10
Siang itu aku akan kembali ke kelas di lantai delapan ketika aku menemukan benda itu. Tergeletak di lantai lift, sebuah buku bersampul hitam bertuliskan Acta dengan sulaman benang perak.
Acta, bahasa Latin dari jurnal atau buku harian. Mungkin milik salah seorang siswa atau guru sekolahku. Kubuka sampul buku, tampak gadget layar sentuh 7 inci di balik sampul itu. Buku harian elektronik. Tidak bisa dibuka. Terkunci dengan kata sandi.
"Milik siapa ini?"
Sebaris kalimat tiba-tiba muncul di permukaan layar.
[NAITO]
Aku mengernyit. "Naito? Siapa Naito?"
Dan, di layar buku harian elektronik itu kalimat-kalimat muncul baris demi baris menjawab pertanyaanku.
[NAITO]
[Siswa Kelas Khusus Anak Berbakat]
[Kelas 12]
[Penyandang nilai terbaik di pelajaran Praktek Ilmiah]"Siswa sekolah ini rupanya. Aku gak kenal, tuh," ujarku. "Seperti apa rupa Naito itu?"
Layar tujuh inci itu lalu mengeluarkan kilau cahaya biru yang berhamburan ke udara. Detik berikutnya cahaya itu menyatu, mewujud dalam bentuk seorang manusia. Sosok hologram itu berdiri di depanku dalam ukurannya yang sebenarnya, pria bertubuh tinggi mengenakan celana jins dan jaket kulit hitam. Rambutnya abu-abu gelap senada dengan warna matanya, kulitnya putih dan ia tampan.
DIA?!
Buku harian elektronik itu jatuh dari tanganku menabrak lantai lift. Bersamaan dengan itu cahaya hologram yang membentuk sosok manusia itu buyar, berhamburan menjadi kepingan kubus biru di udara, lalu jadi titik cahaya dan lenyap.
Aku kenal siapa pria itu!
Pintu lift yang bergeser segera membuat perhatianku teralihkan. Seorang pria muncul dari balik pintu lift itu.
Ia menatapku sekilas, lalu mengambil buku harian elektronik yang tergeletak di lantai lift. "Punyaku," ujarnya singkat.
Ia masuk ke dalam lift dan pintu lift tertutup kembali. Ia menoleh ke arahku yang masih bergeming. "Wajahmu kenapa? Hasil percobaan ilmiah yang gagal? Atau berhasil?" Tampak ia menahan tawa di antara tanyanya.
Aku tak menjawab. Dia tidak mengenalku karena bentukku sedang tidak dalam rupaku yang sebenarnya. Efek apel yang kumakan di rumah kaca sekolah membuatku tidak mirip manusia sekarang. Tidak mirip diriku yang sesungguhnya sama sekali.
Aku berdiri kaku di sebelah pria yang pernah mencoba untuk melenyapkanku. Si pembunuh bayaran antar waktu yang kupikir sudah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gi
FantasySeorang cewek remaja bernama Gi dari keluarga Pemburu Makhluk Fantasi yang juga keturunan Cenayang Kerajaan Korea. Kehidupan remajanya yang penuh petualangan berubah saat sebuah surat datang kepada keluarganya, bahwa ia akan diambil oleh Keluarga Ce...