Setelah kejadian tadi malam,Lexa jadi terlihat murung sepanjang hari,ketika sampai disekolah pun,dia sangat lesu dan tidak bersemangat.
"LEXAAAAA..."
Suara teriakan Jean membuyarkan lamunan Lexa.
"Apa sih Jean? Lu ngga bisa apa manggil gua gausah teriak-teriak gitu?" Tanya Lexa sambil berdecak sebal.
"Eh Lexa,gua tuh daritadi udah manggil lu berkali-kali,bahkan sampe banyak orang yang ngelihatin gua.Tapi lu ga nyahut-nyahut,tapi pas gua teriak sekenceng tadi,baru lu nyahut.Lu kenapa Lexa?" Tanya Jean menatap Lexa.
"Hm? Gua gak papa kok Jean.Lagi banyak pikiran aja." Jawab Lexa sambil tersenyum lesu.
"Jangan bohong ke gua Lexa,gua tau lu lagi ada masalah.Lu ga bisa tutupin itu dari gua,karna gua itu sahabat lu Lex.Sekarang,cerita ke gua." Ucap Jean sambil menatap Lexa intens.
"Gua ceritainnya nanti aja ya Jean,kita ngurusin anak-anak ospek dulu."
"Huh,iyadeh.Tapi bener ya cerita nanti?"
"Iya Jean.Yaudah,ayo ke lapangan ngurus anak-anak." Ucap Lexa sambil menarik tangan Jean menuju lapangan.
Sesampainya mereka di lapangan,mereka melihat anak-anak ospek sudah duduk membentuk lingkaran sambil menyiapkan surat yang berisi kesan&pesan kepada salah satu staff osis yang mereka sukai.Atau lebih tepatnya,kakak osis yang menyenangi hati mereka.
"Lexa,lu mau duduk dimana?" Tanya Jean sambil memandangi anak-anak ospek.
"Kita duduk dibelakang mereka aja Jean,mau kan?"
"Iya,ayo." Ucap Jean sambil menarik tangan Lexa untuk duduk.
Satu persatu anak-anak ospek berdiri ditengah-tengah lingkaran,membacakan surat yang berisi kesan&pesan kepada salah satu kakak osis,dan memberikan suratnya kepada kakak osis yang dituju.Dari sekian banyak anak-anak ospek yang maju kedepan,semuanya biasa-biasa aja,tapi ada satu anak yang Lexa perhatikan ketika dia maju kedepan membacakan suratnya.
"Hai,kenalin nama gua Licya.Gua mau kasi surat yang gua tulis ini ke kak...Lexa." Ucapnya sambil tersenyum.Gua baca suratnya dulu ya ka Lexa.Pesan gua ke kakak tolong jangan kebanyakan gaya supaya bisa disukai banyak orang dan jangan sombong mentang-mentang kakak terkenal di sekolah ini.Kesan gua ke lu,gaada.Kali ini dia menyelesaikan bacaannya sambil tersenyum sinis kearah Lexa.
Lexa pun menatapnya heran dan terkejut dengan apa yang Licya katakan barusan.Semua mata tertuju pada mereka berdua.Lexa pun menghampiri Licya ditengah-tengah lingkaran kerumunan orang banyak.
"Makasih." Ucap Lexa ketus sambil menarik surat yang dipegang Licya secara kasar.
"Wow wow,bisa kan lu narik suratnya pelan-pelan? Jangan kasar gini dong,lu kan cewe terkenal disekolah ini,kasian,ntar bisa rusak nama baik lu." Kali ini Licya menatap Lexa dengan sinis dengan suara yang lantang.
"Uuhhh,tolong ya mulut lu dijaga,gausah ngomong yang ga bener,karena lu belum kenal gua.Gua juga ga peduli sama nama baik yang lu bilang barusan,karena semua orang udah tau sifat gua gimana.Dan lu,murid baru,gausah sok tau ya!" Ucap Lexa dengan suara keras sambil menghentakkan kakinya.
Semua mata sekarang memandang ke arah mereka menyaksikan percakapan yang semakin memanas.
"Oohh,trus gua harus bilang apa?!" Tanya Licya sambil memicingkan matanya.
"Lebih baik lu gausah ngurusin hidup gua Licya,karena gua ga kenal sama lu!" Kata Lexa menahan amarahnya.
Licya diam sambil menatap Lexa dengan penuh kebencian."Go to hell,Lexa!!" Ucapnya sambil mendorong Lexa sehingga Lexa jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Teen FictionCerita ini menceritakan bagaimana kehidupanku setelah pindah ke kota metropolitan ini.Yang kufikir kehidupanku akan menjadi lebih baik,tapi justru sebaliknya,aku kembali mendapatkan banyak masalah setelah pindah ke kota metropolitan ini.Tapi,aku yak...