Lebih baik(Mungkin)

80 4 0
                                    

Author POV

Sejak pagi Sheilla memang sudah sibuk lari kesana kemari untuk melancarkan program kerjanya bersama beberapa pihak guru dan rekannya yang selalu mau direpotkan olehnya.

Sheilla yang terlihat mulai lelah memilih untuk beristirahat lebih dulu dan duduk disamping panggung sembari menikmati minuman yang diberikan oleh temannya.

"Sheil" sapa laki-laki yang sudah tidak asing lagi baginya. "Ehh.. haii" jawabnya sedikit kaget.

"Sibuk banget ya kayanya. Sampe mau ngobrol-ngobrol aja gak sempet hehehe"

"Iya nih,ka. Bentar lagi tugas gue selesai,duh seneng aja" katanya sambil menyandarkan punggungnya ke pagar rantai lapangan. "Lo udah siap buat tampil, Ka?"

"Siap dong! Kan dapet semangat dari lo hahaha" kini tawanya menggelegar, membuat Sheilla ikut tertawa. Mereka tertawa bersama dan tanpa disadari ada sosok diujung panggung yang sedang menatap gerak-gerik mereka berdua daritadi,Haikal.

"Gue cabut duluan ya, jangan capek-capek ya Sheilla!" kata Kak Cleo lalu meninggalkan Sheilla sendiri. Sheilla hanya membalas nya dengan ibu jarinya yang mengisyaratkan 'iya'.

Ketika Sheilla kembali menatap panggung,tanpa sengaja ditangkapnya gerakan Haikal yang sedang menuju kearah dimana Sheilla berada. Sheilla mulai kelabakan salah tingkah. Haikal jelas tau sifat partner kerjanya yang kelewat bodoh ketika berada disebelahnya.

"Jangan gugup" kata Haikal yang sudah tepat berada didepan Sheilla,lalu memilih duduk disebelah Sheilla. Tangannya mulai menggegam tangan Sheilla yang membuat perempuan tersebut sukses terlonjak karena terkejut.

Belum sempat Sheilla mengatakan sepatah katapun, bibirnya dibuat kicep dengan jari telunjuk Haikal yang melayang kearah bibirnya. "Gue mohon, gue gapunya waktu banyak. Tolong maafin gue. Jangan jauh dari gue,Sheil. Berat buat gue" matanya yang kini menangkap bola mata perempuan itu dan kali ini Sheilla benar-benar tidak bisa menolak lagi.

Dia tidak ingin munafik karena sebetulnya raga dan pemikirannya sangat bertolak belakang. Sheilla berkeringat dingin, tubuhnya menegang. Jantungnya pun nyaris terdengar oleh laki-laki itu.

"Gue mau kita kaya dulu. Gue kangen elo,Sheil. Kangen banget" kali ini Haikal benar-benar membuat gadis disebelahnya harus mengikuti alur yang ia buat.

"Pergi dari sini, atau gue yang pergi" hanya itu balasan dari Sheilla bersamaan dengan melepaskan genggaman Haikal. "Gue gaakan pergi"jawab Haikal keras kepala.

"Oke" sahut Sheilla,lalu beranjak dari tempat duduknya."Gue yang pergi"

Kini selangkah berhasil menjauh dari posisi Haikal,mengira bahwa lelaki itu tidak akan mengejarnya. Namun dugaan Sheilla salah. Lengannya ditarik kembali oleh Haikal yang sontak membuat Sheilla berbalik dan berhasil dalam dekapan laki-laki itu.

Kali ini Sheilla benar-benar merasakan detak jantung Haikal,berdegup kencang. Tanpa disadari air mata Sheilla sudah lolos keluar yang sejak tadi ditahan olehnya. Gadis itu kini menangis dalam dekapan Haikal. Ia mungkin lelah karna harus terus menolak raganya yang selalu ingin memilih dengan Haikal ketimbang pikirannya yang harus berusaha menerima kenyataan bahwa Haikal sudah bersama Dinda.

"Guee... gue sayang sama lo. Plis jangan jauh-jauh dari gue" Ucap Haikal yang masih posisi mendekap Sheilla dalam tubuhnya yang mungil.

Kali ini detak jantungnya lebih kencang dari tadi. Bisa-bisa jantungnya mendadak berhenti karena terlalu cepat berdetak. Sheilla berharap ada dewa penolong untuk membantunya,walau hanya sekedar mengingatkan untuk tidak lupa bernafas.

Kini pelukan Haikal diregangkan lalu melihat wajah Sheilla dari dekat. "Maafin gue ya, gue gak telat buat bilang sayang ke elo kan?"

Sheilla menggeleng dengan cepat, entah tersambar petir apa yang kini seolah-olah Sheilla melupakan tujuannya untuk melupakan Haikal. Didekapnya kembali gadis mungil itu dipelukannya dan tanpa disadari mereka tersenyum dengan jawaban Sheilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang