Pernikahan Madam Roseta

1.8K 132 0
                                    

Yang dari kemarin minta di lanjutin ceritanya ini udah ada...

Thanks banget karena udah setia nungguin kelanjutan cerita ini...

Sebagai bonusnya hari ini aku langsung publish 3 part sekaligus... 😊😊😊

Happy Reading.... 📑📑📑


______________________________________




“Aku di mana ini?” Ku rasakan kepalaku cukup sakit, perlahan mataku terbuka menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.

“Kamu sudah bangun?” Ku lirik orang yang bertanya itu yang tenyata Gryven.Prian itu duduk di samping ranjang yang ku tempati.

“Gryven, sedang apa kamu disini?”

“Aku menemanimu selama kamu tertidur.”

“Apa yang terjadi denganku?”

“Kamu pingsan saat di perpustakaan tadi dan aku membawamu ke sini.” Sejenak aku berusaha mengingat kejadian apa yang sudah terjadi sampai kilasan tentang gambaran peristiwa di perpustakaan muncul.

“Astaga Gryven kamu baik-baik saja kan? Bagaimana dengan lukamu? Apa sudah di obati? Kalau belum biarkan ku obati. Di mana kotak P3K nya?”

Begitu banyak pertanyaan yang terlontar tanpa jeda dari mulutku. Ku ingat kalau dia terluka dan itu semua gegara aku mendorongnya.

“Gryven kenapa kamu tertawa? Apakah lukamu membuatmu jadi gila sampai tertawa seperti ini?” Sungguh karena khawatir padanya aku tak bisa berpikir lain lagi.

“Gryven kamu kenapa?”Aku menangis saat melihat Gryven yang masih aja tertawa tanpa menjawab pertanyaan dari ku.

“Hey kenapa menangis?” Ucapnya sambil menghapus air mataku yang sudah keluar.

“Aku takut kamu kenapa-napa gegara aku mendorongmu.” Jujur aku memang sangat khawatir padanya, meskipun itu hanya luka kecil namun melihatnya saja membuat kilasan peristiwa 11 tahun yang lalu terbayang kembali. Tubuhku yang berlumuran darah namun itu bukanlah milikku. Karena peristiwa itu membuatku begitu takut jika melihat darah. Gryven menarikku dalam pelukkannya agar aku bia tenang dan berhenti menangis.

“Aku tak apa-apa kok, luka kecil seperti itu tak akan membuatku mati.” Aku melepaskan pelukannya dari ku. KIni aku menatapnya, ku yakin pasti saat ini mataku sudah membengkak dan hidungku memerah karena menangis.

“Kau tak boleh mati tanpa ijinku.”Tanpa pikir panjang aku tak sadar mengatakan seperti itu padanya.

“Kamu harus berjanji padaku Gryven kalau kau tak akan mati tanpa ijinku.” Ulangku masih dengan menatapnya.

“Aku berjanji.”Ucapnya sambil mengelus kepalaku. Senyum mengembang diwajahku karena senang.

“Biarkan aku melihat lukamu.” Ucapku sambil menarik tangannya yang ku lihat sudah di perban. Sejenak aku meperhatikan perbannya itu.

Cup…

“Cepatlah sembuh.” Ucapku setelah mencium perbannya berharap agar supaya lukanya bisa segera sembuh.


*** 

Sudah seminggu setelah peristiwa tersebut aku tak bertemu dengannya. Bukannya aku menghindar namun ini semua karena jadwal kelas dan tugasku yang sangat padat membuatku tak bisa bersantai walaupun hanya sebentar. Tidak hanya itu saja, aku juga sibuk membantu papa dan mama menjaga adikku saat libur akhir pecan dan yang terkahir membantu persiapan pernikahan madam Roseta.

Aku sangat senang mendengar berita bahagia tersebut karena madam Roseta sudah ku anggap seperti keluargaku makanya aku sangat bersemangat membantu persiapan acara pernikahannya meskipun aku sendiri sudah sangat sibuk.

Hari ini adalah hari pernikahannya, pestanya tidak terlalu besar namun cukup meriah. Acaranya bertemakan garden party yang di laksanakan di taman belakang kediaman madam roseta. Tak banyak yang di undang sebab pestanya bersifat tertutup hanya di peruntukan untuk keluarga dan kenalan dekat saja karena memang madam roseta sendiri yang menginginkannya.

Acaranya berlangsung dengan baik tanpa kendala apapun, terlihat wajah-wajah gembira menghiasi pesta tersebut. Adikku Xiano tak di bawah oleh mama karena dia belum lama lahir makanya di tinggalkan dirumah bersama paman Luice orang kepercayaan keluarga kami.

“Aku cukup senang karena ada Kayla yang menemaniku jadi setidaknya aku tak cepat bosan mengingat diriku yang tak bisa berlama-lama dengan keramaian pesta namun  demi madam roseta aku berusaha bertahan selama mungkin.

“Xian.” Panggil Kayla ketika kami berdua sedang duduk sambil menikmati beberapa hidangan yang di siapkan.

“Hhmm.”

“Xian kalau di panggil jawab dong bukan hhmm doang.”

“Emang kenapa Kay?”

“Aku mau Tanya sesuatu.”

“Tanya ajach.”

“Tapi kamu jangan marah yach?”

“Gimana mau marah kalau aku saja belum tahu apa yang mau kau tanyakan kay.”

“Apa yang terjadi antara kamu dan Gryven di ruang kesehatan?” Pertenyaan Kayla spontan membuatku berhenti menguyah makananku dan sekelabat bayangan waktu di ruang kesehatan terngiang kembali.

“Tidak  terjadi apa – apa kok kay, saat terbangun aku segera kembali ke kamar setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih.” Ucapku berbohong karena sebenarnya aku juga tak tahu bagaimana caranya menjelaskan pada Kayla jika aku tak mengerti apa yang akan ku katakana. Bahkan sampai sekarang pun aku masih tak percaya dengan apa yang ku lakukan pada Gryven waktu itu.

“Yakin tidak ada apa – apa ? Atau ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku.” Ini dia Kayla, sifatnya yang ingin tahu segala hal bahkan sampai pada hal terkecilpun tak pernah luput darinya.

“Sungguh kay, kalaupun ada pasti kamu orang pertama yang akan ku ceritakan. Lagian kamu tahu sendiri kan bagaimana kondisiku dengan Gryven saat ini.”

“Ya ya aku mengerti Xian, tak perlu kau ingatkan lagi soal tantangan itu.”

“Nach itu anak pintar.” Ucapku terkekeh padanya.

“Sisa waktumu 7 minggu lagi Xian.”

“Aku tahu kay, kamu tak perlu khawatir dengan itu karena sudah pasti aku yang menenang.” Sebisa mungkin aku membuat Kayla agar tak terlalu khwatir memikirkan hal tersebut.

“Ku harap permainan gila ini bisa cepat selesai karena aku ssekarang berada di persimpangan jalan dan itu membuatku frustrasi harus memilih yang mana.” Mendengar kekesalan Kayla hanya membuatku terkekeh kembali. Kasihan  sekali temanku yang satu itu, ku harap dia bisa bersabar sebentar lagi.

“Kita kesana yuk kay.” Ajakku kepada Kayla untuk menemui pemilik peseta ini.

“Mau ngapain ke sana Xian?”

“Ya elah kay dari tadi kita disini namun belum memberikan selamat sama madam roseta.”

“Oh iya, aku sampai lupa gegara keasikan ngobrol sama kamu nie.” Ucap Kayla sambil tepok jidat sendiri




To be continue..


Yang seneng sama nie cerita ada masukan gak? Ceritanya udah fix di tulis sich, cuman kalau ada yang masukan dari kalian yach mau aku ubah dikit....

Masukan dan kritikan selalu di terima untuk perbaikan cerita ini....

Jangan lupa voment sama follow CattleyaAtsuko

Thanks....

C.A

🌹🌹🌹

My little CattaleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang