"Kringg!!!!!!!!!"
Suara bel sekolah menandakan seluruh siswa-siswi Pelita Bangsa untuk segera masuk ke kelas masing-masing. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi.Semua individu,kelompok,maupun populasi berlarian menuju kelas,namun tidak denganku. Aku tidak mempedulikan orang-orang disekelilingku yang sedang berlarian. Aku masih saja tidak beranjak dari bangku perpustakaan yang sudah membuatku nyaman dalam beberapa menit sebelum bel masuk terdengar.
"Nak, bel sudah berbunyi. Sebentar lagi para guru segera datang ke kelas."-kata bapak penjaga perpustakaan yang memecahkan keheningan sejenak.
"Oh udah bel ya, Pak? Tadi saya tidak mendengar bel, Pak. Makasih pak"-kataku sambil membereskan buku-buku yang berserakan di meja depanku.
"Permisi pak"-pamitku sambil meninggalkan perpustakaan dan bapak penjaga perpus.
Aku berlari sekencang mungkin sambil menenteng buku yang baru sajaku baca. Lari ku terengah-engah, kemudian melambat. Ketika aku mulai berjalan karena lelah berlari, kulihat sosok dari jauh yang menurutku tidak asing lagi. Kufokuskan pandanganku padanya, ternyata'PAK DJIMAN!!!!!!!!!!!'. Kembali aku berlari sekencang mungkin. Pak djiman adalah guru paling kiler dikelasku. Setiap ada salah satu murid yang telat di jam pelajarannya, ia harus skote jump sambil goyang dombret dan bernyanyi dangdut sesuai yang ia inginkan. Tidak!. Itu tidak mungkin terjadi denganku.
Oh ya, aku hampir saja lupa memperkenalkan diriku. Namaku Sheilla Florentina. Aku lahir di Belanda dan dibesarkan di Indonesia. Iya di Belanda. Belanda yang sudah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Aku kini duduk di bangku SMA yang baru saja berlari menuju kelas dan bertemu monster djiman yang menyeramkan. Aku yang sampai sekarang belum menemukan spesies yang sejenis denganku dan berbeda kelamin yang kucintai. Tapi, hal itu tidak membuat aku merasa kebingungan, because life isn't to just for relationship but u enjoyed ur life is more than enough*heleh.
***
"Ini udah jam brpa La loe baru nyampe kelas?"-celetuk ma tablemate. Karina.
"Untung Pak Djiman belum dateng"-tambah Sima yang duduknya tepat dibelakangku.
"Gueeehhhhhh.....hhhhhhhh......gue abis dari perpus"-jawabku yang baru duduk sambil mengatur nafasku yang terengah-engah.
"Terus loe kenapa kaya gitu? Kaya abis di kejar monster?"-jawab Oci tertegun. Dia adalah tablematenya si Sima.
"Gue emang abis ketemu monster!!!!"
"HAA?!?!?! SERIUS LOE? DIMANA MOSNTERNYA DIMANA? KAYA GIMANA BENTUKNYA?!?!"-jawab mereka ber3 kompak dan berhasil membuat seisi kelas menoleh ke meja kami ber4.
Aku langsung cengengesan sambil mengisyaratkan bahwa kami ber4 sedang dalam keadaan baik-baik saja dan tidak ada monster satupun."Eeee...nggak kok enggak ada monster hehehe"
"Hahahahhaha.. mabok genjer ya loe liat monster siang-siang bolong gini"-kata Ardi yang merupakan murid paling iseng bin nakal bin rame yang suka tawuran dan binn...titan.
"HAHAHAHAHAHHAHAA" Seisi kelas tertawa lepas mendengar perkataan Ardi. Ya. Itulah Ardi. Ardi yang suka lawak, Ardi yang paling dikenal guru dikelas, Ardi yang paling suka isengin siapapun tanpa pandang bulu, Ardi yang langganan masuk ruang BK dan Ardi yang paling nurut sama Ibunya wkwk.'Tok tok tok tok' suara sepatu Pak Djiman menghancurkan keramaian yang sedang ada di kelas kami. Semua makhluk kembali berlarian kemeja masing-masing. Semua ketakutam ibarat melihat monster yang sangat menyeramkan. Padahal sebenarnya Pak djiman tidak seseram yang kalian bayangkan. Pak Djiman itu tinggi tapi tidak terlalu tinggi, pendek tapi tidak terlalu pendek, ia memakai pakaian dengan celana yang sedikit keatas dan memiliki perut yang sedikit buncit dan diberi pengikat dibagian sela-sela celananya, seperti ikat pinggang namun tidak patut dijuluki dengan ikat pinggang. Hmm lalu apa lagi ya? Oh ya, Pak Djiman itu memiliki rambut yang sangat amat tipis dan ada 1 rambutnya tepat ditengah-tengah batok kepalanya berdiri. Bayangkan saja rambut dia seperti upin-ipin yang memiliki rambut satu tepat di atas batok kepalanya. Yah begitulah. Lalu dia selalu datang terlambat 15 menit dan keluar jam kelas lebih dari 30menit dari jam keluar kelas. Sudah cukup kita ghibah Bapak Favorit di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Hitam
RandomKetika aku berusaha mencari pelangi itu, ternyata pelangi itu adalah kamu. Ketika aku mencoba meraihnya yang sedang berada di dekatku, ternyata itu sangat jauh untuk raih. Ketika aku berusaha membuat pelangi hitam menjadi pelangi umumnya,aku menemuk...