Nine

63 9 1
                                    

Bel yang berbunyi sangat keras membangunkan Lexa dari tidur nyenyaknya.Ia berdecak kesal karena jam masih menunjukkan pukul 1 pagi,dengan langkah yang gontai Lexa menuruni tangga dan berjalan ke arah pintu.

'Bentar deh.Ini kan masih jam 1 pagi,siapa yang dateng pagi-pagi gini? Lagian juga,gaada yang bukain apa sampe harus gua yang turun buat bukain pintu,hufftt'  Sungut Lexa dalam hati.

Dengan gerakan yang lambat,Lexa membuka pintu rumahnya pelan-pelan.

Deg.

Bagai mendapat petir di siang hari,Lexa langsung mematung terdiam di tempatnya. "Oo..ma? "

"Lexa? Oma rindu sekali sama kamu,maaf ya oma datang kesini ga bilang-bilang" Oma langsung memeluk Lexa sambil tersenyum penuh arti.

"Em,iya oma,gapapa kok.Oma dateng kesini sendirian?"

"Oma kesini ngga sendiri kok,tapi oma ditemenin sama cucu kesayangan oma yang satu ini.Licya,sini sayang.. "

Lexa menelan salivanya dalam-dalam.Dia diam mematung ditempatnya.Dia tidak habis fikir kenapa ada makhluk menyebalkan itu dirumahnya.

"Lu ngapain dirumah gua?" Tanya Lexa dengan muka yang datar.Benar-benar datar.

"Iihh Lexa kok gitu banget sih,aku kan diajak sama oma kesayanganku kesini.Ya kan oma?" Tanya Licya dengan memasangkan muka yang sok imut.

"Tunggu tunggu...kalian sudah saling mengenal,ohh baguslah,jadi oma gaperlu repot-repot dong kenalin kalian berdua."

"Haduh ada apa i....... " Mom keluar dari kamar dan seketika langsung mematung di tempat."Mama,ngapain kesini?" Dia bertanya sambil memasang muka yang tidak bersahabat.

"Sudah cukup lama kau bersikap tidak adil kepada Licya,dan sekarang kau bertanya kenapa aku datang kesini?! Begitu sikapmu kepada kami? Wah,aku tidak menyangka kau sudah berubah menjadi seperti ini!!" Oma berbicara lantang dan meninggi.

"Mama,aku kan pernah bilang,aku tidak mau menampung anak seperti dia yang sudah mencelakai saudaranya sendiri,aku sudah tidak menganggapnya seperti anakku,jadi bawalah dia pergi sesuka hatimu.Aku tidak peduli lagi."

"Kau benar benar!!" Plakk! Satu tamparan mendarat tepat di pipi Mom.

"STOPP STOPP..yang seharusnya oma tampar itu bukan mom,tapi anak sialan ini,Lexa,yang udah ngerenggut semua kebahagiaan aku,dia ga layak dikasihani tapi lebih layak di usir dari rumah ini!" Licya pun mulai angkat bicara.

"Wah,sejak kapan mama mengajari dia untuk bicara sekasar tadi,dia memang anak sialan,baru bertemu setelah sekian lama saja sudah bersikap kurang ajar begini!" Mom Lexa menatap Licya sinis.

"Cukup cukup,enough mom enough...Lexa capek diginiin,Licya jadi ini alasan lu benci sama gua selama ini,gua minta maaf,gua bener-bener minta maaf,gua gatau kalau lu itu saudara gua yang selama ini tinggal di rumah oma." Mohon Lexa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Wah Lexa,jangan tiru gaya ibu mu ini yang hanya bisa bersilat lidah dan pandai berakting,saya tidak suka itu!" Oma kembali berbicara sambil menatap Lexa.

"Oma,Lexa tau mungkin kalian ga suka sama Mom,tapi gaada salah nya kan kalau kalian maafin Mom,dan kita bisa baikan?" Tawar Lexa dengan senyum penuh arti.

"Kamu fikir oma akan memaafkan mom mu ini Lexa? Jangan berpikir seperti itu,oma hanya ingin Licya dapat diperlakukan sama dengan kamu,bukan ditinggalkan dan tidak dianggap sebagai anak kandungnya sendiri." Oma berkata dengan penuh penekanan.

"Mama,yang membuat semua masalah adalah anak sialan ini! Licya! Untuk apa mama bawa dia kemari kalau yang ada hanya permasalahan yang muncul?" Desis mom sambil menatap Licya.

"Oma,mom,licya,Lexa ga ngerti...Lexa gatau apa maksud dari semua ini..." Ucap Lexa dengan suara yang parau.

"Heh! Drama queen! Gua tuh capek sama semua akting busuk lu itu! Gausah pura pura baik ya di depan mom sama oma! Lu tau,ini semua gara gara lu,gua gabisa ngerasain kebahagiaan gua yang seharusnya gua dapetin dari mom sama dad!" Licya membentak Lexa tepat di depan mukanya.

"Licya,diam kamu! Jangan mebentak Lexa,dia ga tau apa apa! Sepuluh tahun yang lalu,kamu lah yang mendorong Lexa di tengah jalan sampai dia ditabrak oleh sebuah truk.Dan sekarang kamu menyalahkan dia atas semua ini??!!" Teriak mom dengan penuh emosi.

"Bukan Licya yang dorong Lexa mom,kenapa mom selalu mikir kalau Licya yang dorong,Lexa yang lari sampai ke tengah jalan.." Isak Licya sambil menundukkan kepalanya.

Kringggggggg
Kringggggggg
Kringggggggg

bel alarm Lexa berbunyi

"Nggaaa!!" Teriak Lexa sambil menangis.

"Yang tadi itu apa? Mimpi buruk? Bukan kenyataan kan?" Lexa menyandarkan dirinya di kursi sambil menepuk nepuk pipinya.

Tok tok tok

"Permisi non,ini bibi.Boleh bibi masuk?"

"Oh iya bi,masuk aja."

"Non Lexa kenapa? Kok tadi bibi denger kamu teriak?"

"Bi,Lexa mimpi buruk..Lexa takut Bi.."

"Memangnya kamu mimpi apa Lexa?"

Lexa pun menceritakan seluruh kejadian yang ada di mimpinya kepada Bibi.Dalam hati,Bibinya kaget tak percaya dengan mimpi Lexa tersebut.

"Bi...kok diem aja? Lexa udah selesai ceritanya.."

"Oh iya non,maaf maaf..Itu kan cuma mimpi buruk non,jangan terlalu difikirkan ya.."

"Gitu ya bi,oke deh bi,makasih ya.." Lexa tersenyum tulus.

"Sama sama non..." Sahut Bibi sambil tersenyum.

Tanpa mereka sadari,sedari tadi,Mommy Lexa mendengarkan semua yang mereka bicarakan sambil menahan air matanya.'Maafin mommy ya..' ucapnya dalam hati.

A/N

Hai haii...author mau minta maaf nih...maaf  banget ya baru update sekarang..Maaf juga di part ini gaada tentang temen temen Lexa..

Author harap kalian masih mau ngikutin cerita ini,karena ini masih awal mula konflik,jadi kemungkinan besar ceritanya masih lama selesainya.

Wait for the next chapter ya readers,give your vomment please..Thank you :)

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang