DELAPAN

263 14 3
                                    

David POV

Pikiran gue kacau,bener bener kacau,kenapa semua ini harus terjadi sama abel?! Kenapa perempuan yang gue cintai harus kecelakaan separah ini.
Gue menatap kearah seseorang yang sedang terbujur diatas tempat tidur dengan alat alat medis ditubuhnya.

"Permisi,keluarga saudari achazia crystabel?" Beberapa orang yang nampaknya dari kepolisian datang menghampiri kedua orang tua abel.

Orang tua abel menoleh kearah orang orang kepolisian tersebut.

"Bisa kami bertemu dengan saudara david?"

gue pun menoleh karena merasa terpanggil."Ya,saya david."

"Bisa anda ikut kami sebentar?kami harus mengklarifikasi kasus ini.sepertinya kasus ini telah disengaja atau telah direncanakan seseorang" Jelas orang orang dari kepolisian tersebut.

Gue mengernyit. oke.gue tau jawaban atas kecelakaan abel.gue tau pasti penyebabnya. Tasya.

"Kenapa harus david,pak?"tanya mami.

"karena panggilan terakhir saudari achazia adalah dengan saudara david." Jelas kepolisian itu.

Gue menoleh kearah kedua mama dan papa,dan mereka mengangguk mantap.
dan gue pun pergi bersama orang orang kepolisian itu untuk dimintai keterangan.

**

"Terima kasih atas kerjasama saudara karena telah bersedia untuk dimintai keterangan untuk kasus ini." Ucap kepala kepolisian itu yang barusan menginterogasi gue.

"Iya pak,sama sama,saya harap pelakunya bisa ditemukan secepatnya.permisi pak." Balas gue lalu pergi.

Gue mengeluarkan ponsel dari dalam saku,gue lagi nelpon orang yang sekarang paling gue benci,gue menelepon tasya.

"Hai honey." Oh shit!dia bener bener ga ngerasa bersalah?

"Kita ketemu sekarang juga!" Ucap gue tanpa basa basi.

"Okey beb,see you."

gue bener bener ga abis pikir sama si tasya, kenapa dia bisa jadi psycho kayak gitu.

**

Gue memutuskan untuk menunggu tasya disebuah taman kecil di komplek dekat rumah sakit tempat abel dirawat sekarang.

"Hei sayang, udah lama nunggu ya?"
Okeh,dia bener bener ga punya rasa bersalah sekarang.

"Tas,lo sadar ga sih?! Kalo apa yang lo lakuin ke abel ini bener bener kelewatan!!" Bentak gue pas tasya udah tepat didepan gue.

"Ups,jadi lo udah tau kalo gue yang buat abel jadi sekarat?haha,yah ketauan dong." Balas tasya yang buat emosi gue medidih.

"Please tas,stop kayak gini." Pinta gue ke tasya yang kayaknya dia masih ga terima kalo gue mohon mohon buat abel.

"Lo yang harusnya stop kayak gini vid, percuma juga lo mohon sama gue buat abel." Ucapnya sambil mengeluarkan sebuah botol obat yang entah berisi cairan apa dan sebuah suntikan.oh gue tau obat itu.Racun.

"Lo tau ini apa kan?pasti lo ngerti dong ini buat apa?" Lanjutnya sambil menunjukan botol dan suntikan itu didepan gue.

"jangan macem macem tas! Itu bahaya!" bentak gue.

"Calm down honey,this is not for you. ini buat abel kok." Ucapnya sambil tersenyum, gue ga suka senyumannya, senyuman iblis.

"tas,please,jangan lakuin ini ke abel,udah cukup,yang lo lakuin udah cukup bikin gue sakit tas." Ucap gue memohon,see? Tasya ga peduli sama omongan gue.

Friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang