Part 9

15 3 0
                                    

Riana melespaskan baju mandinya kemudian menuju ke arah bathub yang sudah terisi dengan air hangat, lalu kemudian ia menenggelamkan dirinya kedalam air hangat tersebut. Riana begitu lelah seharian berpegian dengan Daniel dan sekarang seluruh badannya butuh di rilekskan. Seluruh sudut kamar mandi dipenuhi
dengan aroma mawar yg sangat harum membuat Riana hampir tertidur di dalam bathub. Setelah selesai Riana kemudian mengambil baju mandinya lalu duduk di tepi ranjang sambil mengotak-atik ponselnya mengecek apakah ada pesan atau mungkin panggilan tak terjawab, dan dugaannya memang tepat ada 13 panggilan tak terjawab dan 6 pesan diponselnya, Riana tersenyum melihat nama yang terpampang di ponselnya semua panggilan dan pesan yg masuk adalah dari Rangga, lelaki itu benar-benar tidak sabaran.kemudian ponsel Riana kembali berdering itu panggilan dari Rangga, cepat-cepat Riana mengangkat telpon tersebut sebelum Rangga mengeluarkan asap dari telinganya.

" hebat ya di telpon tetapi tidak diangkat, dari mana saja kau?" Rangga sudah menyemprotkan kata-kata mutiaranya sebelum Riana menyapanya, Rangga terdengar begitu kesal.

Riana terkekeh mendengar kekasihnya penuh yang kesal itu "aku baru saja selesai mandi sayang, dan aku hampir tertidur di dalam kamar mandi" Riana kemudian tersenyum.

"oh astaga tidakkah kau tau aku sangat menghawatirkanmu, untung saja mamamu tadi memberitahuku kalau kau ada di kamar" ucap Rangga kesal.

"mama? Apakah kau baru saja menghubungi mamaku?" Riana tak dapat menahan tawanya.

" apa yang lucu Riana? Ini sama sekali tidak lucu" tukas Rangga memperingatkan

"iya sayang.. iya maafkan aku" Riana menghentikan tawanya dan berusaha menenangkan Rangga

Rangga menghelas napas ia sangat tidak bisa marah begitu lama pada Riana, gadis itu telah menguasai diri Rangga sepenuhnya "Aku hanya tidak ingin kehilangan permataku" Rangga mengucapkan kalimat tersebut dengan penuh rasa sayang dan memiliki, seakan mengatakan bahwa Riana adalah miliknya, hanya miliknya.

"aku tau sayang, dan sekarang kau boleh lega karena sekarang aku baik-baik saja," Riana tersenyum " kalau begitu bisakah kau menunggu sebentar?"

" kau mau kemana lagi Riana? Aku sudah menunggumu sejak tadi dan sekarang kau mneyuruhku untuk menunggu lagi?" geram Rangga

"tenanglah sayang, aku hanya ingin memakai pakaiannku, tentu kau tidak akan membiarkanku tidur dengan pakaian mandi yg basah bukan?" Riana kembali menenangkan Rangga.

"ya" Rangga kembali menghela napas. Sesaat kemudian Riana telah lengkap dengan baju tidurnya dan berbaring diatas ranjang yang terasa begitu empuk, terasa sangat nyaman membaringkan tubuh yang kelelahan diatas ranjang tersebut.

"sayang" ucap Riana dengan lembut

" ya sayang" ucap Rangga tak kalah lembutnya, sepertinya amarah Rangga yang tadinya menggebu-gebu telah hilang.

"aku merindukanmu" rayu Riana

"aku juga merindukanmu sayang" ucap Rangga dengn penuh kehangatan. Riana tersenyum, tampak begitu bahagia di balik raut wajahnya tersebut. "bisakah kita tidur sekarang? Aku sangat lelah" ucap Riana setengah menguap.

"baiklah sayang tapi sebelum itu biarkan aku mengatakan sesuatu" Rangga setengah berbisik

" katakan saja sayang" ucap Riana sambil memejamkan matanya.

"aku menyayangimu Riana, selamat tidur gadis kecilku, selamat tidur permata hatiku, jangan tinggalkan aku Riana" ucap Rangga dengan begitu lembut yg seakan-akan merasuk ketulang Riana. Kalimat itu kalimat terakhir yang Riana dengar hingga akhirnya ia terlelap dalam tidurnya dengan ponsel yg masih menempel di telinganya.

Let Your Heart ChooseWhere stories live. Discover now