Ch 1 - 4 of 5

203 6 0
                                    

4

Lompatan yang paling bodoh, meski bukan yang paling menyakitkan. Aku melakukan teleport ke halaman rumah dan terjerembab ke dalam selokan. Bodoh sekali kan? Kenapa aku tidak melakukan lompatan lebih jauh. Sialan!

Suara jendela kaca yang pecah terdengar kemudian. Aku mendongak dan kulihat kaca jendela kamar lantai dua berhamburan ke udara disusul suara menggelegar dari dalamnya.

Lalu, dari jendela yang hanya menyisakan kerangka menerobos keluar sosok manusia serigala. Tubuhnya melesat di udara, lalu jatuh tepat di depanku dengan suara berdebam keras.

Aku meneguk ludah. Beberapa saat aku bergeming menatap tubuh besar berbulu yang tak bergerak itu. Apakah dia mati? Tubuh itu tak bergerak sama sekali.

Aku tak peduli!

Aku melompat keluar dari dalam selokan. Kakiku terasa berdenyut-denyut di atas kerikil ketika melangkah melintasi halaman rumah. Dan langkahku terhenti. Karena sosok asing di depan pintu rumahku.

Sosok yang diterangi cahaya bulan itu baru saja melangkah keluar dari rumahku dan kini ia berdiri di depan pintu. Sosok itu adalah seorang pria mengenakan celana jins dan t-shirt hitam. Ia berdiri tegak di ambang pintu yang terbuka lebar, tangan kirinya menggenggam sebilah belati berkilau keperakan yang berlumuran darah.

Aku tahu, dia bukan Ayah atau kakakku. Siapa dia?

Aku terdiam di tempatku. Waspada. “Siapa?” tanyaku.

Pria asing itu bergerak, melangkah maju menuju ke arahku. Ketika itu bisa kulihat jelas rambutnya yang berwarna abu-abu tua yang senada dengan warna matanya, kulitnya putih dan dia lumayan tampan.

 Lalu, ia menggerakkan tangannya, melempar sesuatu kepadaku.

Kutangkap benda itu. Sebuah kotak kayu yang kutahu berasal dari kamarku. Aku menautkan alis.

“Haruskah kamu melempar portal ke arah manusia serigala? Apa itu karena kamu tahu aku akan keluar dari sana?” si pria asing berkata.

“Portal … apa?” Aku tidak mengerti.

“Portal ruang waktu,” jawabnya.

Aku semakin tidak mengerti. Portal ruang waktu? Dan dia bilang dia keluar dari ... benda itu? “Kamu ... siapa?”

Pria asing itu mengangkat belati ke udara. “Seseorang yang dibayar untuk melenyapkanmu,” jawabnya.

Aku terkejut saat tiba-tiba belati itu ia hujamkan ke dadaku dan cairan merah merembes keluar dari kulitku. Jadi dia adalah―

Tapi, kenapa seorang pembunuh bayaran antar waktu mau melenyapkanku?

GiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang