SEPULUH

69 5 0
                                    

"Fuck!lo liat itu siapa?!"

Seketika abel terdiam, tubuhnya benar benar kaku, hingga lelaki yang berjalan kearahnya tiba didepannya.

"Hai bel." Sapa laki laki itu dengan senyum khasnya.
Tanpa basa basi lagi, abel langsung memeluk laki laki itu dengan kuat, lelaki yang selama ini ia rindukan, yang pertama kali ingin abel lihat waktu abel sadar dari komanya.

David mengelus kepala abel lembut "Apa kabar?" Bisik david.
"Sama sekali ga baik,vid" balas abel yang suaranya tertahan karena masih dalam pelukan david.

"gue kangen lo, bel!" ujar david sambil mengelus rambut abel.
"Please, gue mohon jangan pergi lagi.gue mohon vid." Abel menangis sejadi jadinya di pundak david,
"Gue janji bel, gue ga akan ninggalin lo lagi." David mengangkat kepala abel dari pundaknya dan menatap mata abel.
"Gue sayang sama lo." Ucap david tersenyum.

**

"Kita udah sampe dari 30 menit yang lalu bel, lo ga mau turun? Sampe kapan lo mau megangin tangan gue terus?" Tanya david sambil berusaha melepas genggaman tangan abel dari tangannya.

"Hehe. Ya udah deh, gue balik ya vid, hati hati dijalan." Abel memeluk david lagi untuk kesekian kalinya hari ini.
"Iyaa abell, good night." Balas david saat abel keluar dari mobilnya.
"Bye." Abel melambaikan tangannya dan mulai memasuki halaman rumahnya.
Raut wajah abel berubah ketika ia melihat sebuah mobil sport berwarna putih terparkir rapih di halaman rumahnya.
"Ck! Mau ngapain lagi sih nih orang kesini!" Gerutu abel sambil berjalan masuk kedalam rumahnya.

"Malam mi,malam pi." Abel mengucapkan salam pada mami dan papinya yang berada diruang tamu.
Abel hanya menatap sinis kearah tamu yang berada didepan mami dan papinya.
"Kalau urusannya udah selesai, suruh langsung pulang aja mi." Teriak abel sambil berjalan kelantai atas.

Mami melirik tamunya."sabar ya nak, mami tau kamu masih sayang sama dia, mungkin kalau kamu lebih berjuang lagi mami yakin kamu bisa."

Papi mulai angkat bicara. "Benar rafael, kejadian itu juga hanya salah paham antara kamu dan abel. Kamu harus bisa menjelaskannya."

"Ya sudah, sekarang kamu ke atas. Take your time." Ucap mami senyum.

"Oke mi, makasih ya mi,pi udah dukung aku." Rafael tersenyum dan bangkit berdiri.

Rafael pun berjalan ke lantai atas, menuju kamar abel.

Tok!tok!tok!

Ga ada jawaban dari dalam,

Tok!tok!tok!

Masih ga ada jawaban.

Tok!tok!tok!

Karena tidak ada jawaban dari dalam kamar, rafael membuka pintunya pelan pelan yang ternyata ga dikunci.

"Hiks..hikss..hikss..."

Rafael yang melihat abel menangis diujung kasurnya langsung menghampiri abel.

"Ngapain lagi raf lo kesini? Hikss..hikss.." Abel menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Lo masih mau nyakitin gue?ga cukup lo ngancurin harapan gue?" Lanjut abel sambil menangis.

"Bel, maafin aku,," rafael berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan abel yang duduk dikasur.

"Raf-"

"Dengerin aku dulu bel, aku ga selingkuh sama sekali bel, dia sahabat aku waktu sma, kayak kamu sama dito, dia putus sama pacarnya dan dia ajak aku ketemuan buat curhat dan kita emang sedekat yang kamu liat, terus, tentang seminggu aku ga ada kabar, aku lagi siapin semuanya buat kamu, mulai dari ulang tahun kamu sampai pesta pernikahan kita, bahkan honeymoon kita udah aku siapin." Jelas rafael panjang lebar,

Friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang