Diam.

67 10 0
                                    

DDRRRTTTTTTT

Handphoneku bergetar. Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB. Langsung kuraih sumber getar tadi yang sudah membangunkan mimpiku barusan.

"Hmm?"

"Baru bangun pasti?"

"Sotoy"

"Gue jemput setengah jam lagi."

"HAA?!?!?!"

"Bauk ih, jorok"

"Guu...gue gabisa."

"Kenapa lagi sih, Sheilla?"

"Mmmmm..mmmm oh ya,hari ini bokap gue pengen banget anterin gue."-jawabku sedikit mencari-cari alasan agar tidak berangkat bersama Haikal.

"Loe kenapa sih, Sheil? Dari kemaren ngindar mulu dari gue? Loe cemburu gue sama Andina? Atau loe marah sama gue gara-gara gak gue bantuin nyelesaiin tugas pensi?"

DEG.

Seketika kejadian kemarin teringat kembali dipikiranku. Padahal, berkat tidur malamku kemarin sudah membuatku lupa akan kejadian kemarin. Haikal..haikal, kenapa sih loe tuh selalu muncul disaat-saat gue berusaha move on?

"Sheil?"

"Haa? Apa?"

"Loe dari tadi gak dengerin gue ngomong?"

"Eee..nggak hehe"-bohong banget. Padahal sebenernya aku denger kok, Kal. Denger banget malah.

"Ketawa lagi. Loe tuh kenapa? Loe marah sama gue?"

"Kaga"-kujawab cepat tapi bohong,sama aja idupku penuh kebohongan. Baru bangun udah disuruh bohong. Maafin baim YaAllah.

"Yaterus kenapa ngindar mulu?"

"Perasaan loe aja kali,udah ah gue mau mandi."

"Sheil, bentar"

"Apalagi sih?"

"Gue minta maaf kejadian kemaren."

"Apaan sih loe, udah ih gue mau mandi"

"Yaudah, gue tunggu loe di sekolah ya."

Langsung kututup telfon dari Haikal. Aku segera mengikat rambutku dengan cepol atas tanpa menyisirnya lebih dulu. Aku segera mandi dan bergegas menuju meja makan untuk sarapan bersama Papa dan Mama. Maklum saja, Papa dan Mama jarang sekali berada dirumah.

Setelah mandi yang cukup lama, aku segera bersiap-siap menggunakan seragam biru laut dengan rok putih yang panjangnya selutut dengan sepatu converse hitam pudar dan kaos kaki pendek.

Aku keluar dari kamar dan menuruni anak tangga untuk menuju lantai dasar rumahku."Pagi semuanyaa"

"Pagi sayang. Seger banget kayaknya hari ini"-jawab Papa sambil menyantap makan pagi.

"Efek sholat Subuh haha"-jawabku asal sambil mengambil beberapa roti tawar dengan olesan selai kesukaanku.'Apasih papa? Lagi ngantuk apa nyindir? Muka dilipet kaya nasi liwet gini dibilang semangat?'

"Bagusdeh kalo kamu tau"-sahut Mama sambil tersenyum melihat ulahku.

"Oh ya ma, kata wali kelas aku ada panggilan ke sekolah gitu"-kata ku enteng kepada Mama. Aku lupa saja memberitahu bahwa kemarin lusa wali kelasku menemui ku dan ingin bertemu dengan Mama.

"Kenapa? Kamu nyari masalah?"-jawab Mama yang tiba-tiba berhenti makan.

"Enggak Mama. Tenang aja. Aku gak bikin ulah kok."-kataku sambil beranjak dari meja makan dan segera meminum susu yang berada dimeja dengan tergesa-gesa." Yaudah aku duluan ya, Assalamu'alaikum"-lanjutku sambil berlari menuju mobil.

Pelangi HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang