Kegiatan pelatihan pertama kami yang seharusnya berjalan dengan lancar dan menarik mendadak diberhentikan. Belum ada penjelasan resmi dari pihak panitia dan kerajaan mengenai diberhentikannya kegiatan ini. Berdasarkan perbincangan-perbincangan orang sekitar, terdengar kabar bahwa putri Raja Algeas menghilang dan kemungkinan besar telah diculik. Meski berita ini masih simpang siur, aku merasakan firasat buruk akan hal ini.
Suara desiran angin malam terdengar dari luar kamarku. Tak biasanya angin berhembus kencang pada malam hari di tempat ini. Aku menutup pintu balkon kamarku dan sepintas melihat taman yang tepat berada di bawah balkon. Terlintas ingatan dimana aku melihat seorang perempuan berteriak di taman itu. Jikalau perempuan itu adalah Putri Vivian, aku tidak akan lagi melihatnya di taman ini. Ada sedikit rasa menyesal pada diriku ketika aku bertemu dengannya kemarin malam, kenapa aku tidak bisa berbincang dengannya dan seolah ia menolak untuk berbicara saat bertemu denganku.
***
~Toootttt.. Teeetttt.. Totet... Toteeettttt....
“Selamat pagi para peserta pelatihan, diharapkan semuanya untuk segera berkumpul di ruangan pertemuan karena akan diberitahukan pengumuman terkait dengan kegiatan pelatihan ini.”
Aku tersentak dari tidurku karena terkejut setelah mendengar pengumuman dadakan itu. Rasanya baru saja aku memejamkan mata dan sekarang hari sudah kembali terang oleh sinar matahari pagi.
Aku menggeliat seperti biasa yang aku lakukan setiap kali terbangun dari tidurku. Pintu balkon yang semalam ditutup kubuka kembali untuk mempersilahkan udara segar mengisi seluruh ruangan kamar. Lagi-lagi aku memperhatikan taman di bawahku itu.
“Vivi, apa yang sebenarnya terjadi?” sesaat aku bergumam sendiri hingga kemudian meninggalkan balkon dan berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap menuju pertemuan.
Air memancar dari pancuran membasahi seluruh tubuhku. Satu buah keran kecil di dekat pancuran sedikit kubuka untuk mengeluarkan cairan kental berwarna hijau. Cairan itu mengeluarkan busa setelah terkena air dan memiliki aroma yang sangat harum, sudah dipastikan bahwa cairan tersebut adalah sabun. Meski semua ini terlihat aneh, sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa dengan kehidupan di dunia ini.
~Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu kamarku.
“Sebentar...” aku berteriak dari dalam kamar mandi.
~Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan itu masih saja terdengar. Aku sama sekali tidak tahu siapa yang mengetuk itu, tapi sepertinya dia ingin membicarakan hal yang penting hingga tidak berhenti mengetuk pintu meski sudah kusuruh untuk menunggu.
“Iya.. Iyaa.. Sebentar ya..” sekali lagi aku berteriak padanya seraya mengambil handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku.
Aku menghampiri pintu kamar dan membuka kuncinya. Terlihat Mikoto sedang berdiri dari balik pintu dengan tatapan kaget setelah melihatku.
“Ada apa sih Mikoto? Bentar lagi kan kita ketemu di ruang pertemuan.”
Mikoto hanya diam tak menjawab dengan wajah yang semakin memerah.
“Halooo.. Kenapa kamu diam aja? Sakit?”
“WAAAA.. DASAR MESUUMMM..” dengan sekuat tenaga Mikoto memukul perutku hingga terpelanting ke tembok kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Semu
FantasiEril Nusantara, seorang mahasiswa baru, tiba-tiba terbangun pada suatu tempat dan tubuh yang asing baginya. Seekor kucing yang dapat berbicara mengaku telah membawanya ke tempat tersebut dan memasukannya pada tubuh seseorang bernama Enutra. Beberap...