"Siapa suruh masuk sekolah telat neng" terdengar nada sinis dari pak Milo a.k.a satpam edan.
"Gak tau pak mungkin udah takdir saya telat terus, saya traktir deh bapak kalau mau bukain pager sialan ini" kataku sambil menghardik pagar sekolah.
Gila bener nih susu Milo, sinis banget sih jadi satpam tuh kumis ganggu pagiku aja pengen deh rasanya narik tuh kumis yang ketebalannya mencapai sepuluh centimeter. Oh iya, kenalin namaku Nay, kepanjangannya Naaaaaaaayy, hehe. Enggak deng canda.
Naysaroh Putri, itu namaku. Jangan simpulkan bahwa aku orang kampung, itu sangat jauh dengan keadaanku sekarang. Nama boleh kampungan tapi orangnya jangan. Kenapa namaku Naysaroh Putri, karena keluargaku dari keraton gitulah, aku juga gak ngerti silsilahnya.
Emak and Bapakku berasal dari Jawa keraton, Omaku berasal dari Jerman dan mukanya campuran Pakistan-Jerman. Gak jelas emang.
Dan disini aku yang kena semprotnya, mukaku abstrak Jawa-Jerman, tinggi, berkulit putih, hidung mancung, mata berwarna coklat tua, alis tebal sebenarnya wajahku lebih berdominam ke bule-bulean. Kalau sang Eyang legendaris a.k.a kakekku memang jawa asli."Pak Milo yang ganteng tapi hoax, izinkan adinda masuk" ucapku merayu Pak Milo, sambil mengedipkan kedua mataku.
"Kamu gak ada sopan-sopannya, saya gak akan bukain pager ini" putus Pak Milo. Arrgghh...dasar susu Milo, nyokapnya ngidam apa sih kok dikasih nama susu Milo kenapa gak sekalian Prenag*n, kusumpah serapahkan pak satpam edan ini.
"Yaudah deh, saya numpang manjat tembok ya pak" ucapku.
"Buat?" Tanya Pak Milo. Njir satpam edan ini kepo amat sih, gerutuku kesal.
"Pengen ngerokok pak dengan suasana berbeda" jawabku jujur dan santai.
Sedangkan sang tukang susu eh salah..sang satpam edan hanya melongo tak percaya.Aku mah bodo amat dengan wajah kagetnya. Langsung kupanjat tembok dan mengeluarkan sebungkus rokok.
"Nay!" Ucap seseorang tegas.
"Hm" jawabku masih memunggungi orang yang memanggil dan asik menghisap rokok yang sudah kusulut dengan api.
"Ikut keruang BP, SEKARANG!" perintah guru piket a.k.a Bu Kiras.
"Iya, bentar dulu gue pengen habisin nih rokok" ujarku santai, dibawa woles mamen.
"Tak ada kata 'nanti', sekarang pokoknya harus" ucapnya dengan amarah meletup-letup.
"Iya" ucapku pasrah. Aku masuk sekolah melewati tembok sekolah yang sering kupanjat.
Kulangsung mengikutinya keruang BP. Dipejalanan keruang BP aku masih menghisap rokokku, sayang kalau gak dihabisin masih tanggung.- ruang BP -
"Kamu tau kesalahan kamu apa?" Tanya Bu Kiras.
"Gak" ucapku santai. Nih guru kerjaannya marah mulu, emang situ gak pernah muda?. Gerutuku dalam hati.
"Kamu telat masuk sekolah dan kamu ngerokok" ujar Bu Kiras.
"Terus?" Tanyaku sambil menghembuskan rokokku, hahaha jarangkan ada murid sekonyol diriku ngerokok diruang BP dan disepanjang koridor sekolah.
"Kamu di D.O , ini surat dari KepSek kasih ke orang tua kamu" jawab Bu Kiras.
" oke deh bu" balasku riang.
Aku langsung keluar dari ruang BP dan membuang putung rokok.~
"Mamaaa" teriakku.
"Ini surat dari sekolah" teriakku lagi.
Mama menghampiriku "di D.O lagi?" Tanya mama-Nera-.
"Tuh mama tau" jawabku santai, aku menyalami mamaku lalu duduk di aofa ruang keluarga.

KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker
Teen FictionGadis trouble yang menjalani hari-harinya dengan membuat onar di sepenjuru sekolah. Sampai ketika, dia bertemu laki-laki yang membuatnya berubah. "Kenapa di saat gue udah berubah, lo malah kembali seenak jidat lo. Dan gue ucapkan selamat karena lo '...