Part 5

26 3 0
                                    

Riana melirik kearah ponselnya yang diletakkan dimeja kecil disamping ranjang mamanya, malam tadi Riana tidur dengan mamanya, dia menemani mamanya yang mungkin sedang merasa kesepian, sudah sejak 2 tahun yang lalu papa Riana meninggal dunia, dan mama Riana tidak pernah ingin menikah lagi. Mama Riana sangat mencintai almarhum papa Riana.

"selamat pagi sayang" mama Riana muncul dari pintu kemudian mengecup kening Riana penuh kehangatan kemudian tersenyum. Senyum yang indah yang sekarang diwarisi oleh Riana.

"selamat pagi ma" Riana membalas senyum mamanya

"tadi sebelum mama keluar dari kamar ponselmu berdering" mama Riana memberitahu kepada Riana

"ah benarkah ma," Riana kemudian menyambar ponsel diatas meja kecil itu.

selamat pagi permata hatiku, aku menyayangimu

pesan dari Rangga membuat Riana langsung memasang senyum yang sangat indah itu. Mama Riana memperhatikan Riana lalu tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya itu kemudian berjalan keluar kamar. Membiarkan Riana dengan ponsel dan senyum yang terlukis di wajahnya.

Selamat pagi sayang, aku juga menyayangimu

Riana kemudian membalas pesan singkat dari Rangga lalu ia mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah semuanya beres Riana lalu menuju ke ruang makan.

"selamat pagi semua" Riana menyapa seluruh keluarga yang ada di ruang makan,merekapun membalas Riana dengan senyum. Keluarga Riana sangat menyayangi Riana karena Riana satu-satunya keturunan wanita di keluarga mereka, sepupu-sepupu Riana semua adalah laki-laki, oleh karena itu Riana sangat diistimewakan termasuk juga oleh sepupu-sepupunya yang sudah menganggap Riana sebagai saudara kandung mereka yang harus mereka jaga. Tidak ada rasa saling cemburu di dalam keluarga itu, tidak seperti keluarga kaya pada umumnya yang selalu memperebutkan warisan. Di keluarga Riana tidak pernah memandang harta, tetapi kasih sayang yang terus terangkat oleh keluarga itu, hal itu juga yang menjadikan keluarga tersebut sangat kaya raya, kekompakan yang begitu erat dan tidak saling menjatuhkan antara keluarga.

"selamat pagi cucuku" sapa kakek Riana, kepala rumah tangga di rumah itu.

Riana kemudian mengecup pipi kakeknya dan duduk disamping mamanya yang sedang menyiapkan makanan dipiring Riana.

"duduklah Riana" terdengar suara Risal mempersilahkan adik kecilnya untuk duduk. Risal adalah salah satu dari sepupu Riana yang sangat menyayangi Riana, Risal adalah anak tertua di keluarga tersebut dan dia seumuran dengan Rangga. Risal juga sudah mengetahui perihal Rangga yang sekarang menjadi kekasih Riana. Tidak dapat ditutupi lagi jika Riana telah memiliki seorang kekasih, bahkan kakek Riana juga tidak melarang cucunya untuk berpacaran selama cucunya tidak melanggar peraturan yang telah disepakati dan juga Rangga tidak menyakiti cucu tersayangnya itu.

"iya jagoan' Riana kemudian duduk dan menyantap makanannya.

"hari ini kau tak usah mengendarai kendaraanmu sendiri" ucap Risal dengan nada menyeru.

" kenapa begitu" Riana mengernyitkan keningnya dengan memasang tatapan curiga akan kebebasannya untuk mengendarai mobil padahal umurnya sudah 17 tahun dan dia telah mempunyai SIM.

"jangan memasang wajah seperti itu Riana, Hari ini aku tidak ada kegiatan, dan biarkan aku yang mengantar jemputmu hari ini" Risal menjelaskan seakan tau apa yang sedang dipikirkan oleh Riana.

"baiklah' Riana tersenyum mendengar ucapan kakaknya itu lalu menghabiskan sarapannya.

Setelah selesai sarapan Riana pun berangkat ke sekolah dengan diantarkan oleh Risal, selang beberapa waktu kemudian mereka sampai di sekolah Riana. kemudian Riana turun dari mobil diikuti oleh Risal.

"terimah kasih kak" Riana mengecup pipi kakak sepupunya itu.

"ya sayang" kemudian mengelus rambut Riana dengan lembut, menunjukkan rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya.

Risal lalu masuk ke dalam mobilnya dan melambaikan tangan kepada Riana " kakak akan menjemputmu setelah pulang" kemudian melajukan mobilnya meninggalkan areal sekolah Riana.

"siapa dia?" tiba-tiba terdengar suara yang ternyata milik sosok yang sedari tadi memperhatikan Riana. Tentu saja Riana kaget dan segera membalikkan badan ke arak sosok tersebut. "kau begitu mesra dengannya siapa dia?" terdapat nada yang menujukkan bahwa sosok tersebut sangat cemburu.

Riana mendongak kemudian menjawab "dia kakak sepupuku, ada apa Daniel?" Tanya Riana memastikan

" oh tidak, aku hanya..." tatapan Daniel yang sedari tadi tajam berubah manjadi tatapan yang memancarkan rasa malu

"hanya apa? Kau cemburu" Tanya Riana kemudian terkekeh

" ya itu benar" nada suara Daniel melembut

" sudahlah mari kita ke kelas" ajak Riana kepada Daniel tanpa menyadari arti kata-kata Daniel.

Mereka kemudian terdiam sampai menuju ke ruang kelas yang masih sepi, lalu mereka duduk bersama tanpa ada satupun suara.

"Riana" ucap Daniel memecah keheningan

" ada apa?" jawab Riana sedikit gugup merasa ada yang aneh dari Daniel.

Daniel lalu menatap tajam kearah Riana dan membalikkan tubuh Riana kearahnya lalu memegang kedua tangan Riana, sontak Riana langsung kaget sekaligus bingung atas perbuatan Daniel tersebut.

"Riana aku mencintaimu" ucap Daniel dengan penuh kelembutan, mata biru itu menatap tajam kearah Riana terdapat ketulusan disana.

Mendengar pernyataan dari Daniel, Riana terasa membeku dan tak bisa bergerak, dia tak bisa mengatakan apa-apa.

"Riana sudah lama aku memendam rasa ini terhadapmu, bahkan sebelum kau mengenal Rangga, aku sudah mencintaimu lebih dulu" ucap Daniel

Badan Riana terasa kaku, sangat-sangat kaku "a..aku"

"Riana tolong beri aku kesempatan aku sangat mecintaimu, biarkan aku menjadikanmu sebagai permata hatiku" ucap Daniel serius

" Tidak... Daniel" riana melepaskan tangan Daniel "aku mencintai orang lain, dan aku sangat mecintainya dan kau tau itu Daniel" Suara Riana mulai mengeras.

"ya aku tau,, orang itu Rangga, orang yang begitu jauh darimu, tidakkah kau bisa melihatku Riana? aku yang selalu ada di dekatmu, yang selalu bersamamu, tidak seperti Rangga yang begitu jauh darimu" ucap Daniel dengan sangat lantang.

" cukup Daniel aku mencintai Rangga, aku menyayanginya tak akan ada yang bisa menggantikan dia Daniel" suara Riana terdengar serak matanya berkaca-kaca.

" dengarkan aku Riana, Rangga tidak pantas untukmu, tidakkah kau ingat terakhir kali dia menyelingkuhimu dengan 2 wanita bersamaan?" Daniel mencoba meyakinkan Riana.

"kau tak berhak menilai Rangga seperti itu Daniel, dia.. dia hanya.." tangisan Riana mulai pecah

"hanya apa Riana? Hanya ingin menyakitimu?" Daniel dengan suara meremehkan " Riana lupakan Rangga, dia tak berhak memilikimu, akulah yg berhak, aku yang mecintaimu lalu kemudian dia merebutmu dariku" Daniel kembali berkeras.

"tidak Daniel, Rangga tak pernah merebutku darimu, kami memang sudah ditakdirkan untuk bersama, aku yang menyerahkan hatiku kepada Rangga, dan perihal Rangga pernah berselingkuh itu hanyalah masa lalu aku telah melupakannya, dan sekarang yang aku miliki adalah Rangga yang menyayangiku labih dari apa yg kau rasakan padaku." Riana kemudian mengambil tasnya dan berjalan munuju pintu dengan air mata mengalir dipipinya.

"Riana" Daniel memeluk Riana dari belakang "aku mencitaimu, tidakkah kau bisa melupakan Rangga dan kembali kepadaku?" suara Daniel melemah, matanya mulai berkaca-kaca.

"maafkan aku Rangga, aku tidak bisa, Hatiku telah dimiliki oleg Rangga sepenuhnya, dan hanya Rangga, bukan kau Daniel" Riana lalu melepaskan diri dari Daniel dan pergi, Riana lalu menelpon Risal dan menyuruh untuk menjemputnya. Sementara Daniel mendapati dirinya membeku seperti hatinya telah tersambar petir, kata-kata Riana yang terakhir begitu mengahancurkan hati Daniel. " Riana jika kau bisa merasakan jantung ini berdetak untukmu" ucap Daniel pelan, terlihat air mata menetes dari sudut matanya.

*****

Let Your Heart ChooseWhere stories live. Discover now