bersalah, aku bersalah. Jadi maafkan aku!" Jaejoong menjerit ditengah rasa keputusasaannya. "Ibu... Ibu... aku tidak mau mati. Tolong selamatkan aku, Ibu! Keluarkan aku dari sini!"

Mendengar jeritan itu membuat tangisan Eunju pecah. Bagaimana bisa ia mendengar kata 'Ibu' disaat seperti ini dan mungkin ini adalah terakhir kalinya ia akan mendengar kata itu keluar dari mulut Jaejoong. Dengan segala rasa yang berkecamuk didalam hatinya, ia bangkit dari kursinya, menatap beberapa pejabat tinggi di bidang hukum yang akan menyaksikan eksekusi mati anaknya. "Tak bisakah ia dihukum dengan cara lain? Aku mohon selamatkan putraku."

Tetapi hukuman akan tetap dilaksanakan.

Pengadilan Tinggi Seoul sudah menjatuhkan hukuman pidana mati untuk terdakwa Kim Jaejoong atas kasus pembunuhan menggunakan racun dan kasus penculikan Jung Yunho.

Eunju kembali terisak, kata-kata dari Hakim yang mengatakan bahwa hasil pemeriksaan kejiwaan menyimpulkan bahwa tidak ada tanda-tanda gangguan jiwa berat terhadap Kim Jaejoong. Ia dapat dianggap tidak gila dan paham/menyadari semua perbuatannya. Jaejoong hanya patut disebut psikopat, berkepribadian sangat sensitif, mudah tersinggung, impulsif dan agresif. Jika seorang psikopat melakukan tindak pidana, maka ia dihukum layaknya orang yang memiliki kejiwaan normal karena psikopat itu bukan penyakit kegilaan yang bisa menjadi alasan penghapusan pidana.

Tn. Jung segera mendekap sang istri dalam pelukannya, ia merasakan tangan itu mencengkram bajunya dengan sangat kuat. Tak seorangpun ibu di dunia ini yang akan sanggup menyaksikan eksekusi mati anaknya.

Kedua petugas polisi itu segera menjauhkan tubuh Jaejoong dari kaca dan mendudukkannya kembali di kursi. Kepalanya kini sudah tertutup oleh penutup kain berwarna putih dan tali sudah melingkar pada lehernya. Semuanya telah siap. Komandan memberi aba-aba dan salah seorang petugas menekan tombol merah. Begitu eksekusi berlangsung, alas dimana kaki Jaejoong berpijak terbuka dengan cepat. Tubuh Jaejoong meluncur ke bawah dan terhenti seketika akibat entakan tali yang menegang.

Hanya jeritan histeris yang berkumandang kesegala penjuru ruangan itu yang terdengar.

***

The Fregoli DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang