Rangga duduk bersila diatas sofa lembut di ruang tamunya sambil menghadap ke arah Macbook di depannya, ia sedang mengerjakan makalah yang diberikan oleh prof. Iskandar yang membawakan materi hukum tata Negara. Rangga kemudian mengambil secangkir coklat panas diatas meja, pilihan rangga begitu tepat memilih coklat panas dan sepiring waffle yang dilumuri oleh saus strowbery sebagai sarapan paginya.
Setelah menyerup coklat panas itu ia kemudian kembali menatap ke arah macbook dan membiarkan jari-jarinya sibuk diatas sana." hari ini kau tak ada kuliah?" Tanya wanita yang berdiri di samping Rangga dengan lembut sambil memegang pundak Rangga
Rangga lalu menoleh ke belakang kemudian mendongak untuk melihat wajah wanita tersebut "tidak" rangga kemudian tersenyum lembut
"kau sedang mengerjakan apa?" wanita itu bertanya kepada Rangga walaupun sudah jelas Rangga sedang mengerjakan sebuah makalah.
"aku sedang membuat makalah" Rangga kemudian kembali kearah macbooknya kemudian mematikannya.
"kelihatannya adikku ini sama sekali tidak menyentuh wafflenya" Kak Ani melirik kea rah waffle yg masih utuh di atas meja "apakah kau tidak mau?" ucap kak Ani dengan nada merayu, padahal ia tahu kalau adiknya itu sangat menyukai waffle. Spontan Rangg langsung mengambil piring yang berisi waffle itu lalu melahapnya "tentu saja aku mau" ucap Rangga dengan waffle yang masih ia kunyah. Kak Ani terkekeh geli melihat tingkah laku adiknya. Wanita itu sangat menyayangi adik laki-lakinya itu, walaupun terlihat jelas Rangga tidak suka di manjakan, tetapi jika berhadapan dengan kak Ani Rangga selalu saja memperlihatkan sisi lemahnya, Rangga juga menyayangi kakak perempuannya yang sekarang sudah berkeluarga, dan memiliki seorang putri yang sangat cantik sama seperti ibunya.
"bagaimana hubunganmu dengan Riana?" kak Ani melihat ke arah adiknya
"baik, bahkan terlalu baik untuk dikatakan baik" Rangga kemudian tersenyum lebar
"ya, kakak menyukai Riana dan kakak ingin Riana menjadi adik ipar kakak, kakak harap kau tidak mengulangi kesalahanmu lagi" tukas kak Ani dengan Jelas dan dengan nada sedikit mengancam. Sontak ekspresi Rangga langsung berubah mendengar kalimat yang diutarakan oleh kakaknya. "aku mengerti kak dan aku tau itu adalah kesalahan yang paling fatal yang pernah aku lakukan" Rangga meletakkan piring yang sudah kosong ke atas meja " kalau saja saat itu aku kehilngan Riana karena kelakuan bodohku itu, kakak mungkin tidak akan melihatku sekarang berada di depan kakak" ucap Rangga dengan nada menyesal.
"kau mecintainya?" Kak Ani menatap dengan tanda Tanya dimatanya
"tidak kak, aku tidak mecintainya" jawab Rangga tenang tetapi tak ada tanda jika ia sedang bercanda
Kak Ani mengernyitkan kening "lalu,, kenapa kau tidk inginkehilngan Riana? Apakah kau mempertahankannya hanya karena rasa bersalah? Kau tidak bisa melanjutkan hubungan dengan rasa bersalah, itu adalah dasar yang sangat rapuh" ucap kak Ani memperingatkan Rangga
"tidak kak" Rangga tersnyum lembut mengetahui arti dari kata-kata kak Ani tadi "Aku menyayangi Riana bukan mecintainya" ucap Rangga lalu tersenyum kembali
Kak Ani tersnyum bahagia mendengar ucapan Rangga barusan, Ia kemudian beranjak pergi dari Rangga "kakak akan selalu mendukungmu" kak Ani mengelus kepala Rangga lalu berjalan ke arah anaknya yg sedang menghamburkan seluruh mainannya di laintai.
"knp kau tidak mnelpon Riana?" Tanya kak Ani dari kejauhan yg sedang berusaha membereskan mainan anaknya, walaupun kemudian mainan tresbut di lemparkan lagi oleh anaknya.
" mana mungkin aku menghubunginya sekarang kak? Dia pasti masih di sekolah" jelas Rangga
"oh iya kakak hampir lupa kalau pacarmu itu siswi kls 3 SMA" kak Ani tertawa mengejek
YOU ARE READING
Let Your Heart Choose
RomanceCerita lama baru di posting,,, pilihan gaya bahasanya juga masih alay,, hehehe