Chapter 3

112 6 0
                                    

Sebelum baca vote dulu yaa..

Happy Reading..

~

"Satu kata buat lo dek" bisik Kak Lean.

Mampus nih orang ngapain segala bisik-bisik udah kayak setan aja bisik-bisik hasutan, mana fans nya banyak banget lagi ngeliat gue sinis, apa kata orang nanti tapi bodo amatlah, tapi kalo gue dilabrak gimana terus gue diseret dibawa kesemak-semak terus entar gue dimutilasi lalu diceburin di empang belakang kan gak asik banget, pikiranku ngelantur kemana-mana.

"SUE' " ucap Kak Lean lagi.

"Dasar Kakak edan, sarap, sinting, gila, miring, sok ganteng, sok kenal, sok asik, intinya lo SKSD, dah sana lo pergi eneg gue liat muka naber lo" hardikku. Rasain lo Kak, terima balasanku.

Kak Lean menggerutu kesal lalu pergi dari kantin karena kuhardik dia didepan fans nya, dan habis ini mungkin aku yang terkena dampaknya, muka-muka garang diberikan olehku karena telah menghardik idolanya yang tak lain bernotabe Kakakku.

"Nay lo kenapa?" Tanya Fey.

"Gapapa, tadi ada kakak kelas SKSD gitu, risih gue liatnya" jawabku bohong.

"Oh, nih bakso sama minuman lo sorry lama ngantri" jawabnya.

"Selow"

"Udin mana?" Tanyaku.

"Udin?" Fey menatapku heran.

"Panggilan baru buat Dino" kataku, dan berapa detik kemudian tawa Fey pecah seketika.

"Tadi dia ngumpul sama anak populer atau most wanted biasa perkumpulan CoGan" jawabnya.

Aku memutar bola mataku jengah.

~

Kriiiiingg.. kriing..

Bel berbunyi, menandakan saatnya pulang. Tinggal aku sendiri yang disini..dikelas.
Tadi Fey sempat mengajakku pulang bareng, tapi karena aku pengen emmhh...biasalah nongkrong, aku menolak ajakannya. Aku takut Fey sepertiku, aku tidak ingin temanku mengikuti jalan yang tidak benar sepertiku cukup aku saja dan aku tak akan membawa orang apalagi menghasut, aku tak sekejam itu. Sedangkan Kak Lean tak bisa mengantarkanku pulang karena ini jadwal les dia dan waktunya juga sudah mepet jadi gini nasibku.

Saat aku berjalan di koridor, aku dihadang oleh tujuh gadis bertubuh sok sexy dan sok cantik, dengan make up nya yang ketebalannya bisa diukur oleh penggaris.

Satu pandanganku terhadap wanita toge-togean didepanku ini, yaitu MENOR. Bahkan bisa dibilang mirip ondel-ondel malah kataku cantikkan ondel-ondel daripada mereka yang ada didepanku sekarang.

"Heh lo anak baru!" ucapnya kasar, seet dah ngomong pake kuah muncrat nih.

"Iya ada apa? Maaf saya tidak mengenal anda sekalian dan saya ingin lewat, permisi oh iya dan satu hal lagi ngomong jangan pake kuah" cibirku di akhir kata.

Mukanya merah padam, sepertinya menahan marah.

"Songong banget lo jadi anak baru, perlu ditindas kali yaa. Biar lo pindah dari sekolah ini dan sekolah ini hanya untuk anak Konglomerat seperti kita bukan kayak lo nama kampungan jijiw eww..pasti masuk sini juga hutang sana sini, keluarga miskin kayak lo mah gak pantes, muka lo lumayan juga tapi gue akan menghancurkannya seketika biar lo tambah mengenaskan!!" Teriak cibirannya. Widihh sepertinya mereka yang di bilang kak Lean deh 'Geng Valak'.

Aku benci dengan orang yang menjelek-jelekkan keluargaku didepanku, amarahku meletup-letup sudah diluar batas kemampuan menahan diri.

"LO JANGAN PERNAH BAWA NAMA KELUARGA GUE" ucapku dengan penuh tekanan.

TroubleMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang