Siang yang begitu terik, begitu membuat lemas seseorang yang ki i berada di lapangan basket sekolah menengah atas ini. Ya hari ini memang hari libur, tapi Namja manis bersurai mint ini malah menikmati dengan bermain basket.
"Hyung ! Aku mencarimu kau disini ternyata." ucap V sambil mendekat pada Yoongi.
"Kenapa kau mrncariku ? Tumben sekali."
"Memang kenapa ? Hyung temani aku beli buku !! Ayolah "
"Aku benci melihatmu merengek seprti itu. Huh baiklah tunggu aku di mobil. Aku mau membereskan ini dulu."
"Yey, baiklah." ucap V kegirangan.Yoongi Pov
Apaan alirn itu, kalau saja dia bukan sahabatku, aku pastikan sudah ku tendang bokongnya kalau merengek seperti tadi. Benar-benar menjijikkan. Huh lihatlah dia malah tidur di mobilku. Aku menjalankan mobilku ke sebuah mall untuk membeli buku bersama V. Setelah sampai aku membangunkannya dan segera masuk dan membei buku.Sementara V membeli buku, aku pergi keluar sebentar untuk mengambil dompetku di mobil, tanpa sengaja aku melihat seorang laki-laki di pukuli oleh 3 orang, dia bisa melawan tapi sepertinya dia kalah jumlah hingga dia tersungkur. Aku yang mrlihat tidak mungkin diam saja, langsung saja aku berlari lalu menolong pemuda tadi. Aku berhasil menakuti 2 orang tadi meskipun badanku kecil, dan 1 orang lagi di pukuli oleh pemuda tadi, hingga mereka bertiga lari karena sudah kalah telak.
Yoongi Pov end
Yoongi bangga dengan dirinya sendiri yang sudah berhasil membuat kabur 3 orang tadi, lalu pemuda yang ditolong tadi menghampiri nya dan membuat Yoongi menoleh.
"Terimakasih suda menolongku."
"Ne, sudah kewajibanku."
"Ah ya tuan-"
"Yoongi, Min Yoongi" ralat Yoongi
"Ah ya Yoongi ssi,"
"Jangan terlalu formal."
"Ah baiklah sepertinya kau lebih tua dariku, maka aku akan memanggilmu hyung. Namaku Jimin. Park Jimin" ucap Jimin sambil tersenyum.Mereka berbicara di sebuah taman depan mall itu sampai Yoongi lupa kalau V mencarinya.
alien V is called you
HP Yoongi berbunyi dan di angkat oleh Yoongi
"Ya ? Kenapa alien ?"
"Kau dimana hyung ? aku menunggumu di depan mall. Kau tega sekali meninggalkanku eoh !"
"Aish maaf aku lupa. Kau keluar saja aku di parkiran." setelah menutup telfon Yoongi berpamitan pada Jimin untuk segera pergi karena V sudah menunggu.
"Baiklah Jim, aku pergi dulu eoh. V pasti sudah mencariku."
"Eum apakah dia pacarmu hyung ?"
"Aniya dia sahatku, dia kekasih sepupuku." jawaban Yoongi entah kenapa membuat Jimin tersenyum sangat manis dan lega. Yoongi yang menyadari senyum Jimin entah kenapa membuat hatinya berdesir.
"Eum Jimin, aku pergi dulu. Anyye-"
"Bisakah kita bertemu lagi hyung ?" Jimin dengan wajah penasaran.
"Tentu. Ini nomor telfonku, hubungi aku kalau kau ingin bertemu."Setelah itu sepanjang jalan Yoongi harus membuat telinganya Rilaks karena ocehan V tadi. Membuat nya sedikit berdecak kesal.
"Kau cerewet eoh, V cepat turun aku mau pulang. Jungkook pasti sudah menungguku."
"Baik hyung, jangan lupa titip salam untuk kelinci manisku."
"Aaishh. Iya,"Di sekolah
Yoongi berjalan dengan santai di koridor sekolah, dengan sebelah handsat menggantung di sebelah telinganya karena itu memang stile nya. Beberapa siswa/i sampai berbicara tentang dirinya. Yoongi yang sudah terviasa hanya tersenyum ketika di sapa oleh para hobbaenya. Ya Yoongi memang siswa populer di Bangtan High School.
Istirahat
"Hyung, ayo kekantin !"
"Ya Jungkook kau seperti hantu tiba-tiba berdiri di depan pintu kelasku."
"Haha maaf hyung ! V hyung sudah di kantin bersama teman barunya."
"Uh ? Teman baru ?"
"Iya hyung, dia pindahan dari Seoyeondan Hugh School."
ucapan Jungkook hanya membuat Yoongi teringat pada Jimin yang setelah pertemuan seminggu lalu Jimin tidak menghubunginya padahal waktu itu dia yg ingin bertemu Yoongi lagi.
"Hyung ! Kau melamun eoh ?"
"Ti-tidak aku hanya-"
"Oh itu V hyung." pekik Jungkook, "V hyung !" V menoleh, pun dengan teman barunya.Yoongi tiba-tiba membeku melihat orang yang di samping V, entah kenapa dia bereaksi seperti itu padahal dia tidak menginginkannya.
"Jimin ?"
"Yoongi Hyung !"
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonMin Crazy Love
RomancePertemuan yang singkat antara Jimin dan Yoongi Ternyata bukan kebetulan tapi takdir