Part 7 - The Wealthiest

22.4K 1.2K 48
                                    

Lenguhan kecil terdengar dari gadis yang bergelung nyaman dalam selimut. Ia menggeliat pelan merasakan tubuhnya enteng dan bugar. Sepanjang malam rasanya seolah seperti melayang, tidur tanpa ada tekanan dari ranjang yang busanya sangat empuk. Hweji membuka matanya dengan seulas senyum. Ia siap menyambut pagi dan bersemangat untuk berutinitas lagi.

Menatap langit-langit kamar yang berwarna hitam dengan aroma maskulin yang masuk ke penciuman, Hweji terdiam. Detik berikutnya ia tercekat, ini bukan kamarku!

Tak sampai di situ, saat Hweji bangun mendudukkan diri, napasnya tertahan di tenggorokan mendapati Kyuhyun tengah berdiri dengan kedua tangan dalam saku menatapnya intens. Kyuhyun sudah rapi dengan kemeja membungkus tubuhnya yang atletis. Pemilihan warna putih membuat kulit pria itu terlihat semakin pucat sekaligus atraktif.

"Tuan muda Cho, k—kenapa aku ada di sini?" tanya Hweji dengan perasaan cemas.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu di luar," jawab Kyuhyun dengan tatapan tak terbaca.

Hweji menunduk, menyembunyikan wajahnya dengan tangan, aku pasti kelelahan sampai tidak bangun, pikirnya.

Sedetik kemudian tatapan Hweji berubah horor melihat pakaiannya sudah berganti menjadi piama kebesaran berwarna hitam. Hweji menelan ludah dengan susah, wajahnya mendongak menatap Kyuhyun.

"K—kemana b—bajuku?"

Kyuhyun mengarahkan pandangannya ke sofa. Di sana Hweji melihat pakaiannya terlipat rapi, menimbulkan banyak pertanyaan baru dalam otaknya.

"S—siapa yang mengganti?" tanya Hweji menggigit bibirnya gelisah. Takut dengan jawaban yang akan ia dengar.

Iris ebony Kyuhyun membesar seiring matanya menyipit tajam. Ia bergerak ke hadapan Hweji, sedikit membungkuk menatap wajah cantik di depannya lekat-lekat. Jemari Kyuhyun terulur menyentuh bibir Hweji, melepaskan gigitan yang seharusnya ia lakukan.

"Siapa lagi? Aku tidak punya pilihan," bisik Kyuhyun seduktif.

Semburat merah muncul di pipi Hweji yang memanas. Hweji meringik penuh penyesalan lantas memukul Kyuhyun menggunakan bantal.

"Aku tidak mengizinkanmu melakukannya, Tuan muda Cho! K—kau benar-benar mesum!" tandasnya kesal.

Kyuhyun mencengkeram kedua tangan Hweji kuat. "Aku bukan somnophilia yang tertarik dengan orang tidak sadar, Hweji. Lagipula—" ujar Kyuhyun memberi jeda, melirik bahu gadis itu yang sedikit terekspos, "aku suka desahanmu."

Mendengar itu wajah Hweji semakin merah padam. Ia melepaskan cengkeraman Kyuhyun di pergelangannya, masih tidak terima tubuhnya telah dilihat oleh seorang pria.

"Bersiaplah segera. Baju sudah disiapkan dan aku akan menunggu di luar," tegas Kyuhyun lalu pergi.

Setelah pintu tertutup Hweji langsung menyentuh dadanya yang berdebar. Kyuhyun benar-benar telah membuat hidupnya yang damai seperti rollercoaster—penuh dengan hal-hal tidak terduga.

Menunggu? Kyuhyun berdecak. Di depan kamar, ia melepas kancing teratasnya yang terasa mencekik. Melihat seorang gadis terbaring di area pribadinya adalah godaan terberat ia sejauh ini.

***

Seorang pria bertopi mengenakan kacamata hitam tampak menaiki eskalator setelah pesawatnya mendarat beberapa saat lalu. Sesampainya di lantai bawah ia mendorong kopernya dan ditangkap pria bersetelan hitam dengan sigap. Di luar bandara, ia menghirup dalam-dalam udara pagi yang segar. Kepergiannya ke Jepang selama 3 bulan membuatnya sedikit rindu Korea.

"Bagaimana perjalananmu, Tuan Lee?" tanya pria bersetelan hitam yang sejak tadi mengekor.

Pria berlengkapkan nama Lee Donghae itu tersenyum simpul melepas kacamata hitamnya, menampakkan wajah tampan dengan raut tenang, tapi memiliki aura kelam yang menakutkan.

My Opiate [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang